Wakil Bupati Sumba Tengah Ajak Petani Menjawab Tantangan Ketahanan Pangan dan Program Gizi Nasional
WAIBAKUL,SELATANINDONESIA.COM – Langit cerah menyambut pagi itu, Selasa (22/7/2025) di Desa Praimadeta, Kecamatan Umbu Ratu Nggay Barat, Kabupaten Sumba Tengah, saat suara riuh tawa petani dan denting parang membersihkan batang jagung mengisi udara. Di lahan seluas 2,5 hektare milik Kelompok Tani Wamana Tana, jagung-jagung pipih kekuningan siap dipanen. Ubinan panen mencapai 6,4 ton per hektare, hasil dari benih lokal yang ditanam sejak Maret lalu.
Wakil Bupati Sumba Tengah, M. Umbu Djoka, hadir langsung di tengah petani, menyaksikan panen jagung Musim Tanam II sambil menyampaikan ajakan penting: bertani bukan hanya soal pangan, tapi juga soal masa depan. “Kita tidak hanya makan dari hasil bumi sendiri, tapi bisa juga ekspor ke daerah lain,” ujarnya lantang, disambut tepuk tangan dan teriakan semangat petani.
Dalam rombongan yang ikut memeriahkan panen, hadir pula Kapolsek Katiku Tana, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Umbu K. Pari, Plt. Kadis POL PP dan Kebakaran, serta para penyuluh pertanian. Kepala Desa Praimadeta menyebut momentum ini sebagai “marada bakul”— istilah lokal yang berarti ungkapan syukur dalam tradisi panen. “Ini bukan hanya panen jagung, tapi juga panen semangat,” ujarnya.
Petani pemilik lahan, Umbu Sakayu, menyatakan komitmennya untuk terus mendukung program swasembada pangan pemerintah. “Kami siap tanam lebih banyak kalau ada bantuan air dan alat,” katanya.
Dari data Dinas Pertanian, program ketahanan pangan Sumba Tengah masih terus digencarkan. Untuk padi, dari target 1.000 hektare, telah diolah 369,62 hektare pada MT II. Sementara untuk jagung, dari target 817 hektare di musim April–September, telah ditanami 239,5 hektare. Pemerintah pun menjanjikan dukungan berupa hand traktor dan mesin pompa air, terutama untuk desa-desa yang memiliki sumber air, namun belum tergarap optimal.
Umbu Djoka tak hanya bicara panen. Ia juga menyinggung peluang baru dari program nasional Makan Bergizi Gratis yang digagas Presiden Prabowo. “Program ini butuh banyak pasokan pangan. Kalau kita serius, ini peluang emas untuk petani kita,” tegasnya.
Sore itu, setelah panen rampung dan foto bersama diambil, para petani beranjak pulang membawa karung jagung, sekaligus harapan baru. Panen di Desa Praimadeta bukan sekadar hasil panen jagung. Ia menjadi simbol bahwa kerja keras petani bisa menjadi tulang punggung ketahanan pangan daerah, juga tonggak menuju masa depan yang lebih mandiri.*/ProkopimSTeng/Laurens Leba Tukan
Komentar