GESER UNTUK LANJUT MEMBACA
Pendidikan
Beranda / Pendidikan / Pelajaran dari Laut Alor: Sekolah Dasar Pulau Pura dan Abal Belajar Menjaga Samudra

Pelajaran dari Laut Alor: Sekolah Dasar Pulau Pura dan Abal Belajar Menjaga Samudra

Bupati Aor, Iskandar Langkamau bersama anak-anak Sekolah Dasar dari Pulau Pura dan Abal berkumpul di Aula Kopdit Citra Hidup, Kabupaten Alor, Sabtu (5/7/2025). Foto: HumasKabAlor

KALABAHI,SELATANINDONESIA.COM – Kabut tipis belum sepenuhnya sirna ketika puluhan siswa Sekolah Dasar dari Pulau Pura dan Abal berkumpul di Aula Kopdit Citra Hidup. Di wajah mereka tersirat semangat yang tak biasa, semangat mengenal laut bukan hanya sebagai sumber kehidupan, tetapi juga sebagai warisan yang harus dijaga. Di hadapan mereka, Bupati Alor, Iskandar Lakamau, membuka kegiatan Muatan Lokal Konservasi Kelautan, sebuah program pendidikan alternatif yang sarat makna ekologis dan kultural.

“Anak-anak Alor harus tumbuh mencintai laut, menjaga alam, dan menjadi pelindung masa depan daerah ini,” ujar Iskandar dalam pidatonya. “Jangan hanya menikmati hasil laut, tapi pelajari juga bagaimana menjaganya.”

Kegiatan ini bukan sekadar seremoni. Ia menjadi bagian dari desain besar pendidikan lokal yang dirancang untuk menjawab kebutuhan paling mendesak Alor: menyelamatkan laut dari kehancuran ekosistem. Melalui kurikulum berbasis konservasi, para siswa dikenalkan pada ragam biota laut, pentingnya terumbu karang, dan bahaya sampah plastik—semuanya dikemas dalam pendekatan belajar yang menyenangkan.

Pulau Pura dan Abal, dua wilayah kecil yang dikelilingi laut biru jernih dan gugusan terumbu karang, menjadi titik awal yang simbolis. Di sinilah laut bukan hanya bentang geografis, tapi juga denyut kehidupan. Hampir seluruh warga hidup dari laut, menangkap ikan, menyelam, atau memanen rumput laut. Tetapi tekanan lingkungan, penangkapan berlebihan, dan dampak perubahan iklim mulai mengancam.

“Anak-anak inilah harapan terakhir,” ujar seorang tokoh masyarakat dari Pulau Abal. “Kalau mereka sudah belajar sejak kecil untuk menjaga laut, maka laut Alor masih punya masa depan.”

Empat Legislator NTT Bawa Suara ke Mabes Polri, Demi Keadilan untuk Kompol Cosmas

Program ini lahir dari kolaborasi antara Pemerintah Kabupaten Alor, sekolah-sekolah dasar setempat, dan sejumlah LSM lingkungan. Para guru pun turut dibekali pelatihan agar pembelajaran konservasi bisa diintegrasikan secara kontekstual dalam mata pelajaran, baik IPA, IPS, maupun seni budaya.

Lebih dari itu, inisiatif ini memperlihatkan wajah baru pendidikan di wilayah kepulauan: pendidikan yang tidak hanya mengejar angka dan ujian, tetapi mengakar pada realitas dan kebutuhan komunitas. Sebuah pendidikan yang merangkul laut sebagai guru utama.

Sebagaimana laut yang tak pernah diam, perubahan juga mulai mengalir dari ruang kelas kecil di pesisir timur Alor. Dari sana, gelombang kesadaran baru mulai bergulung, bahwa menjaga laut adalah pelajaran pertama menuju masa depan yang lestari.*/HumasKabAlor/Laurens Leba Tukan

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Advertisement
× Advertisement