Bupati Paulus S. K. Limu Lepas 20 Siswa ADEM Menuju Sekolah Unggulan, Janji Beasiswa hingga Kuliah
WAIBAKUL,SELATANINDONESIA.COM – Ruang Aula Kantor Bupati Sumba Tengah pagi itu, Jumat (4/7/2025) lebih dari sekadar tempat pelepasan. Di balik deretan kursi dan spanduk formal, terpancar harapan yang membuncah. Dua puluh anak dari kampung-kampung terpencil di Sumba Tengah berdiri rapi mengenakan seragam, ransel di punggung, dan mimpi besar di mata mereka.
Bupati Sumba Tengah, Drs. Paulus S. K. Limu, berdiri tegak di podium. Ia menatap satu per satu wajah muda di hadapannya. Mereka yang terpilih sebagai peserta Program Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM) untuk melanjutkan studi ke sekolah-sekolah unggulan di Kota Kupang.
“Kami mungkin miskin secara ekonomi, tapi kami tidak miskin ilmu,” ujar Bupati Paulus dengan suara lantang, yang langsung disambut tepuk tangan hadirin. Ia tidak sekadar melepas. Dalam setiap kalimat sambutannya terselip pesan tentang pentingnya pendidikan sebagai senjata melawan keterbelakangan.
Program ADEM adalah gagasan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI, yang memberikan akses pendidikan bermutu kepada anak-anak dari wilayah 3T Tertinggal, Terdepan, dan Terluar. Kabupaten Sumba Tengah termasuk di antara lima kabupaten di Nusa Tenggara Timur yang menjadi penerima manfaat, bersama Lembata, Sabu Raijua, Manggarai Timur, dan Belu.
Seluruh proses seleksi dilakukan secara ketat oleh Dinas Pendidikan Provinsi NTT. Pemerintah pusat menanggung penuh biaya pendidikan, sementara Pemerintah Kabupaten Sumba Tengah memastikan dukungan logistik dan moral tak putus di tengah jalan. Mulai dari pencarian tempat tinggal yang layak di Kupang, pendampingan rutin, hingga rencana beasiswa lanjutan untuk kuliah pada tahun 2028 mendatang.
“Ini bukan sekadar pelepasan, ini adalah peluncuran anak panah masa depan,” kata Bupati Paulus. Ia menegaskan, para siswa bukan sekadar wakil daerah, tetapi juga simbol bahwa perubahan itu nyata—dan bisa dimulai dari desa-desa terpencil.
Orangtua para siswa duduk haru di sudut aula. Beberapa tak kuasa menahan air mata ketika nama anak mereka disebut. Salah satu ibu, Magdalena Rihi, berasal dari Kecamatan Umbu Ratu Nggay Barat. Ia menyeka matanya sambil berkata lirih, “Saya hanya tamat SD. Tapi anak saya bisa sekolah di kota besar. Terima kasih untuk semua yang membuka jalan ini.”
Dinas PPO ditugaskan langsung oleh Bupati untuk terus memantau perkembangan para siswa. Mereka tidak boleh dilepas begitu saja. “Ini bukan proyek seremonial. Kami akan jaga dan kawal anak-anak ini sampai tuntas,” kata Kepala Dinas PPO, yang juga hadir mendampingi.
Sumba Tengah sedang menanam pohon harapan dan 20 anak ini adalah benih pertamanya. Mungkin hari ini mereka hanya membawa koper dan harapan. Tapi kelak, mereka bisa kembali membawa pengetahuan, kepemimpinan, dan perubahan.
Bupati Paulus menutup acara dengan satu kalimat penuh makna: “Masa depan Sumba Tengah ada di pundak mereka. Dan tugas kita adalah memastikan mereka tidak memikulnya sendirian.”*/ProkopimSTeng/Laurens Leba Tukan
Komentar