GESER UNTUK LANJUT MEMBACA
Berita Hari Ini NTT Ekonomi Golkar Gubernur NTT Kesehatan Pemerintah Propinsi NTT Pendidikan
Beranda / Pendidikan / Gubernur Melki Belajar dari Negeri Tirai Bambu: “Tuntutlah Ilmu sampai ke Negeri China” dalam Diplomasi Pembangunan NTT

Gubernur Melki Belajar dari Negeri Tirai Bambu: “Tuntutlah Ilmu sampai ke Negeri China” dalam Diplomasi Pembangunan NTT

Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena ketika meninjau perusahaan farmasi dan teknologi alat kesehatan di Beijing dalam kunjungan resmi ke Republik Rakyat Tiongkok, 17–21 November 2025. Foto: Dok.MLL

KUPANG,SELATANINDONESIA.COM — Pepatah kuno “Tuntutlah ilmu sampai ke negeri China” menemukan gaung barunya dalam gerak diplomasi pembangunan Gubernur Nusa Tenggara Timur, Emanuel Melkiades Laka Lena. Dalam kunjungan resmi 17–21 November 2025 ke Republik Rakyat Tiongkok, Gubernur Melki mengusung misi yang terang: membuka jalan bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia, memperluas peluang kerja, mempercepat transformasi kesehatan, dan menjajaki investasi hijau bagi masa depan ekonomi NTT.

Kunjungan yang berlangsung di tiga kota, Nanjing, Beijing, dan Changshu mempertemukan Pemerintah Provinsi NTT dengan sejumlah lembaga pendidikan vokasi, universitas teknologi, perusahaan kesehatan, industri pengolahan pangan, serta investor energi baru terbarukan.

  1. Pendidikan Vokasi Kesehatan dan Pelatihan SDM: Menjemput Teknologi ke NTT

Dalam laporan resmi yang diterima SelatanIndonesia.com, Minggu (23/11/2025) dijelaskan, agenda pertama berlangsung di Jiangsu Vocational College of Medicine (JSMC), pusat pendidikan vokasi kesehatan yang dikenal memiliki fasilitas laboratorium mutakhir. Gubernur Melki meninjau ruang simulasi keperawatan, laboratorium farmasi, dan pusat pelatihan emergency care yang terhubung langsung dengan rumah sakit pendidikan.

Pemerintah NTT dan JSMC sepakat menjajaki: Pertukaran mahasiswa vokasi kesehatan, Pelatihan instruktur dan dosen dari kampus-kampus NTT, Program magang industri bagi tenaga kesehatan muda dari NTT, dan Kemitraan riset herbal berdasarkan biodiversitas NTT

Dampaknya bagi masyarakat NTT diproyeksikan signifikan diantaranya peningkatan kualitas tenaga kesehatan daerah, ketersediaan tenaga medis terlatih, dan potensi masuknya teknologi pendidikan medis ke politeknik di NTT.

Umbu Rudi Kabunang, LPSK, dan Upaya Mengangkat Suara Saksi dan Korban dari Ruang Gelap

  1. Investasi Industri Farmasi dan Alat Kesehatan: Dari Bahan Alam ke Produk Bernilai

Di Beijing, Gubernur Melki bertemu sejumlah perusahaan farmasi dan teknologi alat kesehatan. Mereka menunjukkan ketertarikan untuk: Mendirikan pabrik obat esensial skala menengah di NTT, Membantu transfer teknologi alat kesehatan sederhana untuk puskesmas, Mengembangkan riset tanaman obat NTT, termasuk kelor, kemangi hutan, dan tanaman aromatik lain yang punya nilai farmakologi.

Menurut Gubernur Melki, langkah ini dapat membuka lapangan kerja baru, mengurangi ketergantungan pada distribusi obat dari Jawa, sekaligus memperluas pasar bagi petani tanaman obat di NTT.

  1. Pengembangan Pertanian Modern dan Hilirisasi Pangan

Dalam pertemuan dengan perusahaan agritech dan industri pengolahan pangan, Pemerintah Provinsi NTT menyoroti potensi: Pengembangan teknologi pengeringan jagung dan sorgum, Mesin pascapanen untuk komoditas desa, Kemitraan hilirisasi produk kelor dan porang, Investasi pada cold storage dan rantai dingin perikanan.

Menurut Gubernur Melki, sektor pangan menjadi fokus karena kebanyakan masyarakat NTT hidup dari pertanian dan peternakan. Teknologi pascapanen dan hilirisasi yang dibawa dari China diharapkan meningkatkan pendapatan petani, menjaga kualitas produk, serta membuka akses ekspor.

  1. Energi Baru Terbarukan: Kerjasama dengan Jiangsu untuk Energi Bersih NTT

Di Changshu, Gubernur Melki mengunjungi Jiangsu Science and Technology Normal University (JSTNU) dan berdiskusi mengenai kerja sama penelitian energi baru terbarukan, termasuk: Panel surya berdaya tinggi untuk daerah terpencil, Teknologi penyimpanan energi (battery storage), Model hybrid solar–wind untuk pulau kecil, dan Program pendidikan vokasi teknik energi terbarukan

Saat TKD Dipangkas, Ketua Fraksi Golkar MPR Melchias Mekeng dan OJK Membangun Jembatan Bernama Obligasi Daerah

Disebutkan Gubernur Melki, NTT yang kaya sinar matahari sehari rata-rata 8 jam, ingin mempercepat pemanfaatan energi bersih untuk desa-desa terpencil dan mengurangi ketergantungan pada diesel.

  1. Penandatanganan Nota Pemahaman dan Pembentukan Working Group NTT–Jiangsu

Kunjungan ditutup dengan komitmen untuk membentuk Working Group NTT–Jiangsu yang bekerja di tiga sektor:

  1. Pendidikan vokasi

 

  1. Inovasi kesehatan dan farmasi

 

  1. Energi terbarukan dan pertanian modern

Kelompok kerja ini akan menjadi jembatan teknis untuk memfasilitasi pertukaran program, pendanaan, hingga pilot project di NTT.

Ketika KPK Datang Tanpa Tuduhan: Jejak Pencegahan di Kabupaten dengan MCP 48 Persen

 

Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena (kedua dari kiri0 ketika dalam sebuah agenda kunjungan resmi ke Republik Rakyat Tiongkok, 17–21 November 2025. Foto: Dok.MLL

Dampak bagi Masyarakat NTT: Dari Belajar ke Implementasi

Pemerintah Provinsi NTT menilai rangkaian agenda tersebut akan memberikan dampak nyata:

  1. Lapangan kerja baru dari investasi kesehatan, pangan, dan energi

 

  1. Peningkatan kualitas layanan kesehatan desa melalui transfer teknologi alat kesehatan

 

  1. Akses pendidikan vokasi bertaraf internasional bagi anak muda NTT

 

  1. Ketersediaan industri hilirisasi komoditas lokal sehingga nilai tambah ekonomi tinggal di NTT

 

  1. Pengembangan energi bersih yang membuka akses listrik stabil bagi pulau kecil

 

  1. Kemandirian obat dan alat kesehatan dasar

 

  1. Peningkatan kualitas SDM, guru vokasi, dan tenaga instruktur

“Ilmu dari Perjalanan, Manfaat untuk Rakyat”

Menutup rangkaian kunjungan, Gubernur Melki menyatakan bahwa agenda di China bukan sekadar diplomasi seremonial, melainkan sebuah langkah strategis untuk menjemput pengetahuan, teknologi, dan kemitraan yang membawa manfaat nyata bagi masyarakat.

“Pepatah lama tuntutlah ilmu sampai ke negeri China bukan sekadar simbol. Kami datang untuk belajar, lalu membawa pulang pengetahuan itu untuk anak-anak NTT,” ujarnya.

Pemerintah Provinsi NTT menargetkan implementasi tahap awal kerja sama ini dimulai dalam enam bulan ke depan, dengan fokus pada sekolah vokasi, pelatihan kesehatan, dan pilot project energi terbarukan di beberapa kabupaten.*/Laurens Leba Tukan

 

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Advertisement
× Advertisement