GESER UNTUK LANJUT MEMBACA
Ekonomi
Beranda / Ekonomi / AHY, Iftitah, Johni Asadoma, dan Umbu Lili: Menenun Harapan dari Sumba Timur

AHY, Iftitah, Johni Asadoma, dan Umbu Lili: Menenun Harapan dari Sumba Timur

Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dan Menteri Transmigrasi, Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara didampingi Wagub NTT Johni Asadoma dan Bupati Sumba Timur Umbu Lili Pekuwali ketika di markas PT Muria Sumba Manis (MSM) pabrik gula di Sumba Timur, Selasa (19/8/2025). Foto: Ben Jusuf

Panen Tebu, Janji Pembangunan. Kunjungan AHY dan Menteri Transmigrasi di Sumba Timur untuk Menjajal Masa Depan Energi dan Pangan NTT

WAINGAPU,SELATANINDONESIA.COM – Deru mesin pesawat baru saja berhenti ketika Agus Harimurti Yudhoyono melangkah turun di Bandara Umbu Mehang Kunda, Waingapu, Selasa siang, (19/8/2025). Di tangga penyambutan sudah menunggu Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur Johni Asadoma bersama Bupati Sumba Timur Umbu Lili Pekuwali. Tarian adat menyambut Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan itu, disusul prosesi adat singkat khas Sumba Timur. “Saya bahagia bisa melihat langsung potensi di sini,” ujar AHY, masih berbalut senyum selepas menerima sirih pinang.

Kunjungan ini bukan kunjungan seremonial belaka. AHY didampingi Menteri Transmigrasi M. Iftitah Sulaiman Suryanagara, pejabat eselon I Kementerian Transmigrasi, staf khusus, hingga jajaran pemerintah daerah. Rombongan langsung bergerak ke Melolo, markas PT Muria Sumba Manis (MSM), perusahaan gula yang sejak 2014 menjadi lokomotif industri di Pulau Sumba.

Gula dan Energi dari Sumba

Di lahan tebu seluas 21 ribu hektare, MSM memproduksi 210 ribu ton gula kristal putih setiap tahun, selain molase, pupuk organik, dan listrik biomassa 22 megawatt. Dari jumlah itu, separuhnya berpotensi disalurkan untuk kebutuhan listrik masyarakat Sumba Timur. “Ini model kawasan transmigrasi terintegrasi dengan industri,” kata AHY, menekankan konsep sinergi antara lahan transmigrasi sebagai penyedia tenaga kerja dengan industri sebagai penggerak modal, teknologi, dan pasar.

Gubernur Melki Kukuhkan Satgas Pengawasan Internal “Ayo Bangun NTT”

Bagi AHY, kunjungan ke Sumba Timur menegaskan misi besar pemerintah pusat: mengubah tantangan geografis menjadi peluang ekonomi. “Dengan kemajuan teknologi dan keberanian, daerah yang sulit bisa menjadi daerah yang menghasilkan,” katanya. Gula dianggap strategis karena tak punya substitusi, sementara bioetanol dari tebu sejalan dengan agenda energi ramah lingkungan.

Catatan Wagub Johni

Wakil Gubernur Johni Asadoma menyambut arah kebijakan itu dengan penuh antusias. Ia mengakui NTT, terutama Sumba Timur, masih bergelut dengan keterbatasan air dan infrastruktur. “Namun kehadiran MSM membuktikan bahwa dengan inovasi, tanah kering pun bisa melahirkan industri,” katanya. Johni lantas mengajukan sejumlah rekomendasi: peningkatan status dan pelebaran jalan nasional, pembangunan 1.600 embung kecil serta 35 embung irigasi untuk memperkuat ketahanan pangan dan peternakan.

Rekomendasi itu seolah menegaskan kebutuhan dasar pembangunan di NTT. Tanpa infrastruktur yang kuat, integrasi transmigrasi dan industri hanya akan jadi wacana.

Menteri Iftitah dan Martabat Pekerja

Dari Hutan Bambu Komodo, Gubernur Melki Menyemai Ekonomi yang Pulih Bersama Alam

Menteri Transmigrasi Iftitah Sulaiman Suryanagara mengamini itu. Ia menyoroti iklim kering dan topografi berbatu yang menjadi tantangan utama. Karena itu, ia meminta strategi khusus pengelolaan air agar transmigrasi tak terhenti pada janji. Ia mengapresiasi MSM yang menyerap 3.500 pekerja tetap dan 6.000 saat panen. “Lapangan kerja bukan hanya soal ekonomi, tapi juga soal martabat,” katanya.

Paparan manajemen MSM menambah optimisme. Dengan kapasitas produksi 600 ton gula per hari, mereka mengincar predikat produsen gula terbesar di Indonesia. Namun jalan panjang masih menanti: pasokan raw sugar, keterbatasan jalan dan pelabuhan, hingga sinyal telekomunikasi yang belum merata.

Harapan dari Sumba

Di sisi lain, Bupati Sumba Timur Umbu Lili Pekuwali mengusung visi lebih jauh: menjadikan Sumba Timur pusat pertumbuhan baru NTT. Ia menyebut sektor pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, dan pariwisata sebagai kekuatan daerahnya. “Dengan arah pembangunan yang jelas, Sumba Timur bisa memberi kontribusi nyata bagi Indonesia Emas 2045,” ujarnya.

Selepas rapat terbatas, rombongan meninjau pabrik gula MSM. Dari menara besi, AHY, Iftitah, Johni, dan Umbu Lili menyaksikan tebu digiling jadi gula. Panen tebu bersama menjadi simbol kebersamaan pemerintah pusat, daerah, dan swasta dalam memperkuat ketahanan pangan.

Bupati Paulus dan Adri Sabaora Menanam Keteladanan di Tanah Palajara

Agenda ditutup dengan kunjungan ke Rumah Tenun Hamuhori–Hamuhara, yang menaungi 180 penenun. AHY dan rombongan membeli tenun ikat khas Sumba Timur, sekaligus menerima buku Jalur Tenun Sumba. Sebuah pengingat bahwa pembangunan bukan hanya soal pabrik dan mesin, tapi juga budaya dan identitas lokal.

Jalan Panjang

Sekitar pukul 17.30 WITA, rombongan bertolak kembali ke Jakarta. Kunjungan singkat itu meninggalkan catatan besar: integrasi transmigrasi, industri, dan energi terbarukan di Sumba Timur bukan lagi mimpi jauh. Namun jalan ke sana menuntut lebih dari sekadar panen simbolis. Dibutuhkan infrastruktur, air, dan konsistensi kebijakan agar janji pembangunan tak layu sebelum berkembang.*/Baldus Sae/Laurens Leba Tukan

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Advertisement
× Advertisement