BA’A,SELATANINDONESIA.COM – Birokrasi Rote Ndao mulai berbenah. Tak lagi bergantung pada tumpukan kertas dan meja rapat berhari-hari, pemerintah daerah kini memacu roda layanan publik lewat aplikasi digital buatan sendiri. Lima inovasi yang lahir dari tangan-tangan aparatur peserta Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) Angkatan XVI mulai dijalankan dan disiapkan menjadi mesin utama penggerak sistem pemerintahan elektronik atau yang akrab disebut SPBE.
Dari aplikasi pelacak proyek yang diberi nama HOHOLOK, sistem pengawasan aset daerah ASET MALOLE, sampai ESA OFFICE yang jadi semacam “pusat kendali digital” antardinas, semua dikembangkan oleh ASN Rote Ndao sendiri. Aplikasi-aplikasi ini bukan sekadar hiasan presentasi, karena kini telah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025–2030.
“Semua aplikasi ini harus saling bicara, saling terhubung. Kita tidak bisa lagi kerja sendiri-sendiri,” ujar Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian (Kominfostatper), Pauwil J. J. Nggili, Kmis (3/7/2025). Ia menargetkan skor SPBE Rote Ndao menembus angka 3,6 untuk meraih predikat Sangat Baik.
Yang menarik, bukan cuma hasil akhirnya yang diperhatikan, tapi juga prosesnya. Aksi perubahan yang dilakukan para ASN ini dianggap menjadi model kecil dari birokrasi yang mau berubah dari cara kerja manual ke digital, dari reaktif ke proaktif, dari tumpukan dokumen ke integrasi data.
Masih ada tiga peserta PKA Angkatan XVII yang tengah mematangkan inovasi berikutnya. Kalau semua berjalan mulus, layanan pemerintahan di Rote Ndao tak lagi bergantung pada siapa yang duduk di belakang meja, tapi pada sistem yang bisa bekerja 24 jam sehari, bahkan saat kantor tutup.
Lima inovasi dari peserta PKA XVI yang telah diuji coba menjadi landasan penguatan sistem digital daerah, yaitu:
- Refly Therik, SE – SOI SALAK: Aplikasi pemantauan dan pengawasan tindak lanjut hasil pemeriksaan internal dan eksternal.
- Anthenety A. Lapudooh, S.Sos – ASET MALOLE: Sistem digital pengelolaan aset barang milik daerah secara tertib dan akuntabel.
- Maraden A. Patola, ST, M.Sc – ESA OFFICE: Aplikasi ini dikembangkan sebagai ekosistem kerja digital terpadu yang berfungsi sebagai platform utama penghubung berbagai aplikasi kerja administrasi pemerintahan.
- Sonny Saban, ST – HOHOLOK: Aplikasi pengawasan proyek infrastruktur fisik berbasis partisipasi masyarakat dan dokumentasi lapangan real-time.
- Sherwin M. R. Ufi, S.KM, MPH – MAI FALI: Aplikasi integrasi dan analisis data perencanaan sektor kesehatan, termasuk penanganan stunting, untuk mendukung penyusunan program berbasis bukti.
Sementara itu, dari PKA Angkatan XVII, hadir tiga peserta yang saat ini tengah menyiapkan rancangan aksi perubahan lanjutan, yakni:
- Yulia Engelina Krones, MPH
- Maximus Erasmus Dopen, ST
- Jodian Apdianus Suki, S.Sos. */DKISP/Laurens Leba Tukan
Komentar