WAIBAKUL,SELATANINDONESIA.COM – Pemerintah Kabupaten Sumba Tengah kian gencar mendorong gerakan pemberdayaan ekonomi berbasis keluarga melalui Program Pekarangan Pro Oli Mila (PK POM). Pada Selasa (25/11/2025), Bupati Sumba Tengah Paulus S. K. Limu bersama Wakil Bupati M. Umbu Djoka meresmikan PK POM Model yang dibangun di pekarangan rumah Kepala Badan Keuangan Daerah (BKD), Umbu Neka Jarawoli, di Desa Makatakeri, Kecamatan Katikutana.
Launching tersebut menjadi yang ke-14 bagi kalangan pejabat, setelah sebelumnya program serupa menyasar 14 keluarga penerima manfaat di 14 desa. Hadir dalam kegiatan ini para pimpinan perangkat daerah, tokoh agama, Camat Katiku Tana, Kepala Desa Makatakeri, staf BKD, dan keluarga besar Umbu Neka.
Dalam sambutannya, Umbu Neka mengungkapkan bahwa inisiatif membangun PK POM model di pekarangannya berangkat dari semangat yang terus didorong pemerintah daerah. Meski lahan hortikultura belum mencapai luasan ideal dua are, ia telah menanam aneka komoditas serta mengembangkan 20 ekor bebek, dua kolam ikan dengan 500 benih lele, dan empat ekor kambing.
“Ini baru permulaan. Kami akan terus menambah luasan dan kapasitas produksi, supaya benar-benar menjadi model yang layak ditiru,” ujarnya.
Bupati Paulus S.K. Limu memuji langkah spontan Kepala BKD tersebut. Menurut dia, PK POM model di rumah para ASN merupakan contoh konkret yang mampu menggerakkan masyarakat.
“PK POM akan menjadi role model pembangunan tahun 2026. Kita menargetkan 100 role model dari kalangan ASN,” kata Paulus.
Ia juga mengajak para tokoh agama, khususnya pendeta, untuk turut menyosialisasikan program ini melalui gereja-gereja agar semakin banyak keluarga jemaat terlibat dalam gerakan ekonomi rumah tangga tersebut.
Pekarangan Pro Oli Mila Model (PK-POM), sebuah terobosan baru yang memadukan pemberdayaan ekonomi, perbaikan gizi, pendidikan, kesehatan, dan solidaritas sosial. Program ini menyasar 10.000 keluarga miskin yang tidak memiliki lahan sawah atau kebun.
Bupati Paulus menegaskan bahwa kemiskinan tidak boleh diratapi, melainkan dilawan dengan kerja konkret. “Pekarangan harus menjadi sekolah ekonomi keluarga,” katanya.
Empat Sumber Pendapatan di Pekarangan
Setiap keluarga penerima PK-POM dibekali:
-. 3 ekor kambing
-. 11 ekor bebek produktif
-. Kolam lele dengan ribuan benih
-. Lahan hortikultura seluas 2 are
Dengan perhitungan konservatif, potensi pendapatan minimal keluarga bisa mencapai Rp1,2 juta per bulan, bahkan lebih dari itu bila produksi telur bebek stabil.
Selain produksi pangan, program ini mencakup pelatihan pengolahan pangan mulai pengolahan ikan lele, telur asin, hingga saus tomat rumahan.*/ProkopimSTeng/Laurens Leba Tukan



Komentar