JAKARTA,SELATANINDONESIA.COM – Kabupaten Sumba Timur resmi dinyatakan sebagai daerah bebas Frambusia, penyakit kulit kronis menular yang selama ini menjadi masalah kesehatan masyarakat di wilayah-wilayah tropis. Penetapan itu disampaikan Kementerian Kesehatan RI setelah melalui proses panjang eradikasi sejak 2024.
Dalam sebuah acara resmi di Jakarta, Kamis (20/8/2025), Wakil Menteri Kesehatan Republik Indonesia dr. Dante Saksono Harbuwono, Sp. PD., Ph.D menyerahkan langsung Sertifikat Bebas Frambusia kepada Wakil Bupati Sumba Timur, Yonathan Hani, S.Kom., M.Ap. Sertifikat ini menjadi pengakuan resmi pemerintah pusat atas keberhasilan Sumba Timur dalam mengatasi penyakit yang di kalangan masyarakat Sumba dikenal dengan sebutan “Kata”.
Frambusia, yang juga dikenal dengan istilah patek, puru, atau koreng, merupakan penyakit kulit menular akibat kontak langsung dengan penderita. Penyakit ini termasuk kategori penyakit tropis terabaikan (Neglected Tropical Diseases/NTDs). Di sejumlah daerah, frambusia masih menjadi tantangan kesehatan serius sehingga penanggulangannya membutuhkan upaya berkelanjutan, efektif, dan lintas sektor.
Wakil Menkes Dante menegaskan, keberhasilan Sumba Timur menunjukkan hasil nyata dari kerja keras pemerintah daerah, tenaga kesehatan, hingga partisipasi masyarakat. “Pencapaian ini harus menjadi inspirasi bagi kabupaten lain. Eliminasi penyakit menular hanya bisa terwujud bila ada sinergi bersama,” ujarnya.
Wakil Bupati Sumba Timur, Yonathan Hani, menyebut pencapaian ini sebagai buah dari komitmen bersama. “Kami berterima kasih kepada tenaga kesehatan dan seluruh masyarakat yang berperan aktif. Sertifikat ini bukan akhir, tetapi awal untuk menjaga agar frambusia tidak kembali,” katanya.
Dalam acara tersebut turut hadir Wakil Ketua TP PKK Kabupaten Sumba Timur, Audrey Jiwa Jenni Kepala Dinas Kesehatan, Rambu M.R.K.U. Djima, SF, M.AP Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, serta Tim Dinas Kesehatan Sumba Timur yang selama ini menjadi ujung tombak eradikasi frambusia.
Kementerian Kesehatan berharap eliminasi frambusia di Sumba Timur menjadi titik balik upaya pengendalian penyakit tropis terabaikan di Indonesia.*/ProtokolST/Laurens Leba Tukan



Komentar