GESER UNTUK LANJUT MEMBACA
Berita Hari Ini NTT Daerah Eksbis
Beranda / Eksbis / Merdeka dari Rentenir Bersama Bank NTT

Merdeka dari Rentenir Bersama Bank NTT

Pegawai Bank NTT Capem Pota pose bersama debitur Kredit Merdeka di DesaNanga Mbaur, Kecamatan Sambi Rampas. (Fansi Runggat/Kupangnews.com)

Bank NTT Cabang Borong menggelontorkan Kredit Merdeka tanpa bunga demi menyelamatkan petani dan pelaku UMKM dari jerat utang berbunga tinggi.

BORONG,SELATANINDONESIA.COM – Petani jagung di Desa Nanga Mbaur itu dulu nyaris berhenti menanam. Harga pupuk melambung, dan uang modal yang dipinjam dari rentenir justru menggerogoti hasil panennya. “Kalau dihitung-hitung, saya kerja cuma buat bayar bunga,” katanya. Namun sejak Maret lalu, ia bisa bernapas lega. Ia menerima Rp5 juta dari program Kredit Merdeka Bank NTT tanpa bunga.

Cerita serupa bergema di pelosok Kecamatan Sambi Rampas, Manggarai Timur. Dari budidaya bawang merah di Desa Nanga Baras hingga perikanan kecil di pesisir Pota, sebanyak 153 pelaku UMKM kini menggantungkan harapan pada Kredit Merdeka yang ditawarkan Kantor Cabang Pembantu (Capem) Pota. “Program ini bukan sekadar pinjaman, tapi alat pembebasan masyarakat dari ketergantungan pada utang informal,” ujar Lukman, Kepala Capem Pota.

Tak seperti kredit konvensional yang kerap menuntut jaminan, Kredit Merdeka cukup mensyaratkan dokumen sederhana: fotokopi KTP, kartu keluarga, dan surat keterangan usaha dari desa. Tanpa bunga. Hanya sedikit biaya administrasi. “Kami survei langsung ke lapangan. Jangan sampai kredit ini salah sasaran,” kata Lukman.

Bank NTT menggandeng pemerintah desa dalam sosialisasi, memastikan masyarakat memahami mekanisme dan tidak termakan rumor. Kepala Bank NTT Cabang Borong, Janet A. Wie Lawa, mencatat bahwa hingga akhir April, sudah ada 236 debitur di seluruh Manggarai Timur dengan total outstanding mencapai Rp1,2 miliar. “Yang terbanyak memang di Pota. Masyarakat di sini antusias karena melihat hasil nyata,” katanya.

Bupati Paulus dan Adri Sabaora Menanam Keteladanan di Tanah Palajara

Kredit Merdeka hadir sebagai jawaban atas luka lama masyarakat desa yang terjerat praktik ijon dan bunga mencekik. Kini, alih-alih berutang ke lintah darat, mereka menata ulang usaha dan hidup. “Ini murni untuk usaha, bukan konsumsi,” ujar seorang petani padi di Kelurahan Pota, yang kini mampu menyewa alat tanam modern.

Bank NTT menyebut program ini sebagai bentuk “perbankan berbasis rakyat” — sinergi antara keuangan dan keadilan sosial. Kredit Merdeka bukan hanya memberi modal, tapi juga martabat.*/ab/llt

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Advertisement
× Advertisement