KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Â Sobe Sonbai adalah Raja yang sangat berpengaruh di wilayah Timor Barat pada zaman dahulu. Ia dalah Kaisar Kerajaan Oenam di Kauniki. Sejarah mencatatnya sebagai Raja yang hingga akhir hayatnya tidak pernah sekalipun menandatangani perjanjian takluk kepada Belanda.
Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat minta agar keluarga Saubaki – Sonbai meneruskan karya dan perjuangan dari Sobe Sonbai dengan cara rajin dan semangat bekerja. Bahkan, Gubernur Laiskodat mengatakan, jika ada lahan yang saat ini tidak digarap maka harus segera dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat.
“Jika ada lahan kosong milik keluarga, harus dimanfaatkan secara maksimal. Lapor ke pemerintah, lahannya dimana, luasnya berapa, mau tanam apa, berapa banyak tenaga kerja yang terlibat, semuanya dilaporkan agar pemerintah masuk dengan bantuan. Jangan kita berbangga karena garis keturunan, tetapi berbanggalah karena keturunan Sonbai memiliki lahan pertanian yang luas, ternak yang berkualitas, kehidupan yang lebih sejahtera, karena saat ini bentuk perjuangannya sudah berbeda,” sebut Gubernur Laiskodat ketika bertatap muka dengan keluarga besar Saubaki – Sonbai di Ruang Kerjanya, Selasa (21/07/2020).
Dalam keterangan tertulis yang diterima dari Sam Babys, staf humas Setda NTT disebutkan, kedatangan rombongan Saubaki – Sonbai itu dalam mempersiapkan perayaan 98 tahun Raja Sobe Sonbai pada tanggal 22 Agustus 2020 mendatang. Gubernur Laiskodat berpesan agar dibuatkan narasi yang baik berkaitan dengan sejarah Sonbai.
Gubernur Laiskodat mengatakan, tantangan sudah pasti ada, oleh karena itu data yang disiapkan juga harus lengkap. , selain itu harus dilakukan riset secara serius. Menurutnya Narasi yang nanti dibuat harus menjadi propaganda budaya, agar mampu merangsang orang lain untuk datang melihat secara langsung.
“Kebenaran sebuah narasi ditentukan oleh seberapa banyak orang mengakui narasi itu. Buatlah sebaik mungkin, karena orang hidup itu harus bisa bernarasi,” pesan Gubernur.
Gubernur Laiskodat menegaskan, kehadiran pemerintah bukan untuk merampas hak rakyat, tetapi untuk menghadirkan kesejahteraan bagi masyarakat. Ditegaskan, dibawah pemerintahannya saat ini rakyat harus bertumbuh, baik dalam aspek sosial maupun ekonomi.
Dikatakannya, saat ini Provinsi NTT menempati urutan tiga besar Provinsi dengan tingkat kemiskinan tertinggi, angka stuntingnya juga masih sangat tinggi, begitu juga dengan IPMnya. Oleh karena itu, saat ini pemerintah dituntut harus kerja ekstra agar rakyat NTT bisa bertumbuh tingkat kesejahteraannya.
“Untuk mencapai hal diatas, dibutuhkan pemimpin yang cerdas, berani dan peduli terhadap rakyatnya,” ujar Gubernur.
Gubernur Laiskodat juga mengatakan bahwa semenjak dirinya dipercaya untuk memimpin Provinsi ini, salah satu sumber pendapatan daerah dari sewa alat berat dihapusnya. Hal ini menurutnya agar masyarakat tidak dibebankan lagi dengan hal seperti ini.
“Sepanjang mereka mau bekerja untuk kesejahteraannya, pemerintah seharusnya membantu, bukan menambah beban rakyat. Dan bantuan yang diberikan oleh pemerintah dapat berupa bibit, alat berat, maupun sistem pengairan. Tidak boleh lagi ada sewa alat berat untuk rakyat, karena ukuran sebenarnya kekayaan pemerintah bukan pada aset atau pendapatannya, tetapi pada seberapa besar rakyatnya hidup sejahtera,” kata Laiskodat tegas.
Dr. Sulastry Benufinit selaku juru bicara keluarga Saubaki -Sonbai yang hadir pada kesempatan ini, mengatakan bahwa Perayaan 98 tahun Raja Sonbai diyakini sebagai hari meninggalnya Sobe Sonbai.
Menurut Sulastry, bahwa dalam penulisan narasi nantinya, keluarga akan melibatkan tim akademisi sehingga narasi yang dibuat lebih menarik.
Pah Amadoe Sonbai selaku ketua rombongan, menambahkan bahwa keluarga Saubaki – Sonbai mempunyai sebuah impian agar Sobe Sonbai dinobatkan sebagai salah satu Pahlawan Nasional.***Laurens Leba Tukan
Komentar