GESER UNTUK LANJUT MEMBACA
Advertisement
Kesehatan
Beranda / Kesehatan / Lewotobi Masih Bergolak: Lava Mengalir, Warga Tetap Waspada

Lewotobi Masih Bergolak: Lava Mengalir, Warga Tetap Waspada

Visual Gunung Lewotobi Laki-Laki 6 jam terakhir. Pkl. 06:00-12:00 WITA. Dari depan Pos PGA, Minggu (22/6/2025). Foto: Pos PGA

LARANTUKA,SELATANINDONESIA.COM – Kabut tipis menyelimuti puncak Gunung Lewotobi Laki-laki pada Minggu pagi, (22/6/2025). Asap dari kawah tak terlihat jelas, namun kehidupan di lereng gunung itu masih dibayang-bayangi bahaya. Gunung berketinggian 1.584 meter di atas permukaan laut itu tetap berada di Level IV alias Awas.

Laporan resmi dari Pos Pengamatan Gunungapi Lewotobi Laki-laki di Desa Pululera mencatat adanya pergerakan lava yang cukup signifikan. Guguran lava pijar meluncur ke arah barat – barat laut sejauh sekitar 3.800 meter dan ke timur laut hingga 4.340 meter dari pusat erupsi. Sementara secara visual, gunung hanya tampak berkabut dalam tingkat tipis hingga sedang (kabut 0–II), dan tak ada asap yang keluar dari kawah.

Kendati visual terkesan tenang, aktivitas dalam perut bumi menunjukkan sebaliknya. Tercatat delapan gempa vulkanik dalam dengan amplitudo hingga 7,4 milimeter, serta tiga kali tremor non-harmonik berdurasi hampir satu setengah menit. Dua gempa tektonik jauh turut mempertebal ketegangan warga di sekitar gunung.

Anselmus Bobyson Lamanepa, petugas Pos Pemantauan yang menyusun laporan pagi itu, menegaskan bahwa zona larangan aktivitas masih diberlakukan dalam radius 7 kilometer dari kawah, diperluas hingga 8 kilometer ke sektor barat daya hingga timur laut. Imbauan juga terus disuarakan bagi masyarakat untuk tidak mempercayai informasi yang tidak berasal dari sumber resmi.

Potensi bahaya tidak hanya datang dari guguran lava dan erupsi. “Kami juga waspada terhadap banjir lahar hujan jika terjadi hujan deras,” ujar Anselmus. Aliran sungai yang berhulu di puncak Lewotobi, seperti Dulipali, Nobo, Nurabelen, hingga Hokeng Jaya, bisa berubah menjadi jalur bencana jika curah hujan meningkat.

Seremoni Adat di Stadon Apebuan: Tanah Sudah Diampuni, Bola Boleh Ditendang

PVMBG juga mengingatkan warga yang terdampak abu vulkanik untuk menggunakan masker atau penutup mulut dan hidung demi menghindari gangguan pernapasan. Koordinasi lintas lembaga—antara PVMBG, BPBD NTT, dan pemerintah daerah terus dilakukan untuk memantau perkembangan terbaru.

Meski aktivitas visual terlihat mereda, gemuruh dalam bumi Lewotobi masih terasa. Gunung kembar legendaris di Flores Timur itu tampaknya belum akan benar-benar tenang dalam waktu dekat.*/ML/Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Advertisement
× Advertisement