GESER UNTUK LANJUT MEMBACA
Otomatif
Beranda / Otomatif / Gavriel Novanto Gas Dukungan: Bamsoet Masih Layak Pegang Stir IMI

Gavriel Novanto Gas Dukungan: Bamsoet Masih Layak Pegang Stir IMI

Ketua IMI NTT Gavriel Putranto Novanto ketika memberikan dukungan surat dukungan kepada Bambang Soesatyo sebagai Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) 2025–2030, di Jakarta, Rabu (9/7/2025). Foto: Dok.GBS

Ketua IMI NTT Gavriel Putranto Novanto Bawa Dukungan Resmi, Menegaskan Konsolidasi Otomotif Daerah untuk Kepemimpinan Nasional

JAKARTA,SELATANINDONESIA.COM – Di tengah hiruk pikuk bursa calon Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) 2025–2030, sebuah suara lantang datang dari timur. Ketua IMI Nusa Tenggara Timur, Gavriel Putranto Novanto, melangkah pasti menuju pusat kekuasaan otomotif nasional di Jakarta. Bukan sekadar kunjungan biasa, tetapi membawa mandat politik organisasi: dukungan resmi kepada Bambang Soesatyo untuk kembali memimpin IMI lima tahun ke depan.

Tak sendiri, Gavriel datang bersama Ketua IMI Provinsi Jambi, Guntur Muchtar. Keduanya menegaskan bahwa konsolidasi IMI dari tingkat provinsi sudah mengerucut pada satu nama. “Kami tidak sedang berjudi. Bamsoet adalah pilihan rasional yang dibangun atas rekam jejak,” kata Gavriel seusai pertemuan dengan Bamsoet di Jakarta, Rabu (9/7/2025).

Dukungan dari dua provinsi ini memperkuat gelombang yang sebelumnya sudah terbentuk. Bamsoet, yang juga anggota Komisi III DPR RI dan mantan Ketua DPR RI, disebut memiliki daya dorong politik dan jaringan strategis yang dibutuhkan untuk menjaga keberlanjutan reformasi organisasi IMI.

“IMI bukan sekadar kumpulan klub pecinta otomotif, tapi sudah menjadi motor penggerak diplomasi olahraga, promosi daerah, bahkan ekonomi kreatif. Konsistensi dan kesinambungan harus dipertahankan,” ujar Gavriel Novanto.

Panas Bumi, Rumah Leluhur, dan Pesan Gubernur Melki dari Mataloko

Gavriel bukan nama asing dalam komunitas otomotif NTT. Di bawah kepemimpinannya, IMI NTT tumbuh menjadi salah satu provinsi dengan aktivitas balap paling dinamis di kawasan timur. Ia berhasil membangun jaringan event hingga ke kabupaten-kabupaten terluar, memperkuat basis komunitas dan membuka ruang kompetisi lokal yang produktif. “Apa yang terjadi di pusat harus punya resonansi sampai ke pelosok. Dan itu hanya bisa dijaga kalau nakhoda IMI mengerti denyut daerah,” katanya.

Bamsoet sendiri menyambut dukungan tersebut dengan nada penuh tanggung jawab. Ia menyebut, masih banyak pekerjaan rumah yang belum tuntas. Mulai dari pengembangan regulasi kendaraan modifikasi, lisensi nasional dan internasional, pembangunan sirkuit permanen di luar Jawa, hingga membina atlet muda untuk kompetisi dunia. “Ini bukan soal jabatan, tapi tanggung jawab menjaga ritme kemajuan,” ujar Bamsoet, yang hadir didampingi Ketua Bidang Sosial dan Lingkungan Hidup IMI Pusat Dharma Mangkuluhu dan Anggota DPR RI Robert Kardinal.

Selama masa kepemimpinannya, IMI mencatatkan sejarah dengan menyelenggarakan berbagai ajang otomotif kelas dunia seperti Formula-E di Ancol, MotoGP Mandalika, MXGP di NTB, dan APRC di Sumatera Utara. Dalam catatan IMI Pusat, lebih dari 90 persen IMI provinsi kini aktif menggelar kegiatan dan menunjukkan peningkatan indeks organisasi.

Namun di balik prestasi, Bamsoet tetap membaca peta tantangan. “Kita tidak boleh euforia. Tugas kita masih panjang. Organisasi ini harus makin kokoh, makin profesional, dan makin inklusif,” ujarnya.

Dukungan dari IMI NTT menjadi catatan tersendiri. Wilayah yang dulu tak terlalu diperhitungkan dalam peta kekuatan otomotif nasional kini menjelma sebagai penentu arah. Dari pinggiran, suara-suara seperti milik Gavriel Novanto membawa bobot baru dalam politik organisasi. Seperti dalam balapan, kadang juara ditentukan oleh manuver yang datang dari sisi tak terduga.*/GBS/Laurens Leba Tukan

Suara Sunyi dari Selatan NKRI: Reses Simson Polin dan Keluhan Para Pendeta di Rote

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Advertisement
× Advertisement