KUPANG,SELATANINDONESIA.COM — Di sela hiruk-pikuk urusan birokrasi di Gedung Sasando, Selasa siang (22/7/2025), Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena menerima tamu penting di ruang kerjanya. Bukan menteri atau duta besar, melainkan jajaran manajemen Lion Air Group, dipimpin Area Manager NTT Rinus T. Zebua.
Pertemuan itu tak hanya soal penerbangan. Kali ini, langit Nusa Tenggara Timur jadi saksi awal kerja sama yang lebih bernas: membangun jembatan udara bagi produk-produk lokal unggulan NTT melalui program Parcel Preneur, inisiatif distribusi logistik UMKM yang digagas maskapai berlambang singa terbang itu.
“Kami ingin menjadi bagian dari pertumbuhan ekonomi daerah, khususnya dalam mendistribusikan hasil-hasil UMKM lokal,” kata Rinus dalam pertemuan yang juga dihadiri para kepala dinas teknis dari sektor pariwisata, perdagangan, hingga pemberdayaan masyarakat desa.
Program ini, menurut Lion Air, memungkinkan produk-produk seperti kopi Bajawa, tenun ikat Sumba, hingga olahan kelor dari Timor dikemas, dilabeli, dan diterbangkan langsung ke pasar yang lebih luas, bukan hanya Jakarta, tapi juga ke jaringan distribusi Lion Air Group di Asia Tenggara.
Gubernur Melki Laka Lena menyambut langkah itu dengan tangan terbuka. “Kami ingin kerja sama ini tidak berhenti di seremoni. Harus konkret. Ini sejalan dengan misi Gerakan Beli NTT dan One Village One Product (OVOP) yang kami dorong dari desa-desa,” ujar Gubernur Melki, yang dikenal rajin menjemput bola ke sentra-sentra produksi rakyat di pelosok NTT.
Di balik senyum diplomatis itu, Gubernur Melki menyimpan harapan besar: agar sektor transportasi udara, yang selama ini jadi tantangan bagi distribusi barang di provinsi kepulauan ini, bisa menjadi solusi lewat kemitraan yang tepat.
Tak hanya soal UMKM, Gubernur Melki juga menagih peran Lion Air dalam memperkuat promosi pariwisata NTT. “Kami punya destinasi dunia seperti Labuan Bajo, Alor, Sumba, dan Lembata. Tapi masih banyak surga tersembunyi yang belum dikenal. Kami butuh mitra seperti Lion untuk bantu cerita-cerita keindahan ini sampai ke luar negeri,” ujarnya.
Lion Air menyambut tantangan itu. Rinus menyebut pihaknya sedang mengembangkan sejumlah rute konektivitas baru dari Kupang menuju Lombok dan Bima, selain memperkuat layanan ke kota-kota utama di Bali, Sulawesi, dan Jawa.
Namun ada pekerjaan rumah yang tidak ringan: persoalan pengiriman barang di Bandara El Tari Kupang dan bandara-bandara kecil lain di Flores, Timor, dan Sumba. “Kami siap duduk bersama, mencari jalan keluar. Tapi memang butuh dukungan lintas sektor,” ucap Rinus.
Pertemuan itu berakhir tanpa penandatanganan nota kesepahaman, tapi dengan komitmen kuat. Bagi Gubernur Melki, kolaborasi ini adalah bagian dari wajah baru pemerintahan NTT: tidak menunggu, tetapi menggandeng mitra dan bergerak cepat.
“Produk-produk rakyat harus terbang lebih tinggi. Kita tidak ingin lagi hasil tenun atau pangan lokal hanya berputar di pasar kecil. Kita ingin masuk pasar nasional, bahkan global,” kata Gubernur Melki.
Dan untuk itu, langit Nusa Tenggara Timur tak boleh lagi menjadi batas, melainkan jalan lebar bagi pertumbuhan.*/Bob Djehatu/Laurens Leba Tukan
Komentar