ADONARA,SELATANINDONESIA.COM – Di tanah yang dulunya hanya ladang sunyi penuh semak dan ilalang, kini menjulang semangat baru dalam bentuk tribun dan rumput hijau yang menantang mimpi anak-anak muda. Sabtu itu (28/6/2025) Stadion Apebuan diresmikan, bukan sekadar tempat berolahraga, melainkan pusat peradaban baru di jantung Adonara. Nama stadion ini bukan sekadar label geografis, tetapi cermin dari identitas dan harga diri orang Adonara.
“Apebuan bukanlah sekadar nama. Ia adalah simbol warisan budaya kita. Tempat ini harus menjadi rumah bersama, tanah perdamaian, dan pusat lahirnya generasi emas sepak bola NTT,” ujar Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena, dalam pidato peresmiannya yang dibacakan Asisten 3 Setda NTT, Samuel Halundaka.
Gubernur Melki sedang menanam harapan. Harapan agar stadion ini hidup oleh denyut kompetisi yang sehat, festival budaya, dan interaksi sosial yang mendidik. “Harus ada event rutin. Jangan dibiarkan kosong. Ini rumah masa depan anak-anak muda Adonara,” tegasnya.
Stadion Apebuan adalah hasil gotong-royong. Warga Desa Sukutokan, Kecamatan Klubagolit, membangun dengan tangan sendiri. Tanah digali, batu dan pasir diangkut dari bukit-bukit di sekitarnya. Rumput ditanam dari ladang sendiri. “Kami bangga karena ini hasil keringat kami,” kata Ahmad Peten Sili, tokoh masyarakat yang mengawal pembangunan stadion dari nol. Ia pun mengingatkan, “Lapangan ini untuk atlet mengasah skill. Kita yang penonton, cukup di tribun saja.”
Kehadiran stadion ini juga menjadi ajang unjuk komitmen pemerintah daerah. Bupati Flores Timur, Anton Doni Dihen, yang turut hadir dalam peresmian, mengajak semua pihak memulai turnamen perdana Apebuan Cup 2025. “Mari kita sukseskan Apebuan Cup tanpa ‘pwuno’ (keributan). Ini awal baik untuk olahraga dan persaudaraan.”
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Ahmad Yohan hadir langsung dalam acara pengresmian. Politisi PAN itu bahkan diberi penghormatan sebegai penendang bola perdana dalam laga persahabatan antara Persebata Lembata vs BMP Flotim.
Bukan hanya itu, dorongan pun dilontarkan kepada Pemerintah Provinsi NTT untuk memberi suntikan dana lanjutan. Pemerintah daerah Flotim juga disebut bisa berbagi tanggung jawab membangun infrastruktur pendukung agar stadion ini terus hidup dan tumbuh menjadi ikon olahraga sekaligus ekonomi lokal.
Gubernur Melki juga menyinggung bagaimana semangat pembangunan ini selaras dengan program unggulannya: One Village One Product (OVOP). “Stadion ini bukan hanya fasilitas olahraga. Ini mata rantai ekonomi baru. Kita sedang menggerakkan masyarakat melalui partisipasi,” katanya.
Bagi Gubernur Melki, sepak bola adalah lebih dari sekadar olahraga. Ia menyebutnya sebagai bahasa universal perdamaian. “Sepak bola adalah kekuatan yang bisa menyatukan, mendamaikan, dan membentuk karakter. Dari sini harus lahir bukan hanya atlet hebat, tapi juga manusia Adonara yang bermartabat.”
Stadion Apebuan kini telah diresmikan. Tapi lebih dari itu, ia telah diberkati oleh harapan, oleh visi dan suara dari mereka yang percaya bahwa di tanah sederhana ini, bintang-bintang besar bisa tumbuh.
“Mari kita jaga dan rawat bersama. Ini bukan milik pemerintah. Ini milik kita semua,” pungkas Gubernur Melki.*/AFN/Ipul/Laurens Leba Tukan



Komentar