GESER UNTUK LANJUT MEMBACA
Sumba Tengah
Beranda / Berita Hari Ini NTT / Sumba Tengah / Dari Sumba Tengah Menuju Istana: Menanam Padi, Menjemput Prabowo

Dari Sumba Tengah Menuju Istana: Menanam Padi, Menjemput Prabowo

Bupati Sumba Tengah, Paulus S. K. Limu bersama petani menanam padi unggul di Desa Matawoga, Kecamatan Katiku Tana, Kabupate Sumba Tengah, Kamis (3/7/2025). Foto; ProkopimSTeng

Langkah kecil petani Matawoga menjadi simbol perjuangan besar: menjadikan Sumba Tengah ikon ketahanan pangan nasional. Di tengah keterbatasan air dan status 3T, Bupati Paulus Limu menanam harapan dan padi unggul di Desa Matawoga. Program ketahanan pangan nasional digerakkan dari pinggiran oleh semangat petani Sumba Tengah.

WAIBAKUL,SELATANINDONESIA.COM – Mentari pagi memancar hangat di atas hamparan tanah Desa Matawoga, Kecamatan Katiku Tana, Kabupate Sumba Tengah. Di sela semilir angin dan gumam doa para petani, cangkul dan bibit padi mulai bersua tanah. Di barisan depan, Bupati Sumba Tengah Drs. Paulus S. K. Limu menggulung lengan baju, menancapkan benih padi varietas Intani 502 ke tanah satu hektare milik Kelompok Tani Kawitar Kamoruk.

Ini bukan sekadar seremoni. Ini adalah peluncuran Musim Tanam II, yang kedua dalam hitungan tahun ini dan yang kedua pula dari serangkaian langkah besar Bupati Paulus untuk menjadikan Sumba Tengah sebagai lumbung pangan nasional.

“Kami mungkin miskin dari segi ekonomi,” ujar Paulus dalam sambutannya, “tapi semangat kami tidak miskin. Komitmen kami untuk swasembada pangan tidak miskin.”

Sejak awal 2025, Sumba Tengah bergerak cepat. Dari target 475 hektare yang ditetapkan Kementerian Pertanian, lahan yang diolah petani telah melampaui angka 1.000 hektare. Sebuah lompatan yang dimungkinkan oleh mobilisasi alat berat (oplah), program brigade pertanian, dan cetak sawah baru.

Falentino Cup di TTU dan Misi CSR Bank NTT: Menyemai Bakat di Bumi Biinmafo

Harapan dari Pinggiran

Hadir dalam penanaman simbolik ini, Dr. Abdul Wahab, S.P., MP, Kepala Badan Penerapan dan Modernisasi Pertanian (BPMP) Provinsi NTT, kini berada di bawah struktur BRMP Kementerian Pertanian. Ia memuji kerja keras petani dan pemerintah daerah yang berhasil mencatat surplus beras sebesar 5.600 ton.

“Sumba Tengah bukan hanya bisa swasembada. Daerah ini bisa jadi ikon lumbung pangan dan pusat benih unggul di NTT,” ujarnya.

Tapi jalan menuju kedaulatan pangan tak mulus. Tantangan utamanya adalah air. “Kami butuh dua embung besar,” kata Bupati Paulus. “Agar bisa memperluas lahan sawah dari 7.000 hektare menjadi 15.000 hektare.”

Dr. Wahab menjanjikan dukungan. Bahkan memberikan kabar gembira: tunjangan kinerja penyuluh pertanian akan naik pada Januari 2026, dan penyuluh berprestasi akan mendapat kendaraan dinas. Sebuah dorongan moral untuk mereka yang berjibaku di sawah dan ladang, dari pagi ke senja.

Air Bersih untuk Ile Boleng: Gubernur Melki, Taruna Nusantara, dan TNI AL Menjawab Haus Adonara

Padi, Benih, dan Harapan

Jenis padi yang ditanam di Matawoga bukan sembarangan. Intani 502 dan Sridewi adalah varietas unggul, tahan hama, dan cepat panen. Bupati Paulus menjelaskan bahwa Sumba Tengah sudah punya tempat penangkaran benih sendiri yang telah lulus uji laboratorium dan berjalan selama lima tahun.

Langkah ini sejalan dengan visi modernisasi pertanian yang diusung BRMP, lembaga strategis yang kini mengintegrasikan riset, pelatihan, dan inovasi untuk menjawab tantangan ketahanan pangan Indonesia.

“Kalau mau jadi lumbung pangan, harus bisa mandiri dalam benih,” tegas Dr. Wahab.

Integrasi dan Dampak Sosial

Dari Kantor ke Layar: Birokrasi Digital Rote Ndao Mulai Tancap Gas

Pangan hanyalah salah satu simpul dari sistem besar yang sedang dirajut di Sumba Tengah. Di bawah kepemimpinan Paulus S.K. Limu dan Martinus Umbu Djoka, pertanian terintegrasi dikembangkan: dari padi, hortikultura, hingga peternakan.

Dampaknya, perlahan-lahan angka stunting mulai menurun, dan masyarakat mulai melihat pertanian bukan sebagai kerja kasar, tapi investasi masa depan. “Kami yakin, kemiskinan akan menurun lewat pertanian,” tutup Bupati Paulus didampingi Kadis Pertanian Sumba Tengah, Nyong Umbu K. Pari.

Menanti Prabowo ke Sumba Tengah

Dengan optimisme mengalir dari petani hingga kepala daerah, Bupati Paulus berharap satu hal lagi: kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke tanah sabana ini. Sebuah momentum untuk menunjukkan bahwa daerah 3T seperti Sumba Tengah bisa menjadi poros ketahanan pangan nasional, asal diberi ruang dan kepercayaan.

Dari tepian Nusa, suara petani bergema ke pusat. Bukan dalam bentuk jeritan, tapi kerja nyata yang mengakar pada tanah, tumbuh dalam semangat, dan mengarah ke meja makan bangsa.*/ProkopimSTeng/Laurens Leba Tukan

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Advertisement
× Advertisement