Dari Adonara, sepak bola rakyat menjelma menjadi industri. Gotong royong warga menghadirkan stadion megah dikaki Gunung Ile Boleng, Muhammadiyah Kupang angkat trofi pertama.
ADONARA,SELATANINDONESIA.COM – Malam itu, Jumat (5/9/2025), ribuan pasang mata memadati Stadion Apebuan di Desa Sukutokan, Kecamatan Klubagolit, Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur. Suasana gegap gempita bercampur tegang. Partai final Apebuan Cup I baru saja berakhir dramatis. Muhammadiyah Kupang akhirnya keluar sebagai juara setelah menundukkan Sesado Sandosi lewat adu penalti, skor 4–3, usai bermain imbang 1–1 hingga babak tambahan.
Namun bukan hanya trofi yang lahir malam itu. Di tengah riuh sorak kemenangan, Gubernur Nusa Tenggara Timur, Emanuel Melkiades Laka Lena, meresmikan Stadion Apebuan, sebuah ikon baru olahraga rakyat di Flores Timur. Peresmian dilakukan dengan penandatanganan prasasti, disaksikan Bupati Flores Timur Antonius Doni Dihen, Owner Apebuan Stadion Ahmad Peten Sili, Forkopimda, pejabat Pemprov NTT, serta ribuan warga yang memenuhi stadion.
“Kami salut dengan semangat gotong royong keluarga besar Apebuan yang menghadirkan stadion luar biasa ini,” ujar Gubernur Melki membuka sambutannya, disambut tepuk tangan riuh penonton yang tak beranjak meski malam makin larut.
Perjalanan Apebuan Cup I
Turnamen perdana ini diikuti 42 tim dari berbagai wilayah Flores Timur, Lembata dan wilayah lain di NTT, menjadikannya salah satu even sepak bola terbesar di Adonara. Sejak kick-off pembukaan, stadion rakyat itu tak pernah sepi penonton selama dua bulan lebih.
Babak penyisihan berlangsung ketat dengan banyak kejutan. Tim-tim lokal Adonara tampil garang menghadapi wakil dari luar daerah.
Semifinal pertama mempertemukan Muhammadiyah Kupang vs Ago Tugu Pepakgeka. Semifinal kedua mempertemukan Sesado Sandosi vs PS Roko Kolipada, di mana Sesado tampil dominan dan melaju ke final.
Puncaknya adalah laga final Muhammadiyah Kupang kontra Sesado Sandosi, yang berlangsung dramatis hingga adu penalti. Muhammadiyah akhirnya menahbiskan diri sebagai kampiun perdana Apebuan Cup I.
Ekonomi Rakyat Bergerak
Turnamen perdana ini mencatatkan capaian mengejutkan. Menurut laporan panitia, perputaran uang selama sebulan penyelenggaraan mencapai lebih dari Rp1 miliar. Angka fantastis untuk sebuah turnamen tingkat lokal. “Sepak bola di Apebuan sudah membuktikan bisa jadi industri yang menghidupi banyak orang. Ke depan, pertandingan ini harus lebih baik lagi, dari penyelenggaraan sampai hadiahnya,” kata Gubernur Melki.
Ia juga membuka peluang agar Soeratin Cup tingkat provinsi bisa digelar di Stadion Apebuan. “Tugas saya dan Pak Bupati Flores Timur membantu stadion ini lebih baik lagi. Kalau turnamen provinsi di sini, kita bisa dorong mitra-mitra untuk ikut bantu,” ujarnya.
Apresiasi dan Harapan
Bupati Flores Timur, Antonius Doni Dihen, tak kalah antusias. “Luar biasa, Apebuan. Proficiat untuk panitia, Pak Ahmad Peten Sili dan keluarga, yang sudah bikin stadion dan even sebesar ini. Terima kasih untuk semua tim, dan selamat untuk Muhammadiyah Kupang sang juara,” ucapnya.
Sementara Ahmad Peten Sili, pemilik dan penggagas stadion, menyampaikan rasa syukur atas kehadiran Gubernur dan dukungan penuh masyarakat. “Kami berharap perhatian dari pemerintah provinsi agar Stadion Apebuan terus berkembang, dan turnamen berikutnya bisa lebih besar,” katanya.
Muhammadiyah Kampiun Perdana
Kemenangan Muhammadiyah Kupang di final menorehkan sejarah baru: mereka menjadi kampiun perdana Apebuan Cup. Gelar itu makin manis karena diraih lewat drama adu penalti, memperlihatkan tensi dan kualitas laga yang memikat ribuan penonton.
Bagi warga Adonara, malam itu lebih dari sekadar pesta bola. Stadion Apebuan resmi berdiri sebagai simbol harapan baru: bahwa dari desa kecil di Flores Timur, sepak bola bisa mempersatukan, menggerakkan ekonomi, dan menyalakan cahaya optimisme bagi NTT.*/Mario/AFN/laurens Leba Tukan



Komentar