LARANTUKA,SELATANINDONESIA.COM – Angin sore dari pesisir Larantuka menyapu pelataran Kampus Institut Keguruan dan Teknologi Larantuka (IKTL) Waibalun, Kamis (11/9/2025). Ratusan mahasiswa, dosen, dan tamu undangan berjejal di bawah tenda perayaan Dies Natalis XVI. Tema besar tahun ini: “Jejak Langkah IKTL: Menuju Generasi Emas 2045 Berbasis Budaya Lokal.”
Bupati Flores Timur, Ir. Antonius Doni Dihen, tampil sebagai pembicara utama bersama Wakil Rektor I bidang Akademik, Rikardus Pandai. Di hadapan lebih dari 800 mahasiswa, Bupati Anton Doni memulai dengan ucapan selamat atas kiprah IKTL yang tetap bertahan di tengah keterbatasan. “Menjadi Best University bukan hal mustahil. Perjuangan, kepercayaan diri, dan penyertaan Tuhan akan mematahkan kemustahilan,” ujarnya, seraya menyinggung perjalanan pribadinya yang semula “berbasis angka dan introvert” namun kini dipercaya memimpin Flores Timur.
Bupati Anton Doni menekankan pentingnya peran perguruan tinggi lokal sebagai prime mover pembangunan daerah. Pemerintah daerah, katanya, terbuka untuk kerja sama, mulai dari beasiswa hingga kolaborasi program. Ia mencontohkan inisiatif Future School, pembelajaran bilingual sejak TK hingga SMP, dipadu kompetensi digital dan keterampilan masa depan.
Namun, Bupati Anton Doni juga memberi catatan kritis tentang tantangan menuju Indonesia Emas 2045. Bonus demografi, menurutnya, bisa menjadi anugerah sekaligus bumerang. “Kualitas angkatan kerja terbatas, angka kemiskinan tinggi, dan pengangguran besar. Bahkan ada gejala ‘puber digital’,” ucapnya. Karena itu, ia menawarkan konsentrasi persiapan: kesehatan dan gizi, pendidikan serius, critical thinking, keterampilan komunikasi, kemandirian usaha, dan semangat kerja berakar budaya lokal. “Tidak ada alasan berhenti belajar,” tegasnya.
Suasana kuliah umum berlangsung hangat. Pertanyaan-pertanyaan kritis mahasiswa bergulir, dimoderatori Sirilus Karolus Karoponama Keban. Diskusi berlanjut hingga menjelang senja. Sebelum menutup pemaparannya, Bupati meninggalkan kalimat singkat penuh energi: “Mahasiswa sekalian, belilah tantangan dan bertransformasilah lebih cepat menuju Indonesia Maju 2045.”
Sebagai penghargaan, panitia Dies Natalis menyerahkan piagam kepada Bupati Doni Dihen dan dosen-dosen berprestasi. Peringatan ini, selain sebagai refleksi perjalanan IKTL selama 16 tahun, juga meneguhkan ikhtiar kampus kecil di timur Flores itu untuk melahirkan generasi emas berakar budaya lokal, namun siap bersaing di pentas global.
Peringatan Dies Natalis ke-XVI IKTL akhirnya menjadi semacam tonggak kecil di Larantuka, Kota Reinha Rosari yang bersemayam di ujung timur Pulau Flores. Dari kampus Waibalun yang menatap ke laut biru, harapan tentang generasi emas 2045 dipatrikan. Seperti doa yang mengalir dalam prosesi Semana Santa, IKTL dan para mahasiswanya sedang menulis jalan sunyi namun pasti: berakar pada budaya lokal, sekaligus berani melangkah ke panggung bangsa.*/FP/EM/ProkompimFT/Laurens Leba Tukan
Komentar