LEMBATA,SELATANINDONESIA.COM – Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur melakukan kunjungan kerja di Desa Dikesare, Kecamatan Ile Ape pada Senin (24/2/2020). Bupati Sunur ingin melihat langsung kegiatan pengembangan destinasi wisata berbasis desa mandiri oleh pemerintah desa dan masyarakat di sepanjang teluk Lewolein.
Kesempatan itu, Bupati Sunur membagi ilmu kepada aparat desa dan masyarakat tentang pengembangan desa berbasis pariwisata. Dikataknnya, ketika suatu daerah memiliki potensi wisata dengan keunikan-keunikannya maka berpotensi dikembangkan menjadi produk wisata oleh pemerintah.
“Strategis dan uniknya desa Dikesare selain menjadi tempat persinggahan masyarakat antar wilayah dan menjadi tempat transit untuk ke tempat wisata lainnya seperti ke Jontona, Ile Lewotolok, Balauring, Wade dan Bean, tetapi juga memiliki wisata pantai yang indah dengan hamparan pasir putih yang terbentang disepanjang teluk Lewolein. Ditambah lagi dengan banyak warga masyarakat yang menjajakan pangan lokal pada lapak-lapak disepanjang pinggir jalan dan pantai, ini yang membuat Dikesare menjadi unik,” tuturnya.
Ketua Golkar Kabupaten Lembata ini mengatakan, desa Dikesare yang menjadi bagian dari simpul pengembangan dan penataan pariwisata Lembata perlu mendapat perhatian secara intens dan maksimal dari pemeritah desa untuk terus menata pantai Lewolein sehingga berkembang menjadi salah satu desa wisata produktif di daerah ini.
Bupati Sunur juga memberi apresiasi kepada Kepala Desa Dikesare karena telah melakukan langkah inovatif. Pasalnya, dari sisi kebijakan, Kepala Desa mengintervensikan pengelolaan pariwisata desa lewat dan melalui jasa BUMDes. Menurut dia, hal itu pasti melalui proses perencanaan yang matang sehingga Dikesare yang dulu jauh berbeda dengan sekarang yang semakin maju.
“Pemerintah desa bersama BUMDES jangan lengah dengan Dikesare yang ada. Harus terus berbenah dengan tetap merencanakan secara baik dari sisi peletakan aset rumahnya, letak kulinernya, cara mengelola bahan makanan, kebersihan, tata letak toilet, fasilitas dan kelengkapan rekreasi laut, tempat parkir kendaraan dan pintu masuk perlu diperhatikan,” katanya.
Kepala Desa Dikesare Eustakius Suban ketika ditemui SelatanIndonesia.com usai kegiatan mengatakan, sudah dua tahun pemerintah desa fokus dan konsentrasi membangun wisata pantai dengan menggunakan alokasi anggaran dari dana desa.
“Saya akan terus berusaha untuk membenahi semua kekurangan yang ada dari semua aspek. Sehingga komitmen ini menjadi bagian dalam menata dan mengelola desa. Setiap waktu selalu ada peningkatan dari sisi pengunjung. Kami sebagai pemerintah desa dan juga BUMDes sebagai lembaga pengelola berambisi menjadikan teluk Lewolein ini sebagai wahana pariwisata yang populer di NTT,” ujar Kades Suban penuh optimis.* Teddi Lagamaking
Editor: Laurens Leba Tukan