Enam belas calon haji asal Kabupaten Kupang dilepas dengan haru. Antrean menuju Tanah Suci kini mencapai seperempat abad.
KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Senin pagi (19/5/2025), halaman Kantor Bupati Kupang di Oelamasi menjadi saksi haru sebuah peristiwa sakral. Di ruangan Aula Setda Kabupaten Kupang, enam belas warga Kabupaten Kupang diantaranya enam laki-laki dan sepuluh Perempuan duduk rapi dengan pakaian seragam haji. Wajah mereka sumringah, meski semburat tegang menyelip di balik senyum. Hari itu, mereka secara resmi dilepas menuju Tanah Suci, menunaikan rukun Islam kelima.
“Atur niat yang tulus, jaga kesehatan, dan latih kesabaran,” pesan Bupati Kupang, Yosef Lede, dalam sambutan yang dibacakan oleh Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah, Marthen Rahakbauw. Suaranya tenang, namun mengandung getar makna. “Haji bukan sekadar perjalanan fisik, tapi juga perjalanan batin.”
Tahun ini, jamaah calon haji Kabupaten Kupang berasal dari tiga kecamatan yaitu Fatuleu, Kupang Tengah, dan Kupang Timur. Mereka bukan hanya wakil keluarga, tetapi juga wakil kampung dan komunitas yang menanti dengan doa agar ibadah ini lancar dan mabrur.
Marthen yang juga mewakili pemerintah daerah, berpesan agar para jamaah tidak hanya fokus pada ritual fisik seperti thawaf dan sa’i, melainkan juga menyelami makna wukuf di Arafah sebagai momen kontemplatif dan spiritual terdalam dalam berhaji.
Panitia Penyelenggara Haji dari Kementerian Agama Kabupaten Kupang, Haji Marhaban Adhang, mencatat bahwa jamaah akan berangkat dari Bandara Eltari Kupang menuju embarkasi Surabaya pada 22 Mei, dan sehari setelahnya bertolak ke Arab Saudi. Namun di balik keberangkatan ini, ada ironi yang mengendap, antrean haji kini kian panjang.
“Untuk yang mendaftar tahun ini, estimasi keberangkatan bisa mencapai 24 tahun ke depan,” ujar Marhaban. Artinya, seorang pendaftar berusia 30 tahun sekarang, baru bisa berangkat ketika hampir pensiun.
Di antara tamu yang hadir tampak pula Plt. Asisten I Pieter Sabaneno, Kepala Kantor Kemenag Saturlino Correia, dan Ketua MUI Kabupaten Kupang Abdul Rahim Mampa. Mereka semua berdiri memberi salam perpisahan. Sebuah gestur penghormatan atas kesabaran dan keteguhan para calon tamu Allah.
Di sela-sela prosesi, seorang ibu calon haji dari Kecamatan Fatuleu menyeka air matanya. “Saya sudah menunggu ini sejak 2009,” katanya lirih. “Semoga bisa kembali membawa berkah untuk keluarga dan kampung.”
Dari Oelamasi, perjalanan suci itu dimulai. Mekkah memang jauh, tetapi tekad dan doa para peziarah ini telah menjembatani jaraknya.*/merci/laurens leba tukan
Komentar