GESER UNTUK LANJUT MEMBACA
Gubernur NTT Kesehatan
Beranda / Kesehatan / Lorong Panjang RSUP Ben Mboi: Melki Laka Lena, Komisi IX, dan Peta Jalan Kesehatan NTT

Lorong Panjang RSUP Ben Mboi: Melki Laka Lena, Komisi IX, dan Peta Jalan Kesehatan NTT

Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena dan Rombongan Komisi IX DPR RI ketika melakukan kunjungan di RSUP dr. Ben Mboi, Kupang, Selasa (22/8/2025). Foto: Dio

KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Siang itu, Selasa (12/8/2025) di Kupang menyala terik. Dari halaman RSUP Ben Mboi, cahaya matahari memantul di kaca gedung, seakan menyoroti kedatangan rombongan penting. Emanuel Melkiades Laka Lena, Gubernur Nusa Tenggara Timur, melangkah di sisi Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Charles Honoris. Langkah mereka mantap, tapi pandangan mata berkeliling: ke ruang IGD yang ramai, lorong steril menuju ruang perawatan intensif, dan senyum tipis perawat yang melintas sambil membawa troli obat.

Dari pintu utama, rombongan bergerak perlahan, berhenti sejenak di setiap titik penting. Charles Honoris, sesekali mengangguk sambil bertanya pada petugas rumah sakit tentang kapasitas bed, ketersediaan tenaga medis, dan alat kesehatan yang baru datang dari Jakarta.

RSUP Ben Mboi, rumah sakit kelas A di jantung Kupang, berdiri sebagai pusat rujukan kesehatan tertinggi di NTT. Namun, di balik gedung megahnya, masalah klasik masih bergelayut: minimnya tenaga spesialis, jarak geografis pasien yang datang dari pulau-pulau jauh, dan antrean panjang untuk tindakan medis tertentu.

Charles berbicara di sela kunjungan. Suaranya mantap, tapi matanya menatap serius ke ruang perawatan anak yang penuh.

“Kehadiran kami di sini adalah bentuk dukungan kepada Gubernur NTT agar kita bisa sama-sama menghadirkan fasilitas layanan kesehatan yang lebih baik dan lebih banyak lagi. Baik itu milik pemerintah pusat maupun daerah,” katanya.

Lipa Songke di Zaman Digital: Antara Adat, Pasar, dan Gengsi

Bagi Charles, NTT butuh lebih dari sekadar bangunan rumah sakit. Ia membayangkan jaringan fasilitas kesehatan yang merata, sehingga warga di Lembata, Sumba, atau Alor tak harus menempuh perjalanan laut dan udara hanya untuk mendapatkan operasi sederhana atau perawatan intensif.

Di sisi lain, Gubernur Melki Laka Lena menanggapi dukungan itu dengan senyum yang nyaris tak lepas sejak pagi. Baginya, kedatangan Komisi IX adalah tanda bahwa isu kesehatan NTT kini mendapat perhatian strategis dari pusat.

“Terima kasih atas kunjungannya. Kehadiran teman-teman dari Komisi IX adalah angin segar bagi peningkatan layanan kesehatan di NTT,” ujarnya.

Dalam rombongan itu, langkah mereka kadang terhenti di depan ruang ICU, kadang di depan rak penyimpanan obat. Ada perbincangan singkat soal distribusi tenaga medis, ada pula dialog hangat dengan dokter-dokter muda yang baru ditempatkan di Kupang.

Gubernur Melki tak lupa menyampaikan penghargaan khusus kepada para dokter dan dokter spesialis dari luar daerah yang telah bertahun-tahun mengabdi di NTT. “Pengabdian mereka melampaui batas administratif dan jarak geografis,” katanya, sambil menatap seorang dokter bedah yang baru saja keluar dari ruang operasi.

Dari Mauramba, Umbu Rudi Kabunang Menanam P5HAM di Hati Pemuda

Menjelang akhir kunjungan, rombongan berdiri di teras depan RSUP Ben Mboi. Angin sore mulai datang dari arah laut, membawa aroma asin yang khas. Di balik wajah lelah para tenaga medis yang menyambut, tersimpan harapan bahwa langkah-langkah di lorong siang itu bukan sekadar protokol kunjungan, melainkan awal dari perjalanan panjang menuju layanan kesehatan yang benar-benar merata di NTT.*/Baldus Sae/Laurens Leba Tukan

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Advertisement
× Advertisement