WAIBAKUL,SELATANINDONESIA.COM — Mentari pagi belum tinggi ketika Drs. Paulus S. K. Limu berdiri di tengah lapangan upacara Kantor Bupati Sumba Tengah, Selasa (23/7/2025). Dengan mikrofon di tangan dan nada suara yang bersahaja namun tegas, Bupati Sumba Tengah itu memulai pekan kerja dengan satu pesan utama: bangkitkan semangat bela rasa untuk menekan kemiskinan dan stunting.
Dihadiri Wakil Bupati M. Umbu Djoka, para staf ahli, pejabat struktural, ASN, PPPK, dan tenaga kontrak daerah, apel pagi ini bukan sekadar rutinitas birokrasi. Paulus mengapresiasi tingkat kehadiran pegawai 89 persen untuk ASN dan 79 persen tenaga kontrak yang ia sebut sebagai energi kolektif dalam melawan kemiskinan ekstrem, gizi buruk, dan stunting.
“Kita akan bahagia dan bangga jika kekuatan kita mencapai di atas 90 persen. Dengan begitu, berbagai persoalan seperti kemiskinan, gizi buruk, dan stunting dapat kita tekan bersama,” ujar Bupati Paulus, di hadapan ratusan pegawainya.
Namun lebih dari angka-angka, Bupati Paulus menekankan pentingnya gerakan hati. Ia menyebut “bela rasa” bukan sekadar jargon, melainkan sikap hidup. Dalam 14 dan 28 hari pelaksanaan program Aksi Bela Rasa, ASN, PPPK, dan tenaga kontrak diajak langsung turun tangan—mendampingi bayi 2T (berat badan di bawah garis merah) dan bayi underweight.
“Berbuat baik itu sarat makna. Itu cerminan iman dan integritas. Tak perlu menunggu pujian. Kendalikan diri dan mari berbagi,” tegasnya, nyaris seperti renungan pagi yang menggugah kesadaran sipil.
Untuk memperluas jejaring empati, Bupati Paulus bahkan berencana melibatkan kepala sekolah dari jenjang SD hingga SMA agar sekolah pun menjadi ruang-ruang kecil penyemaian bela rasa. Dari kantor hingga kelas, dari pegawai hingga pelajar.
“Saya yakin, bela rasa timbul dari nilai kebenaran dan semangat pelayanan yang tumbuh dari hati nurani kita masing-masing,” tutupnya, disambut tepuk tangan.
Di tengah medan sosial Sumba Tengah yang masih digelayuti tantangan gizi, Bupati Paulus Limu tak hanya mengandalkan kebijakan. Ia memilih mengajak bekerja bersama, dan bergerak dari dalam hati.*/ProkopimSTeng/Laurens Leba Tukan
Komentar