SURABAYA,SELATANINDONESIA.COM – Ratusan pengusaha dari dua ujung Nusantara bertemu di satu meja. Gedung KADIN Jawa Timur, yang biasanya dipenuhi rapat-rapat formal, hari itu menjadi ruang pertemuan hangat antara pebisnis asal Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur. Dari pertemuan perdana itu, lahir komitmen investasi yang nilainya menembus puluhan miliar rupiah, sebuah sinyal segar bagi geliat ekonomi NTT.
Forum Bisnis yang diinisiasi oleh Bank Indonesia dan difasilitasi oleh KADIN Jatim dan KADIN NTT ini menghadirkan lebih dari 150 pelaku usaha. Dalam pertemuan itu, disepakati investasi senilai lebih dari Rp5 miliar di sektor pengolahan daging sapi dan ayam, serta penandatanganan beberapa nota kesepahaman lainnya.
“Saya menyambut baik inisiatif ini. Sinergi KADIN Jatim dan KADIN NTT akan memperkuat rantai pasok dan jejaring distribusi antardaerah,” ujar Ketua Umum KADIN Jatim, Adik Dwi Putranto, membuka pertemuan dengan optimisme.
Sementara itu, Ketua Umum KADIN NTT, Bobby Lianto, menekankan pentingnya posisi Surabaya sebagai pintu dagang utama ke NTT. “Surabaya ini simpul distribusi logistik. Lewat kerja sama konkret seperti ini, kami ingin NTT tidak hanya menjadi pasar, tapi juga pemain dalam rantai nilai nasional,” kata Bobby.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT, Agus Sistyo Widjajati, menambahkan bahwa posisi geografis NTT yang berbatasan langsung dengan Timor Leste membuka peluang ekspor regional. “Forum ini tidak hanya soal transaksi, tapi juga membuka jalan bagi pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” ujarnya.
Salah satu hasil nyata dari forum ini adalah penandatanganan MoU antara KADIN NTT dan PT Bumi Biru terkait investasi peternakan yang mendukung program Merdeka Belajar Gizi (MBG). Selain itu, kerja sama juga diteken bersama Yayasan Pelita Indonesia Timur untuk budidaya jagung di lahan seluas 1.000 hektare di wilayah NTT.
Dengan sinyal awal yang kuat ini, Forum Bisnis Jatim-NTT bukan sekadar seremoni. Ia menjadi ladang kolaborasi konkret antarpengusaha lintas pulau yang ingin menanam, menuai, dan memanen pertumbuhan bersama. Dari Timur Indonesia, harapan itu mulai bertunas.*/Laurens Leba Tukan



Komentar