Apel Pagi ASN di Gedung Sasando: Gubernur Melki Tegaskan Disiplin, Ekonomi, dan Event Olahraga NTT
KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Udara Senin pagi, (8/9/2025), terasa sejuk di halaman Gedung Sasando, Kantor Gubernur NTT. Di bawah kibaran merah putih, ratusan Aparatur Sipil Negara berdiri tegak mengikuti apel pagi yang dipimpin langsung oleh Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena. Di sampingnya hadir Wakil Gubernur Johni Asadoma, para staf ahli, asisten Sekda, hingga para pimpinan perangkat daerah.
Dalam amanatnya, Gubernur Melki menekankan sejumlah hal strategis, mulai dari persiapan event olahraga, penguatan ekonomi daerah, hingga disiplin ASN. Ia mengawali dengan ajakan agar seluruh aparatur mendukung penyelenggaraan Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) sebagai ajang penjaringan bakat muda NTT.
“Anak-anak NTT banyak potensinya. Ajang Popda menjadi wadah untuk kita jaring bakat-bakat itu,” ujarnya, menyinggung cabang tinju dan atletik yang selama ini melahirkan prestasi emas bagi daerah.
Tak hanya POPDA, Melki juga menyinggung event besar lain yang segera berlangsung. Tour de Entete, balap sepeda internasional pada 10–21 September 2025, bakal melintasi tiga pulau: Flores, Timor, dan Sumba. “Event ini akan menjadi sorotan nasional dan internasional. Dibutuhkan sinergitas seluruh pihak untuk menyukseskannya,” kata dia.
Gubernur pun menambahkan, Kejuaraan Tinju Piala Gubernur di Kabupaten Alor pertengahan September nanti akan mendatangkan peserta dari berbagai provinsi dan negara tetangga Timor Leste. Menurutnya, olahraga tak hanya soal prestasi, tetapi juga penggerak ekonomi lokal. “Event tinju ini akan ikut menghidupkan UMKM daerah,” ucapnya.
Dari olahraga, Gubernur Melki bergeser ke urusan ekonomi. Ia menyoroti rendahnya tingkat kepatuhan pembayaran pajak kendaraan bermotor yang baru mencapai 20–40 persen meski ada kebijakan penghapusan denda. Karena itu, ia mengajak ASN berani mengusulkan ide segar kepada pimpinan OPD demi meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Gubernur juga menekankan pentingnya sikap terbuka dalam menanggapi aspirasi masyarakat. Kritik dan masukan, katanya, bisa datang lewat banyak jalur: media, tokoh agama, LSM, hingga masyarakat langsung. “Pemerintah tidak boleh lari dari masalah. Dialog adalah jalan terbaik untuk menemukan solusi bersama,” tegasnya.
Menutup amanat, Gubernur Melki memberi pesan keras soal etos kerja aparatur. “Dunia ini kejam bagi orang-orang yang malas, tidak disiplin, tidak rajin, dan tidak mau bekerja keras. Hanya mereka yang terus belajar dan mencapai potensi maksimal dirinya yang akan berhasil,” katanya, disambut hening para ASN yang menyimak.
Apel pagi itu pun usai, namun pesan yang ditinggalkan terasa jelas: disiplin, kerja keras, dan keterbukaan adalah fondasi utama dalam menggerakkan roda pembangunan NTT.*/Milka/Laurens Leba Tukan
Komentar