Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena membuka ruang dialog dengan Institut Agama Kristen Negeri Kupang. Dari ruang kerja gubernur, harapan untuk masa depan anak-anak NTT kembali disuarakan.
KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Pagi itu, Jumat (23/5/2025), langit Kupang tampak bersahabat. Di lantai satu Gedung Sasando Kantor Gubernur Nusa Tenggara Timur, suasana ruang kerja orang nomor satu di provinsi ini lebih hangat dari biasanya. Di sana, Gubernur Emanuel Melkiades Laka Lena menerima tamu-tamu istimewa: Rektor Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Kupang Dr. I Made Suardana, M.Th beserta jajarannya.
Mereka datang bukan sekadar menyampaikan salam hormat. Ada tiga hal penting yang mereka bawa diantaranya harapan, permohonan, dan ajakan kerja sama. Rektor IAKN Kupang, bersama para wakil rektor dan dekan dari berbagai fakultas, menyampaikan tiga usulan utama yang menjadi denyut kebutuhan mahasiswa mereka saat ini.
Pertama, mereka meminta penambahan kuota Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah, beasiswa yang menjadi penyambung nyawa bagi banyak mahasiswa dari keluarga sederhana. Kedua, mereka memohon dukungan Pemerintah Provinsi untuk pembangunan rumah susun mahasiswa, atau rusunawa. Dan terakhir, ajakan agar Gubernur NTT berkenan mengisi kuliah umum di kampus mereka, membuka ruang dialog intelektual antara pemerintah dan akademia.
“Ini semua tentang masa depan anak-anak kita,” ujar Rektor IAKN Kupang.
Gubernur Melki, yang selama ini dikenal lantang mendorong penguatan SDM NTT, menyimak dengan tenang. Ia mengangguk, mencatat, lalu menyampaikan komitmen.
“Pendidikan tinggi harus kita jaga dan dorong, terutama bagi mereka yang benar-benar membutuhkan. Soal beasiswa dan rusunawa, kami akan lihat dari kapasitas fiskal daerah. Yang pasti, niat baik ini tak akan dibiarkan menggantung,” ujar Melki, dengan nada yang lebih bersahabat ketimbang protokoler.
Bagi IAKN Kupang, audiensi ini bukan sekadar formalitas. Ini bagian dari ikhtiar panjang kampus keagamaan negeri itu untuk memperluas akses pendidikan tinggi, terutama bagi anak-anak muda dari pelosok NTT. Dengan lebih dari seribu mahasiswa aktif, sebagian besar berasal dari keluarga dengan kemampuan ekonomi terbatas.
Permintaan kuliah umum dari Gubernur pun bukan basa-basi. IAKN ingin membuka ruang bagi pemikiran-pemikiran kritis dan solutif dari kepala daerah yang punya pengalaman politik dan birokrasi.
Rombongan Rektor yang turut hadir pada kesempatan tersebut yakni Maryon D. Pattinaja, Ph.D (Warek I bidang Akademik dan Kelembagaan), Martin Ch. Liufeto, M.Pd (Warek II bidang Administrasi Umum, Perencanaan & Keuangan), Marla M. Djami, M.Si (Warek III bidang Kemahasiswaan & Kerjasama), Drs. Yorhans S. Lopis, M.Si (Kepala Biro Administrasi Umum, Akademik & Kemahasiswaan), Dr. Kristian E. Y. M. Afi, M.Pd. K (Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Kristen), Dr. Yenry A. Pellondou, M.Si (Dekan Fakultas Ilmu Sosial Keagamaan Kristen), Relin Y. Huka, M.Sn (Dekan Fakultas Seni Keagamaan Kristen), dan Dr. Ezra Tari, M.Th (Direktur Pascasarjana).
Dari ruang kerja Gubernur, secercah harapan itu kembali menyala. Bahwa negara, melalui pemimpinnya, masih peduli. Bahwa pendidikan bukan beban, melainkan investasi masa depan.
Dan bagi mahasiswa IAKN Kupang, pertemuan hari itu bukan sekadar audiensi, melainkan tanda bahwa mimpi mereka tidak berjalan sendiri.*/laurens leba tukan/endang
Komentar