GESER UNTUK LANJUT MEMBACA
Ekonomi
Beranda / Ekonomi / Dari Sampah Menuju Sejahtera: Gerakan Hijau Bank NTT di SBD

Dari Sampah Menuju Sejahtera: Gerakan Hijau Bank NTT di SBD

Bupati Sumba Barat Daya, Ratu Wulla, ST, ketika menerima bantuan bak sampah dari Pimpinan Bank NTT Cabang Waitabula, Yusthinus M. N. Dunga di halaman Kantor Bupati SBD, Senin (14/7/2025). Foto: Dok.BankNTTWaitabula

WAITABULA,SELATANINDONESIA.COM – Di halaman kantor Bank NTT Cabang Waitabula, Kabupaten  Sumba Barat Daya (SBD), Senin (14/7/2025), deretan tempat sampah berwarna cerah tampak kontras dengan langit mendung yang menggantung. Tak ada seremoni megah, tak pula panggung hiburan. Tapi justru dari kesederhanaan itulah sebuah komitmen lingkungan ditegaskan, Bank NTT Cabang Waitabula menyerahkan puluhan unit tempat sampah kepada Pemerintah Kabupaten Sumba Barat Daya.

Bupati Sumba Barat Daya, Ratu Wulla, ST, menerima langsung bantuan tersebut dengan ekspresi yang lebih dari sekadar simbolis. “Ini bukan sekadar tempat buang sampah, ini simbol kolaborasi. Kami tak ingin SBD hanya bersih di pinggir jalan, tapi bersih di cara berpikir,” ujar Ratu Wulla, menyambut baik kontribusi Bank NTT dalam mendukung gerakan kebersihan daerahnya.

Penyerahan bantuan itu dihadiri oleh Ketua DPRD SBD, para wakil ketua, dan jajaran eksekutif Bank NTT Cabang Waitabula. Sebuah paduan kekuatan legislatif, eksekutif, dan sektor perbankan yang tak lazim terjadi hanya demi urusan sampah. Tapi Bank NTT melihatnya berbeda.

“Kami di Bank NTT percaya, membangun NTT tak hanya lewat kredit dan bunga simpanan. Tapi juga lewat taman yang tak bau, selokan yang tak mampet, dan jalanan yang tak dipenuhi plastik,” ujar pimpinan Bank NTT Cabang Waitabula, Yusthinus M. N. Dunga dengan tenang, namun penuh makna.

Gerakan ini merupakan bagian dari program sosial dan tanggung jawab lingkungan Bank NTT yang kini mulai menyentuh sisi-sisi tak terlihat dari pembangunan: kesadaran kolektif. Di tengah gempuran isu polusi dan pengelolaan sampah yang belum terintegrasi di pelosok Nusa Tenggara Timur, langkah Bank NTT dianggap sebagai intervensi kecil yang berdampak panjang.

Reputasi Baru di Usia ke-63: Gubernur Melki Ingin Bank NTT Jadi Jantung Ekonomi Rakyat

Dalam dokumen visi pembangunan daerah, Bupati Ratu Wulla mencantumkan lingkungan bersih dan sehat sebagai satu dari enam misi utama pemerintahan SBD periode 2024–2029. Tapi, kata Ratu, “Tak ada gunanya visi muluk kalau tempat buang sampah saja tak tersedia.”

Kehadiran Bank NTT, yang selama ini identik dengan pembiayaan usaha kecil dan pengelolaan keuangan daerah, kini memperluas makna hadirnya: dari pencairan kredit ke pengadaan bak sampah. Sebuah langkah yang tampak sederhana, tapi bisa menjadi katalis perubahan kebiasaan.

“Kita tidak bisa menunggu ada investor besar untuk urusan sampah. Kita harus mulai dari langkah-langkah kecil. Ini yang kami sebut intervensi strategis,” kata pimpinan Bank NTT Cabang Waitabula, yang enggan menyebutkan nilai anggaran yang dikeluarkan.

Warga di sekitar pusat kota Waitabula menyambut baik program ini. Dian Ndapamerang, seorang ibu rumah tangga yang tinggal di Kelurahan Langga Lero, berharap tempat sampah itu tidak hanya diletakkan, tapi dikelola dengan benar. “Selama ini, buang sampah sembarangan itu biasa. Mudah-mudahan dengan ini, malu juga kita kalau sembarang buang,” ujarnya sambil tersenyum.

Seperti banyak daerah lain di NTT, masalah lingkungan di SBD tak bisa diselesaikan oleh pemerintah sendiri. Diperlukan aktor non-negara yang bersedia “turun tangan”, bukan hanya “menyumbang nama”. Di titik inilah, Bank NTT memainkan perannya: sebagai bank milik daerah yang tak hanya mengelola uang, tapi juga harapan.

Meriah di Mbay: Jalan Sehat, Zumba, dan Semangat Sinergi Bank NTT

“Kalau kita ingin SBD bersaing dengan kabupaten lain, kita harus bersih dulu. Bersih kota, bersih niat, bersih kerja,” pungkas Bupati Ratu Wulla, menutup pidato ringkasnya.

Dan dari sana, hari itu, tempat sampah tak hanya menjadi wadah sampah. Ia menjadi tanda zaman. Bahwa pembangunan bukan soal gedung dan jalan, tapi juga tentang siapa yang bersedia membersihkan halaman bersama.*/Laurens Leba Tukan

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Advertisement
× Advertisement