GESER UNTUK LANJUT MEMBACA
Gubernur NTT Hukrim
Beranda / Hukrim / Remisi Kemerdekaan: Melki – Johni Menari Gawi di Balik Jeruji

Remisi Kemerdekaan: Melki – Johni Menari Gawi di Balik Jeruji

Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena dan Wagub NTT Johni Asadoma serta Pimpinan Forkopimda NTT saat penyerahan remisi bagi Warga Binaan di Lapas Kelas II A Kupang, Minggu (17/8/2025). Foto: Dio Ceunfin – Baldus Sae

 Remisi Kemerdekaan di Balik Jeruji: Gubernur Melki dan Wagub Johni Menari Gawi Bersama Warga Binaan

KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Suasana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Kupang siang itu berbeda dari hari-hari biasanya. Tepat di peringatan 80 tahun Proklamasi Kemerdekaan, Minggu (17/8/2025) gerbang besi dan dinding tinggi lapas seolah luluh oleh euforia perayaan. Dari atas podium, Gubernur Nusa Tenggara Timur Emanuel Melkiades Laka Lena bersama Wakil Gubernur Johni Asadoma menyerahkan secara simbolis Surat Keputusan Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan tentang remisi kepada para narapidana dan anak binaan.

Ada wajah lega, ada mata berkaca-kaca. Dari 2.307 warga binaan yang mendapat remisi umum, 24 orang langsung dinyatakan bebas. Sementara remisi dasawarsa menyentuh angka 2.353 orang, sebuah angka yang menjadi kabar gembira di tengah tembok dingin lapas.

“Euforia kemerdekaan adalah milik seluruh rakyat Indonesia, termasuk saudara-saudara di sini,” ujar Gubernur Melki, membacakan sambutan Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto. Pesan itu menekankan bahwa remisi bukan sekadar hadiah, melainkan penghargaan atas dedikasi, disiplin, dan komitmen para narapidana mengikuti program pembinaan.

Di hadapan ratusan warga binaan, Gubernur mengingatkan agar remisi menjadi titik balik. “Jadikan momentum ini sebagai motivasi. Tunjukkan sikap dan perilaku yang lebih baik, agar nanti lebih siap kembali ke masyarakat, mandiri, dan tidak kembali lagi ke sini,” katanya.

Empat Nyali, Satu Arah: Umbu, Amandio, Danny Ferdito, dan Kingstone Menggeliatkan Indonesia di Arena Drift Dunia

Bagi mereka yang langsung bebas, pesan itu lebih terasa. Satu per satu, narapidana yang berhak menerima remisi penuh memeluk keluarga mereka dengan haru. “Selamat merajut kembali tali persaudaraan di tengah keluarga. Jadilah pribadi yang taat hukum dan diterima kembali oleh masyarakat,” pesan Menteri yang kembali ditegaskan oleh Gubernur.

Tak hanya menyerahkan SK remisi, Melki dan Johni juga memberi hadiah lain: peralatan olahraga bola voli, futsal, basket, sepak bola, hingga papan catur, sebagai simbol pembinaan jasmani dan mental di balik jeruji.

Lalu, acara yang tadinya formal mendadak cair. Musik tradisional mengalun, dan Gubernur serta Wakil Gubernur NTT bergandengan dengan warga binaan menari Gawi, tarian kebersamaan khas Flobamorata. Sebuah adegan yang jarang terlihat: pejabat tinggi daerah menari di tengah warga binaan, tanpa sekat, tanpa jarak.

“Ini tanda dukungan kami, agar saudara-saudara lebih kuat memperbaiki diri,” ucap Johni Asadoma, mantan jenderal polisi yang kini menjadi Wakil Gubernur, kepada warga binaan.

Di balik senyum dan tawa, terselip harapan: agar remisi benar-benar menjadi pintu kebebasan, bukan hanya secara hukum, tetapi juga dalam cara hidup. Bahwa jeruji hanyalah episode, sementara kehidupan di luar sana menanti dengan kesempatan baru.

Dari Peluh Umat, Berdirilah Rumah Bunda Selalu Menolong di Kambajawa

Pada akhirnya, remisi kemerdekaan ini bukan sekadar pemotongan masa tahanan. Ia adalah undangan untuk bangkit, ajakan untuk kembali ke jalan lurus, dan janji negara bahwa setiap orang berhak mendapat kesempatan kedua. */Meldo Nailopo/Laurens Leba Tukan

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Advertisement
× Advertisement