GESER UNTUK LANJUT MEMBACA
Berita Hari Ini NTT Daerah Nusantara Pendidikan Politik
Beranda / Politik / NYALA LILIN YANG TAK PADAM

NYALA LILIN YANG TAK PADAM

Alm. Hipol Mawar

Kenangan tentang Hipol Mawar, pegiat demokrasi dan mentor aktivis NTT

Oleh Hendrikus Ara

Ketika kabar itu datang, saya terhenyak. “Ade, segera ke Liliba. Hipol Mawar meninggal.” Suara dari ujung telepon mengirim gelombang gemetar ke seluruh tubuh. Panggilan itu bukan hanya kabar duka, tapi seolah memutus salah satu simpul pengikat dari jaringan panjang aktivisme di Nusa Tenggara Timur.

Di ruang duka rumahnya, tubuh Hipol Mawar terbujur diam. Saya berdiri terpaku, tak percaya lelaki yang selama dua dekade menjadi mercusuar gerakan mahasiswa dan aktivis di Kupang itu telah tiada. Sejak itu, wajahnya muncul di mana-mana: di linimasa media sosial, dalam ulasan tokoh-tokoh senior, dan di antara bisik lirih para adik kelas yang pernah disentuhnya. Tapi tak satu pun bisa merangkum seluruh jejaknya.

Bagi banyak mahasiswa asal Flores Timur, Adonara, dan Lembata yang menjejakkan kaki pertama kali di Kota Kupang, Hipol Mawar adalah alamat awal dari semua yang berarti. Ia tak sekadar memberi tempat berteduh, tapi juga arah perjuangan. Di tahun-tahun awal 2000-an, ketika organisasi mahasiswa katolik seperti PMKRI, Api Reinha Rosari, dan IPM-AB berjuang mencari napas baru, Hipol hadir sebagai mentor tanpa pamrih.

Dari Peluh Umat, Berdirilah Rumah Bunda Selalu Menolong di Kambajawa

Ia tak pernah lelah mengingatkan: kuliah saja tidak cukup. “Kalau kamu kuliah tapi tidak berorganisasi, kamu bukan harapan,” begitu doktrinnya. Bagi Hipol, mahasiswa asal NTT harus tampil bicara, menulis, dan mengadvokasi. Karena terlalu lama, katanya, “kita dianggap tidak tahu apa-apa, apatis, dan tidak penting dalam forum-forum besar.”

Pesannya tegas, nadanya keras, tapi tak seorang pun meragukan cinta Hipol kepada generasi muda. Ia rela mengorbankan waktu, tenaga, bahkan isi dompetnya demi menghidupkan semangat organisasi. Tak jarang, ia menggendong logistik rapat malam, mencari pinjaman untuk biaya kegiatan, atau mengetuk pintu-pintu tua mencari dukungan bagi adik-adiknya.

Dari tangan Hipol lahir inisiatif-inisiatif penting dalam penguatan demokrasi lokal. LAP Timoris, Sekolah Demokrasi, dan Media Saksi bukan hanya simbol komitmennya, tapi bukti bahwa kerja advokasi bisa menjelma lembaga yang hidup dan bertumbuh. Bersama tokoh-tokoh muda lain, ia menjadikan lembaga-lembaga itu rumah belajar bagi aktivis, jurnalis, dan pemimpin komunitas akar rumput.

Jejak Hipol juga sampai ke lembaga-lembaga negara. Saat saya memimpin Komisi Yudisial Wilayah NTT, ia datang lebih dulu dengan nasihat yang tak mudah saya lupakan: “Kau masih muda. Jangan takut intimidasi. Jangan tunduk pada intervensi siapa pun. Kalau kau jaga integritas, orang akan segan.”

Ia membentuk jejaring luas—akademisi, jurnalis, tokoh adat, rohaniwan, LSM, dan lembaga pemilu seperti KPU dan Bawaslu—tanpa pernah mengambil keuntungan pribadi. Itu pula yang membuatnya disegani sekaligus diwaspadai. Dalam banyak forum, ia berdiri paling depan membela yang tertindas, dan paling keras menentang penyelewengan kuasa.

Ketika Bank NTT dan Lembata Menjahit Mimpi di Jalur Wisata

“Hipol itu keras kepala,” kata seorang mantan koleganya, “tapi kalau dia diam, itu berarti negara sedang baik-baik saja.”

Kini Hipol telah pergi. Tapi ia meninggalkan warisan yang lebih besar dari namanya: semangat yang membakar, nilai yang tak bisa dipadamkan. Hari-hari terakhirnya ditutup dengan sebuah kalimat pendek di status media sosialnya: “Nyala lilin semakin besar.”

Dan memang begitu adanya. Ketiadaannya justru menyulut lebih banyak cahaya. Di rumah-rumah kontrakan mahasiswa, di ruang diskusi kecil, di mimbar terbuka kampus, nama Hipol Mawar kini disebut sebagai teladan, bukan legenda. Sebagai pemimpin para kader, bukan sekadar senior yang telah selesai.

Selamat jalan, Kaka Hipol. Bara yang kau nyalakan, kami jaga.(*)

Lengkaplah Kasih Itu: Bank NTT Ruteng Rampungkan Perjalanannya di 32 Paroki Manggarai

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Advertisement
× Advertisement