GESER UNTUK LANJUT MEMBACA
Gubernur NTT Pemerintah Propinsi NTT Pendidikan
Beranda / Pendidikan / Tiga Batu Tungku yang Menyala di Maumere: Melki Laka Lena dan Api Baru Pendidikan NTT”

Tiga Batu Tungku yang Menyala di Maumere: Melki Laka Lena dan Api Baru Pendidikan NTT”

Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena didampingi Kadis Pendidikan Provinsi NTT, Ambrosius Kodo ketika disambut di SMA Negeri 1 Maumere, Kabupaten Sikka, Jumat (24/10/2025). Foto: Meldo

MAUMERE,SELATANINDONESIA.COM — Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Emanuel Melkiades Laka Lena menegaskan pentingnya membangun kembali sinergi antara keluarga, sekolah, dan masyarakat sebagai “tiga batu tungku” yang menjadi fondasi utama peningkatan mutu pendidikan di daerah itu.

Pesan tersebut disampaikan Gubernur Melki saat berdialog dengan 51 kepala SMA, SMK, dan SLB, serta para ketua OSIS se-Kabupaten Sikka di Aula SMA Negeri 1 Maumere, Jumat (24/10/2025). Pertemuan bertema “Ayo Bangun NTT dari Sekolah” itu menjadi ruang berbagi ide, menyerap aspirasi, dan menguatkan arah pembangunan pendidikan menengah di NTT.

“Pendidikan di NTT belum baik-baik saja. Karena itu, kita perlu menyalakan kembali tiga batu tungku pendidikan: sekolah, keluarga, dan masyarakat. Ketiganya harus bersinergi agar pendidikan kita unggul secara akademik, berakar pada moral, dan berjiwa wirausaha,” ujar Gubernur Melki.

Ia mengatakan, Pemerintah Provinsi tengah menyiapkan Peraturan Gubernur (Pergub) untuk memastikan sinergi tiga unsur pendidikan itu berjalan nyata di lapangan. Menurut dia, sekolah tidak bisa berjalan sendiri tanpa dukungan keluarga dan lingkungan sekitar.

“Banyak anak kehilangan pendampingan di rumah. Peran keluarga dalam menanamkan nilai, membentuk karakter, dan memberi dukungan moral sangat penting,” katanya.

Melki Laka Lena di Panggung Wisuda UNIPA: Menanam Nilai, Menyemai Masa Depan Flores

Pendidikan yang Menyentuh Akal dan Hati

Dalam pandangan Gubernur Melki, pendidikan sejati tidak berhenti pada kemampuan akademik semata, melainkan harus menumbuhkan karakter dan semangat kemandirian. Ia menekankan pentingnya pendekatan holistik menggabungkan aspek pengetahuan, moral, dan kewirausahaan.

“Sekolah, keluarga, dan masyarakat punya porsi masing-masing. Sekolah mengasah pengetahuan dan keterampilan, keluarga menanamkan nilai dan karakter, sementara masyarakat memberi ruang praktik dan pengalaman nyata,” tuturnya.

Ia juga mengingatkan agar semangat gotong royong dan kebersamaan terus dijaga di lingkungan pendidikan. “Gotong royong adalah roh Pancasila. Dunia pendidikan harus tumbuh dari semangat saling bantu, baku tambah, dan baku dukung,” ucapnya.

Mendorong Sekolah Berinovasi

Satu Nama, Seribu Harapan: Restu di Panggung Musda HIPMI NTT

Dalam kesempatan itu, Gubernur Melki mengapresiasi para kepala sekolah dan guru yang telah mengembangkan berbagai inovasi pembelajaran. Ia menilai, keberhasilan pendidikan bukan semata ditentukan oleh fasilitas, melainkan oleh kemampuan guru menjadi inspirasi bagi peserta didik.

“Guru bukan hanya pengajar, tetapi penuntun. Tugasnya tidak sekadar memberi nilai, tetapi menyalakan semangat belajar,” katanya.

Sebagai bagian dari kolaborasi antara dunia pendidikan dan ekonomi daerah, Pemerintah Provinsi NTT juga mendorong program One Vocational School One Product (OVOP)—pengembangan dari gerakan One Village One Product.

Gubernur memberi apresiasi khusus kepada SMK Lela yang telah mengembangkan konsep One Class One Product dengan hasil karya seperti kerajinan daur ulang dan minyak penenang alami buatan siswa. “Inovasi seperti ini yang ingin kita hidupkan di setiap sekolah, agar anak-anak kita belajar berpikir kreatif sekaligus produktif,” ujarnya.

Dialog Terbuka dengan Generasi Muda

Ketika HAM Menyapa Nggongi: Umbu Rudi Kabunang dan Gerakan dari Selatan Sumba

Audiensi diakhiri dengan sesi dialog interaktif antara Gubernur dan para siswa. Sejumlah ketua OSIS tampak antusias menyampaikan gagasan dan aspirasi mereka tentang masa depan pendidikan di NTT.

Melki menyambut semua masukan dengan terbuka. Ia menilai, keterlibatan siswa penting agar kebijakan pendidikan tidak berjalan sepihak. “Anak-anak muda harus berani bersuara. Pemerintah hadir untuk mendengar dan mendampingi,” tegasnya.

Di penghujung acara, Gubernur kembali menegaskan pesan utamanya: jika tiga batu tungku pendidikan menyala bersama, NTT akan melahirkan generasi yang cerdas, tangguh, dan berkarakter.*/Oan Wutun/Laurens Leba Tukan

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Advertisement
× Advertisement