Irjen Rudi Darmoko, Kapolda Baru NTT yang Siap Mendukung dan Mengawal Program Kerja Gubernur Melki Laka Lena
KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Tak banyak protokol. Pukul 11 siang, Kamis (12/6/2025), Kepala Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur Irjen Rudi Darmoko melangkah tenang ke ruang kerja Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena di Gedung Sasando. Ia didampingi Wakapolda Brigjen Baskoro Tri Prabowo dan sejumlah pejabat utama Polda NTT. Senyum dan jabatan tangan segera memenuhi ruangan, tapi suasana tetap terasa serius. Ini bukan kunjungan biasa.
Pertemuan itu menjadi sinyal awal penting, institusi Polri di NTT berada dalam barisan yang sama dengan agenda besar pembangunan yang tengah dijalankan Gubernur Melki dan Wakil Gubernur Johni Asadoma. “Kami mendukung penuh setiap langkah yang diambil pemerintah daerah demi kesejahteraan masyarakat,” kata Rudi di hadapan pimpinan NTT.
Misi Besar dari Jakarta ke Flobamorata
Irjen Rudi Darmoko bukan orang baru dalam kerja-kerja strategis kepolisian. Sebelum dipercaya memimpin Polda NTT, pria kelahiran Jakarta, 7 Desember 1971 ini menjabat sebagai Analis Kebijakan Utama Bidang Sabhara Baharkam Polri. Ia alumnus Akademi Kepolisian 1990 yang dikenal memiliki spesialisasi dalam manajemen keamanan wilayah dan pendekatan humanis terhadap konflik sosial.
Rekam jejaknya mencakup posisi penting di berbagai daerah, termasuk sebagai Kepala Biro Operasi Polda Sumatera Selatan dan Direktur Pengamanan Objek Vital di Baharkam Mabes Polri. Ia dikenal di internal sebagai perwira yang tak hanya piawai memetakan risiko keamanan, tetapi juga lihai membangun komunikasi dengan unsur pemerintahan daerah.
“Pak Rudi adalah sosok pendengar yang baik, dan itu penting untuk kerja kepolisian hari ini,” kata seorang perwira menengah Polda NTT yang enggan disebutkan namanya. “Ia tidak suka marah, tapi kalau sudah tegas, tidak bisa digoyang.”
Sinergi ala Melki
Dalam pertemuan itu, Gubernur Melki membuka diskusi dengan menyampaikan gagasannya tentang perlunya sinergi antara institusi negara untuk mewujudkan visi besar pembangunan di NTT. Ia menyebut program-program prioritas seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk anak-anak sekolah, penguatan Koperasi Merah Putih, serta kampanye One Village, One Product (OVOP) dan Gerakan Beli Produk NTT.
“Kami ingin program-program ini menyentuh langsung masyarakat, dan karena itu butuh dukungan dari Polri hingga ke tingkat Polsek,” kata Gubernur Melki. Ia menyebut keberhasilan visi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dan Dasa Cita pemerintahannya tak bisa dicapai hanya oleh birokrasi.
Tak ketinggalan, Melki menyinggung soal perlindungan terhadap perempuan dan anak. “Tindak kekerasan harus kita cegah dari hulu. Polisi dan aparat desa harus hadir sebagai pelindung, bukan hanya penindak,” ujarnya.
Kapolda Rudi langsung menyambut pernyataan itu. “Kami tidak hanya siap mengamankan program, tapi juga ikut aktif dalam penguatan sosial dan edukasi masyarakat,” kata Rudi. Ia menekankan bahwa tugas polisi kini tak lagi cukup hanya dengan patroli dan penggerebekan, tetapi juga membangun kepercayaan publik.
Dari Keamanan ke Keberdayaan
Di luar ruang pertemuan, kerja Polda NTT memang semakin kompleks. Di provinsi dengan 22 kabupaten/kota dan topografi kepulauan yang menantang ini, urusan keamanan tak melulu soal kriminalitas. Ketimpangan ekonomi, kekeringan, konflik sumber daya alam, hingga perdagangan orang menjadi tantangan harian.
Irjen Rudi menyadari itu. Karena itu ia mengusung pendekatan berbasis keberdayaan masyarakat. Ia mendorong anggota polisi di daerah untuk tak hanya menjadi penegak hukum, tapi juga mitra bagi petani, nelayan, pelajar, dan para pelaku UMKM.
“Kalau masyarakat sejahtera, otomatis aman. Jadi tugas kami juga mendorong rasa aman itu hadir dari bawah, bukan dipaksakan dari atas,” ujarnya saat ditemui Tempo usai pertemuan.
Catatan Awal
Kunjungan ke kantor Gubernur itu hanya satu langkah awal. Tapi bagi publik NTT, ini adalah pernyataan terbuka bahwa Polri tak netral dalam urusan pembangunan: ia harus berpihak pada ketertiban, pada perlindungan sosial, dan pada masa depan Flobamorata.
Kapolda Rudi Darmoko tampaknya paham betul medan yang ia hadapi. Dan Gubernur Melki tak sedang menunggu penonton di pinggir lapangan, tapi pemain yang berani masuk ke tengah gelanggang.
“Kerja ini berat, tapi kalau semua unsur jalan bersama, saya yakin hasilnya bisa kita lihat dalam lima tahun ke depan,” kata Gubernur Melki sebelum mengantar rombongan Polda kembali ke markas.
Dan untuk kali ini, polisi tak sekadar menjaga barikade. Mereka ikut dalam Pembangunan.*/Teresia/Laurens Leba Tukan
Komentar