GESER UNTUK LANJUT MEMBACA
Sumba Tengah
Beranda / Berita Hari Ini NTT / Sumba Tengah / Bupati Paulus dan Madrasah Cinta: Asa Baru dari MTs Hajar Aswad Waibakul

Bupati Paulus dan Madrasah Cinta: Asa Baru dari MTs Hajar Aswad Waibakul

Bupati Sumba Tengah, Paulus S. K. Limu didampingi Wakil Bupati Martinus Umbu Djoka ketika mengresmikan Madrasah Tsanawiyah (MTs) Hajar Aswad Waibakul, Kabupaten Sumba Tengah, Rabu (16/7/2025). Foto: ProkopimSTeng

Langit pagi itu cerah di Desa Tanamodu, Kecamatan Katiku Tana Selatan, Kabupaten Sumba tengah. Di antara tepuk tangan dan gema salawat, Bupati Sumba Tengah, Paulus S. K. Limu, melangkah pelan menuju papan nama bertuliskan MTs Hajar Aswad Waibakul. Ia tak hanya meresmikan sebuah bangunan, tetapi juga meneguhkan mimpi kolektif masyarakat Muslim di tanah Marapu: mendirikan rumah ilmu dari gotong royong dan cinta.

WAIBAKUL,SELATANINDONESIA.COM – Sebuah sekolah berdiri tegak di Tanamodu, bukan karena aliran dana pemerintah, melainkan karena derasnya niat baik warga. Madrasah Tsanawiyah (MTs) Hajar Aswad Waibakul, hasil swadaya masyarakat, hari Itu, Rabu (16/7/2025) diresmikan oleh Bupati Sumba Tengah, Drs. Paulus S. K. Limu.

Gedung dengan tiga ruang kelas itu adalah simbol perjuangan masyarakat Muslim Sumba Tengah, para perantau dari Bima Dompu dan Jawa, serta para donatur yang menyatu dalam satu semangat: pendidikan adalah jalan menuju kemanusiaan.

“Pendidikan ini dibangun dengan cinta. Bukan sekadar bangunan, tapi ini investasi nilai dan karakter,” ujar Bupati Paulus dalam pidatonya. Ia menyebut pembangunan sekolah ini sebagai penenunan masa depan yang tak boleh putus di tengah jalan.

Upacara peresmian yang berlangsung khidmat itu turut dihadiri Wakil Bupati Martinus Umbu Djoka, jajaran Forkopimda, tokoh agama, serta para kepala lembaga vertikal dan masyarakat sekitar. Ketua Yayasan Hajar Aswad bahkan berharap MTs ini bisa berkembang menjadi sekolah berjenjang lengkap, hingga suatu hari nanti melahirkan perguruan tinggi Islam di Sumba Tengah.

Empat Nyali, Satu Arah: Umbu, Amandio, Danny Ferdito, dan Kingstone Menggeliatkan Indonesia di Arena Drift Dunia

Ketua Panitia Pembangunan tak menahan rasa haru. Dengan suara bergetar ia menyampaikan bahwa pembangunan tahap pertama hanyalah awal. “Kami akan lanjutkan tahap dua, dengan kantor dan fasilitas penunjang. Ini bukan akhir, tapi awal dari cita-cita besar.”

Dana pembangunan sekolah ini tidak berasal dari APBD. Semua murni hasil iuran dan penggalangan komunitas. Tak heran jika suasana batin dalam peresmian ini jauh lebih mendalam dibanding seremoni formal biasanya. Para guru, orang tua siswa, dan anak-anak duduk bersila menyimak, seakan ingin menegaskan bahwa mereka akan menjaga sekolah ini seperti menjaga rumah sendiri.

Usai seremoni, Bupati bersama Wakil Bupati menandatangani prasasti, memotong pita, dan meninjau ruang kelas. Dindingnya masih polos, tetapi aura harapan sudah memenuhi tiap sudut. Anak-anak tersenyum, beberapa bahkan menyentuh papan tulis seakan tak sabar belajar di ruang baru itu.

Bupati Paulus berjanji bahwa Pemkab Sumba Tengah akan melengkapi kekurangan infrastruktur dan mendorong MTs Hajar Aswad menjadi sekolah model. “Kalau perlu bangun pondok pesantren, MI, MA, hingga kampus di kemudian hari,” katanya. “Karena investasi paling mulia adalah sumber daya manusia.”

Dengan peresmian ini, bukan hanya gedung yang dilahirkan. Tapi sebuah kesadaran baru bahwa pendidikan tidak harus menunggu anggaran, tapi bisa dimulai dari niat, gotong royong, dan cinta. Sebab seperti kata sang Bupati: “Untuk apa kita hidup, jika bukan untuk bekerja dengan cinta?”*/ProkopimSTeng/Laurens Leba Tukan

Dari Peluh Umat, Berdirilah Rumah Bunda Selalu Menolong di Kambajawa

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Advertisement
× Advertisement