BA’A,SELATANINDONESIA.COM – Aula pertemuan di kompleks pemerintah itu sesak. Raut tegang dan haru bercampur antusias terpancar dari 414 wajah muda, generasi baru birokrasi Kabupaten Rote Ndao. Mereka adalah Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) formasi tahun 2024, yang untuk pertama kalinya mengikuti pembekalan resmi dari pemerintah kabupaten.
Dari podium, Bupati Rote Ndao, Paulus Henuk, SH, berdiri tegas menyampaikan pesan-pesan yang jauh melampaui sambutan seremoni. Di hadapan para CPNS, ia tak hanya bicara tentang tugas administratif. Ia bicara soal misi perubahan.
“Kalian adalah generasi baru ASN. Di tangan kalianlah pemerintahan yang bersih dan pelayanan publik yang bermartabat harus dimulai,” kata Paulus Henuk dengan suara lantang.
Bupati Paulus menekankan bahwa karakter ASN yang diidamkan tak cukup hanya paham aturan. Harus punya tiga kunci utama: profesionalitas, integritas, dan loyalitas.
Dalam arahannya, Paulus mengutip nilai-nilai yang kini menjadi pegangan nasional ASN, yakni semangat BerAKHLAK: Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif. Nilai-nilai ini, kata Bupati, bukan slogan belaka, tapi harus diwujudkan dalam perilaku dan tindakan sehari-hari di lingkungan kerja.
“Saya tidak ingin dengar lagi masyarakat datang minta pelayanan satu jam, tapi ASN bikin sampai berhari-hari. Itu praktik lama. CPNS hari ini harus jadi wajah baru birokrasi Rote Ndao yang cepat, ramah, dan solutif,” tegasnya.
Ujian Etika dan Loyalitas
Tak hanya bicara idealisme, Bupati Paulus juga menyisipkan peringatan keras: hindari korupsi, jauhi praktek KKN, dan jaga nama baik sebagai pelayan masyarakat. Ia meminta CPNS untuk terus mengembangkan diri, belajar mengikuti perkembangan teknologi informasi dan dinamika kebijakan publik.
“ASN itu bukan sekadar jabatan. Ini adalah pengabdian. Maka siapa pun yang tidak siap melayani, sebaiknya mundur sejak dini,” ujar Paulus.
Di luar ruang aula, kegiatan pembekalan juga menghadirkan berbagai narasumber dari lembaga penegak hukum dan birokrasi. Kejaksaan Negeri Rote Ndao membekali peserta dengan materi tentang integritas dan pencegahan korupsi. Polres Rote Ndao memberikan penguatan terkait etika bermedia sosial dan UU ITE, mengingat era digital menuntut ASN hadir bukan hanya di kantor, tapi juga di ruang virtual.
Sekretaris Daerah Kabupaten Rote Ndao, Jonas Selly turut menyampaikan strategi pengembangan karier dan kapasitas ASN, menegaskan bahwa jenjang karier tak ditentukan oleh kedekatan politik, melainkan kinerja, kompetensi, dan rekam jejak.
Menjawab Tantangan Pelayanan Publik
Pembekalan ini bukan sekadar rutinitas birokrasi. Di baliknya, tersimpan harapan besar dari seorang kepala daerah yang ingin membangun fondasi baru birokrasi yang bersih, cepat, dan adaptif. Di wilayah kepulauan yang rawan keterlambatan layanan, visi Bupati Paulus menuntut ASN yang siap berlari, bukan berjalan.
“Kita butuh ASN yang harmonis dengan lingkungan kerja, loyal pada negara, dan adaptif terhadap perubahan. Jangan jadi beban. Jadilah solusi,” tutup Bupati Henuk.
Bagi 414 CPNS Rote Ndao, pesan ini adalah kompas awal. Bahwa status sebagai abdi negara bukanlah tiket menuju kenyamanan, melainkan panggilan untuk menghadapi ujian-ujian nyata pelayanan publik di wilayah terluar Indonesia. Mereka telah dipanggil. Kini, tinggal membuktikan diri.*/ Bidkom_DKISP/Laurens Leba Tukan
Komentar