KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Senin malam (8/9/2025), halaman Rumah Jabatan Wali Kota Kupang diterangi lampu-lampu temaram. Aroma masakan khas NTT berpadu dengan canda dan tawa para tamu. Di antara meja panjang yang dipenuhi hidangan laut dan jagung titi, hadir para pesepeda profesional dari 13 negara, menyambut undangan jamuan makan malam.
Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena bersama Wakil Gubernur Johni Asadoma memimpin penyambutan. Hadir juga Walikota Kupang dr. Christian Widodo. Dengan senyum lebar, Gubernur Melki mengangkat gelasnya dan menyampaikan ucapan selamat datang. “Kehadiran anda semua adalah kehormatan besar bagi masyarakat dan pemerintah Nusa Tenggara Timur,” ujarnya, disambut tepuk tangan para tamu.
Jamuan malam itu bukan sekadar pertemuan protokoler. Ia menjadi tanda dimulainya rangkaian Tour De EnTeTe, lomba balap sepeda internasional yang akan melintasi tiga pulau besar NTT: Timor, Sumba, dan Flores. Dalam sepuluh hari ke depan, para pembalap akan melewati sabana yang membentang luas, lekukan jalan di pegunungan Flores, hingga sunset Labuan Bajo sebagai garis akhir.
Di balik gelas dan piring jagung bose, terselip harapan besar: Tour De EnTeTe bukan sekadar ajang olahraga, melainkan etalase sport tourism NTT di panggung dunia. “Kami berharap para peserta tidak hanya merasakan ketatnya kompetisi, tetapi juga kehangatan masyarakat dan pesona alam NTT,” kata Gubernur Melki.
Gubernur muda itu tahu benar, setiap kayuhan sepeda peserta adalah diplomasi yang bergerak. NTT tak hanya menjual panorama eksotis, tetapi juga meneguhkan diri sebagai destinasi internasional yang menghubungkan olahraga, budaya, dan ekonomi.
Di setiap kayuhan yang akan melintasi sabana, lembah, dan pesisir laut biru NTT, tersimpan pesan yang lebih dalam daripada sekadar kompetisi. Tour De EnTeTe menjelma menjadi jendela diplomasi budaya, di mana dunia melihat NTT bukan hanya sebagai lanskap eksotis, melainkan sebagai rumah persaudaraan, keberanian, dan harapan baru. Dari Kupang hingga Labuan Bajo, event ini meneguhkan identitas NTT di mata dunia: sebuah tanah yang merajut keindahan alam dengan kehangatan manusia, sebuah provinsi yang siap hadir di panggung global dengan wajah penuh percaya diri.
“Setiap kali roda sepeda para peserta berputar di jalan-jalan NTT, sesungguhnya yang bergerak adalah persahabatan antarbangsa,” ujar Gubernur Melki menutup sambutannya. “Kami berharap, ketika kembali ke tanah air masing-masing, para peserta membawa pulang bukan hanya cerita tentang lomba, tetapi juga tentang keindahan dan keramahan NTT yang akan selalu menunggu untuk dikunjungi kembali.”*/Baldus Sae/Laurens Leba Tukan
Komentar