KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Anggota Komisi IV DPRD Provinsi NTT, Yohanes Derosari mengatakan, pihaknya mendukung penuh upaya Pemerintah Provinsi NTT yang mengajukan pinjaman dari pos Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI).
“Kita harapkan agar dana tersebut diperuntukkan dengan baik agar benar-benar memberikan bermanfaat bagi masyrakat NTT,” sebut Yohanes Derosari kepada SelatanIndonesia.com, Kamis (27/8/2020).
Politisi Golkar asal Lembata ini mengatakan, pada tahun 2021 nanti, dana pinjaman dari PT SMI itu bukan saja membiayai pembanguan embung, tetapi juga untuk pembangunan infrastruktur jalan, irigasi, bantuan perumahan layak huni beserta sanitasi/toliet dalam rangka menurunkan angka kemiskinan.
Selain itu, dana pinjamam juga digunakan untuk pemeliharaan dan peningkatan pelabuhan Ai Mere dan Teluk Gurita. “Untuk dermaga Aimere dananya mencapai Rp 55 miliar dan Pelabuhan Teluk Gurita sebesar Rp 16 miliar. Pengerjaan ini, menjadi kewenangan dinas Perhubungan NTT,” ujarnya.
Yohanes mengatakan, pada tahun 2021 nanti, khusus dinas PUPR NTT dan Dinas Perhubungan, mengelolah angaran yang cukup besar, yaitu mencapai Rp 1 triliun. Dana tersebut bersumber dari dana pinjaman PEN, melaui PT SMI yang perusahan plat merah dibawah Kementrian Keuangan RI.
Ia menambahkan, sesuai Juknis, DPRD Propinsi NTT tidak mengintervensi seluruh program itu namun DPRD hanya menerima laporan pertanggungjawaban yang akan disampaikan pemerintah mengenai pengunanan dana pinjaman dimaksud.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Provinsi NTT, Max Nenabu mengatakan, Pemerintah Propinsi NTT kembali mengajukan anggaran sebesar 34,5 Miliar ke PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI), untuk membiayai 22 embung yang direncakan akan mulai dibangun tahun 2021 mendatang. Pemerintah berharap pengajuan itu secepatnya berproses agar bisa disalurkan.
Disebutkan Kadis Max Nenabu, dana yang diajukan itu masuk dalam program nasional dalam rangka Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), yang disediakan melalui PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI).
“Pemrov akan mengajukan pinjaman kembali ke PT SMI untuk pembangunan 22 embung. Kondisi kekeringan NTT menjadi alasan utama dilakukan pinjaman itu. Ke 22 embung itu tersebar di masing-masing kabupaten NTT,” sebut Max Nenabu.
Nenabu mengatakan, pinjaman dari PT SMI merupakan pinjaman tanpa bunga untuk membiayai pengerjaan 22 embung kecil. Pinjaman itu akan mulai terealisasi di tahun 2021 mendatang. Pinjaman itu, sesuai Permenkeu No 105, dikembalikan paling lambat selama 10 tahun.
Untuk diketahui, PT SMI sebelummya telah menyetujui pinjaman Pemerintah Provinsi NTT sebesar Rp 189 miliar untuk membiayai 16 peket proyek jalan atau sepanjang 189 kilometer propinsi yang tersebar di sejumlah daerah di NTT. “Pengerjaan jalan itu, sudah mulai dilakukan dan ditargetkan rampung pada bulan Maret 2021 mendatang,” kata Max Nenabu.***Laurens Leba Tukan