GESER UNTUK LANJUT MEMBACA
Nusantara
Beranda / Nusantara / Membongkar Bahaya Laten di Pelabuhan: KSOP Waingapu Kampanyekan Manifes Akurat

Membongkar Bahaya Laten di Pelabuhan: KSOP Waingapu Kampanyekan Manifes Akurat

Kepala KSOP Waingapu, Dr. Fadly Afand Djafar usai menyerahkan 100 paket Alat Pelindung Diri (APD) kepada buruh pelabuhan Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, Selasa (29/7/2025). Foto: Dok.FAD

Seruan Keselamatan dari Dermaga Waingapu, Laut Tak Boleh Jadi Kuburan Massal

WAINGAPU,SELATANINDONESIA.COM – Debur ombak di Pelabuhan Nusantara Waingapu, Sumba Timur, terdengar biasa saja pagi itu, Selasa (29/7/2025). Namun, suasana di dermaga mendadak berbeda. Sejumlah buruh bongkar muat mengenakan helm dan rompi oranye baru, sementara aparat berseragam dari berbagai institusi negara berdiri berdampingan. Ada Dandim, Kapolres, Kepala Kejaksaan, hingga BMKG dan Basarnas. Mereka datang bukan untuk meninjau kapal karam, melainkan mencegahnya.

Kampanye keselamatan pelayaran yang digagas oleh Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas IV Waingapu ini memang bukan seremonial biasa. Bertema “Keselamatan adalah Tanggung Jawab Bersama”, acara ini merespons isu lama yang kerap menjadi luka kolektif bangsa: kelalaian di laut yang menelan korban.

“Setiap kapal harus laik laut, manifes penumpang dan barang harus akurat, tidak boleh fiktif. Kita tidak ingin laut kita jadi kuburan massal karena kelalaian manusia,” kata Dr. Fadly Afand Djafar, Kepala KSOP Waingapu, dalam pidato pembukaannya.

Pernyataan Fadly bukan tanpa alasan. Data Kementerian Perhubungan menunjukkan, kecelakaan pelayaran di Indonesia masih banyak dipicu oleh pelanggaran teknis dan manipulasi manifes. Tragedi KM Ladang Pertiwi dan KM Lestari Maju menjadi pelajaran mahal yang tak boleh diulang.

Gubernur Melki Kukuhkan Satgas Pengawasan Internal “Ayo Bangun NTT”

Dalam forum itu, seluruh stakeholder pelabuhan dari PELNI, ASDP, Dharma Lautan, hingga koperasi TKBM menyatakan komitmen tertulis untuk memperketat pengawasan, meningkatkan kepatuhan terhadap standar keselamatan dan sistem manifes yang transparan.

Sebagai simbol gerakan bersama, KSOP membagikan 100 paket Alat Pelindung Diri (APD) kepada buruh pelabuhan. Tak hanya seremonial, Kejaksaan Negeri Sumba Timur pun ikut turun tangan dengan memberi penyuluhan hukum soal ancaman pidana bagi operator yang melanggar aturan keselamatan.

“Kadang keselamatan dianggap beban tambahan. Padahal, justru itu investasi hidup manusia,” ujar seorang petugas dari Basarnas Waingapu yang ikut dalam simulasi evakuasi darurat.

Kampanye ini juga mengingatkan soal pentingnya budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di lingkungan pelabuhan. Lingkungan kerja yang abai terhadap keselamatan, kata Fadly, hanya akan menciptakan ruang tragedi.

Dalam suasana pelabuhan yang kian ramai menjelang arus laut Agustus, kampanye ini menjadi alarm penting. Bahwa keselamatan pelayaran bukan semata urusan nakhoda, tapi tanggung jawab semua yang menggantungkan hidup di atas dan di sekitar laut.

Dari Hutan Bambu Komodo, Gubernur Melki Menyemai Ekonomi yang Pulih Bersama Alam

“Jangan tunggu kapal tenggelam baru kita bicara keselamatan,” ujar Fadly, menutup pernyataannya dengan nada serius.*/Laurens Leba Tukan

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Advertisement
× Advertisement