JAKARTA,SELATANINDONESIA.COM – Rabu pagi, (11/6/2025), lantai marmer Jakarta International Convention Center (JICC), Senayan, terasa lebih padat dari biasanya. Puluhan delegasi dari berbagai negara, investor global, dan pemangku kepentingan sektor pembangunan mengisi kursi-kursi di ruangan utama International Conference on Infrastructure (ICI) 2025. Di antara mereka, tampak Kepala Dinas PUPR Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Ir. Benyamin Nahak, MT, bersalaman dengan kolega dari kementerian pusat dan mitra pembangunan asing.
Acara dua hari itu dibuka langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Dalam pidatonya yang tenang namun berisi, AHY menyoroti tiga urgensi besar yang kini dihadapi Indonesia: tekanan demografi, tuntutan ekonomi, dan ancaman ekologis.
“Kita harus mempercepat penyediaan layanan dasar, memperkuat daya saing global, dan menjawab krisis iklim yang tak lagi menunggu,” kata AHY, menyampaikan kepada para hadirin yang terdiri dari perwakilan sektor publik, swasta, dan lembaga keuangan internasional.
Di antara percakapan panel dan paparan peluang investasi, Beny Nahak, sapaan Benyamin Nahak aktif membangun jejaring dan menjajaki kemungkinan kolaborasi. Bagi NTT, forum seperti ICI adalah jembatan strategis untuk menarik perhatian ke wilayah timur Indonesia yang kaya potensi namun masih menghadapi tantangan konektivitas, air bersih, dan perumahan layak.
“Kami tidak hanya datang untuk belajar, tapi juga memperkenalkan wajah baru NTT. Terbuka untuk investasi, siap bertransformasi,” ujar Beny yang dihubungi usai sesi diskusi. Ia menyebut bahwa sektor infrastruktur di NTT mulai dari jalan provinsi, irigasi, hingga infrastruktur penanggulangan bencana membutuhkan sinergi lintas sektor dan keberanian inovasi.
Kehadiran NTT dalam forum infrastruktur internasional ini menjadi simbol penting dari semangat desentralisasi pembangunan. Bahwa pembangunan Indonesia bukan hanya di Jakarta atau kota-kota besar, melainkan sampai ke pinggiran-pinggiran negeri, di mana konektivitas masih menjadi kemewahan.
ICI 2025 bukan sekadar konferensi. Ia adalah panggung untuk mempertemukan visi dan aksi, gagasan dan pembiayaan, serta daerah dan dunia. Di dalamnya, NTT ingin berdiri sejajar, bukan sebagai wilayah yang menunggu dikasihani, tetapi sebagai mitra strategis yang siap berlari bersama dalam pembangunan berkelanjutan.*/HumasPUPRNTT/Laurens Leba Tukan
Komentar