WAIBAKUL,SELATANINDONESIA.COM – Langit pagi di Waibakul masih diselimuti kabut tipis ketika dentuman suara peluit apel memecah kesunyian. Di tengah lapangan upacara Kantor Bupati Sumba Tengah, ratusan pegawai berdiri tegak, mata menghadap ke satu titik: sosok Bupati Paulus S. K. Limu yang berdiri di podium, menyapa pagi dengan semangat dan pesan moral.
Hari itu, Rabu (9/7/2025), apel kerja lingkup Pemerintah Kabupaten Sumba Tengah bukanlah sekadar rutinitas administratif. Ia menjelma menjadi ruang refleksi dan momen harapan. Hadir dalam formasi lengkap, dari Sekretaris Daerah hingga tenaga kontrak daerah, lebih dari 80 persen aparatur menunjukkan komitmen mereka. Angka itu, bagi Bupati Paulus Limu, bukan sekadar statistik, melainkan cermin mulai pulihnya disiplin birokrasi di wilayah tengah Pulau Sumba ini.
“Disiplin adalah jati diri dan integritas kita semua,” ujar Bupati Paulus dengan nada tegas, namun hangat.
Tak hanya soal kedisiplinan, dalam arahannya, Bupati Paulus juga menyinggung hal yang lebih mendalam: empati dalam pelayanan, terutama menyangkut isu gizi balita. “Yang terpenting bukan berapa yang diberikan, tapi seberapa sungguh dan ikhlas kita memberi,” katanya.
Tim U-17 dan Jalan Menuju Kupang
Namun bukan hanya pesan moral yang mengisi pagi itu. Sebuah semangat lain ikut dilepas: tim sepak bola U-17 Sumba Tengah yang akan berlaga di ajang Liga Soeratin Cup di Kupang. Dua puluh dua remaja berdiri dalam barisan, mengenakan jaket olahraga kebanggaan, wajah mereka menyimpan antusiasme sekaligus kecemasan.
“Bawa nama baik Sumba Tengah dengan karakter, martabat, dan skill yang baik. Juara itu bonus. Karakter adalah nilai utama,” pesan Bupati Paulus kepada tim muda yang akan bertarung mewakili daerah mereka.
Di hadapan hadirin, sang Bupati tak lupa menitipkan tanggung jawab pada para official untuk menjaga dan mendampingi para atlet muda ini. Ia sadar, lebih dari kemenangan, perjalanan dan proses pembentukan karakter itulah yang penting.
Panggung Prestasi Pelajar
Apel juga menjadi panggung apresiasi bagi para pelajar SD dan SMP yang baru saja menorehkan prestasi dalam lomba multi event sepak bola dan bola voli. Nama-nama sekolah seperti SMP Negeri 3 Umbu Ratu Nggay Tengah, SMP Kristen Waibakul, hingga SDN Waihibur kembali menggema tidak di ruang kelas, tetapi di ruang publik yang memberi mereka penghargaan setimpal.
Trofi bergilir, piala tetap, hingga uang pembinaan diserahkan langsung. Namun, seperti pesan sang bupati, yang lebih penting dari semua itu adalah pengalaman dan semangat juang yang ditanamkan.
“Kita mungkin tertinggal, tapi kreativitas kita tidak tertinggal,” ujar Bupati Paulus. Kalimat yang menyentuh, menggambarkan perjuangan daerah dengan sumber daya terbatas tapi tak pernah kehilangan harapan.
Refleksi dan Harapan
Di akhir apel, suasana hening sesaat kala Paulus menutup arahannya dengan nada filosofis.
“Jika kebaikan belum menghampiri kita hari ini, mungkin suatu saat kebaikan itu akan datang. Teruslah berjuang dengan hati yang tulus, karena hasil baik akan datang pada waktunya.”
Pagi itu, di tengah lapangan sederhana yang dikelilingi kantor pemerintah dan pepohonan kering musim kemarau, terbit semacam harapan baru: bahwa dari tengah pulau yang sering terpinggirkan ini, semangat disiplin, sportivitas, dan kreativitas perlahan-lahan tumbuh dan membentuk wajah baru Sumba Tengah.*/ProkopimSTeng/Laurens Leba Tukan
Komentar