Wakil Bupati Alor menunda Pesta Rakyat demi mendampingi pemulihan sang Bupati. Sebuah keputusan yang lahir dari cinta dan ketulusan.
KALABAHI,SELATANINDONESIA.COM — Sorot lampu belum sempat menyala, panggung megah belum sempat menggemakan musik rakyat, namun suasana haru sudah lebih dulu menggema di hati warga Alor. Di hadapan masyarakat yang telah menanti-nanti Pesta Rakyat, Wakil Bupati Alor, Rocky Winaryo, menyampaikan keputusan yang tak mudah: penundaan perhelatan besar yang telah dipersiapkan dengan cinta dan semangat kebersamaan.
Dengan suara yang sarat emosi, Rocky tak hanya berbicara sebagai pejabat. Ia hadir sebagai seorang sahabat, saudara, dan putra daerah yang memahami makna kebersamaan di luar kemeriahan acara. “Saya tahu, kata maaf mungkin tak mampu menghapus kecewa,” ucapnya pelan, Kamis (24/7/2025), “tapi izinkan saya menyampaikannya… sebagai sesama manusia yang ingin menjaga mereka yang ia hormati, dan juga kalian yang ia cintai.”
Keputusan menunda Pesta Rakyat bukan tanpa alasan. Bupati Alor, Iskandar Langkamau, tengah menjalani masa pemulihan kesehatan. Di saat sebagian orang memilih untuk tetap berjalan dengan agenda, Rocky memilih diam sejenak, sebuah diam yang justru menggema lebih keras ketimbang sorak sorai pesta.
“Kebersamaan sejati hadir ketika kita memilih tetap setia, bahkan dalam masa yang sepi dan penuh ujian,” tutur Rocky, membangun jembatan empati di antara dirinya dan ribuan warga yang telah menggantung harapan pada perayaan tahunan ini.
Dalam ucapannya yang mengalir seperti puisi, Rocky menyelipkan harapan: bahwa penundaan ini bukanlah pembatalan, melainkan penundaan yang penuh janji. “Kami tidak membatalkan harapan. Kami hanya menundanya. Dan akan kami bangun kembali, lebih hangat, lebih megah, dan lebih bermakna.”
Di tengah tantangan, Rocky mengajak warganya untuk tetap bersatu. Bukan dalam sorotan kamera dan dentuman musik, tetapi dalam sunyi yang saling menjaga. “Alor bukan hanya tentang acara. Alor adalah tentang hati yang saling menjaga,” ucapnya.
Pesan itu bukan sekadar pengumuman administratif. Ia adalah refleksi kepemimpinan yang hadir dengan empati, yang mengedepankan kemanusiaan di atas panggung politik. Dan pada akhirnya, Alor tetap merayakan sesuatu yang lebih hakiki yaitu bukan pesta, melainkan cinta dan solidaritas.*/Laurens Leba Tukan
Komentar