Rumah Mandiri, Menyediakan yang Terbaik untuk Oli Milla Sumba Tengah

840
Bupati Sumba Tengah, Paulus S. K. Limu dan Wakil Bupati, Daiel Landa didampingi Camat Katikutana Selatan dan Kepala Desa Dasa Elu, Robertus Umbu Reni Samapaty, Tenaga Fasilitator Lapangan, dan Pendamping Desa, pose bersama masyarakat penerima bantuan Rumah Mandiri usai penyerahan kunci Rumah Mandiri, Senin (10/8/2020) Foto: SelatanIndonesia.com/Laurens Leba Tukan

WAIBAKUL,SELATANINDONESIA.COM – Program Rumah Mandiri yang dicetuskan oleh Bupati Sumba Tengah, Paulus S. K. Limu bersama wakilnya Dinel Landa merupakan program yang lahir setelah melalui permenungan panjang dan alanisa yang mendalam. Meski tercatat sebagai kabupaten termiskin di Indonesia, Sumba Tengah melalui pemimpinya bertekad akan terus memberikan yang terbaik untuk Oli Milla (orang miskin).

“Orang yang paling berbahagia di dunia ini adalah mereka yang tidak harus menerima yang terbaik, tetapi mereka berusaha menyediakan yang terbaik untuk sesamanya. Jangan kita menjadi pemimpin hanya mau menerima yang terbaik. Saya dan Pak wakil Bupati tidak seperti itu. Kita menyediakan yang terbaik untuk Oli Milla. Sumba Tengah adalah kabupaten termiskin tetapi kita berbuat yang terbaik untuk orang miskin,” sebut Bupati Sumba Tengah, Paulus S. K. Limu ketika acara penyerahan kunci 15 unit rumah mandiri untuk warga miskin di desa Dasa Elu, Kecamatan Katikutana Selatan, Kabupaten Sumba Tengah, Senin (10/8/2020).

Bupati Paulus menyebutkan, menyediakan yang terbaik berupa rumah mandiri dengan type  36 yang menenuhi syarat kesehatan, dengan dinding tembok berplesetr dan oker, ruangan 8 M2/orang sehingga satu ruangan bisa didiami 3 orang, punya plafond, dan lantai keramik, atap seng serta dilengkapi listrik, air dann MCK bukan saja merupakan rumah layak huni tetapi rumah mandiri.

“Jadi kalau sampai ada yang mengatakan bahwa rumah mandiri itu pencitraan, itu keterlaluan. Kalau dia berhadapan dengan tangisan mama saya yang asalanya dari Timor Leste yang menerima kunci rumah sambil menangis dan mengatakan syukur kepada Tuhan Yesus, pasti dia sadar bahwa ini bukan pencitraan tetapi kemurnian hati dari pemimpin untuk menolong masyarakat miskin. Mama dari Timor Leste itu tidak pernah memebayangkan dan sampai mati tidak akan memiliki rumah, dan tiba-tiba memeproleh rumah, itu yang luar biasa. Dan itu kita lakukan untuk menyediakan dan melayaninya melalui program rumah mandiri ini, yang lahir dari kesadaran nurani dan analisa berbagai aspek, bukan tidur malam lalu bangun pagi dan lahirkan program ini,” tegas Bupati Paulus.


Bupati Sumba Tengah, Paulus S. K. Limu dan Wakil Bupati, Daiel Landa didampingi Camat Katikutana Selatan dan Kepala Desa Dasa Elu, Robertus Umbu Reni Samapaty, Tenaga Fasilitator Lapangan, dan Pendamping Desa, pose bersama masyarakat penerima bantuan Rumah Mandiri usai penyerahan kunci Rumah Mandiri, Senin (10/8/2020) Foto: SelatanIndonesia.com/Laurens Leba Tukan

Dikatakannya, aspek kesehatan dan pendidikan dapat diperoleh sekaligus dalam program rumah mandiri. Pasalnya, dengan disediakannya air dan MCK yang sehat dipastikan mampu menurunkan angka stunting di Sumba Tengah. Sedangkan dengan ketersediaan listrik di rumah mandiri bisa  membantu anak-anak untuk belajar malam hari dengan nyaman. “Jadi ini multi efek, selain untuk mendapatkan rumah yang baik, tetapi aspek kesehatan dan pendidikan juga kita utamakan,” ujarnya.

Bupati Paulus juga mengatakan, daya ungkit dari program rumah mandiri juga terjadi pada banyak sektor rill yang tergerak antara lain, tenaga tukang yang dapat bekerja, kayu milik masyarakat dibeli, batu dari masyarakat, kerjinana gedek untuk palfond bisa dihidupkan.

“Penyerapan pada sektor rill dari total biaya Rp 65 juta per unit rumah, pada tataran lokal bisa mencaai Rp 10 juta untuk material dan untuk biaya tukang bisa mencapau Rp 10 juta, sehingga sangat memabntu pertumbuhan ekonomi baik untuk tukang, belanja kayu dan bahan lokal termasuk gedek. Sehingga program ini tidak saja menolong para ibu janda, dan anak yatim tetapi ada multy efek bagi masayarakat dalam desa,” sebutnya.

Ia memberikan apresiasi kepada camat beserta perangkatnya, kepala desa dan perangkatnya, juga para fasilitataor baik dari kabupaten dan desa serta tokoh agama dan tokoh masyarakat yang turut serta melakukan pengawasan  sehingga pembangunan rumah mandiri bisa berjalan lancer dan tepat waktu.

“Saya yakin, anggaran Rp 65 juta sangat kecil untuk membangun sebuah rumah mandiri, kalau tidak ada gotong royong diantara warga desa maka tidak akan jadi. Apalagi korupsi, itu tidak akan ada,” tegasnya.

Program Rumah Mandiri merupakan salah satu dari sejumlah program unggulan yang dikemas dalam semboyan Pro Oli Milla yang merupakan program prioritas dalam memenuhi kebutuhan dasar masyarakat miskin di Kabupaten Sumba Tengah.

Untuk menentukan siapa yang layak menerima bantuan rumah mandiri itu dilakukan melalaui tahapan survey oleh Dinas Perumahan Rakyat dan PU serta koordinasi bersama antara Kepala Desa dan Camat serta diverifikasi lagi oleh Inspektrorat Daerah. “Jadi untuk menentukan siapa yang memperoleh bantuan Rumah Mandiri ini melalaui protap itu, sehingga betul-betul tepat pada sasaran orang yang benar-benar tindak mampu. Dan secara fisiknya rumahnya tidak layak huni sehingga menjadi prioritas,” ujar Bupati Paulus.

Sejak tahun 2019, Pemda Sumba Tengah telah membangun Rumah Mandiri sebanyak 1.216 unit rumah yang terdiri dari 326 unit dengan sumber dana dari APBD II Kabupaten Sumba Tengah yang menyebar di 65 desa, 396 unit rumah mandiri yang sumber dananya dari Dana Desa dengan jumlah setiap desa berfariasi ada yang 5 unit, ada yang 6, dan ada yang 7 unit sesuai dengan keuangan desa dan 65 desa itu wajib.

“Kita juga mendapatkan lagi alokasi dari Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2019 itu untuk bangun rumah mandiri sebanyak 76 unit. Kemudian dapat juga dana peningkatan kulaitas rumah dari Pemprov NTT di Langgalero 19 unit rumah, juga dari APBN harusnya 400 unit tetapi yang terbangun 399 unit sehigga total di tahun 2019 ada 1.216 unit rumah mandiri yang terbangun di seluruh Sumba Tengah, dan akan terus berkesinambungan bersama program Pro Oli Milla lainnya selama kepemimpinan kami,” sebut Bupati Paulus.

Kepala desa Dasa Elu, Umbu Reni Samapaty saat itu meyampaikan terimaksih kepada Bupati dan Wakil Bupati Sumba Tengah yang telah membantu warganya dengan program rumah mandiri. Ia mengaku terus menggerakan seluruh elemen masyarakat dalam desanya untuk bergotong royong agar dana yang dialokasikan baik melalaui APBD II maupun dana desa untuk pembangunan rumah mandiri dapat dimanfaatkan secara efisien agar kualitas rumah lebih ditingkatkan.

“Syukur kepada Tuhan, saya mewakili seluruh masyarakat desa yang sudah menerima maupun yang belum menerima bantuan rumah mandiri ini menyampaikan terimaksih kepada Pak Bupati dan Wakil Bupati karena program rumah murah ini sangat membantu masyarakat kami di desa Dasa Elu. Kami terus menambah jumlah rumah yang akan dibangun pada tahun-tahun mendatang dan terus bersinergi dengan anggaran dari Kabupaten. Terimaksih juga untuk teman-teman saya para fasilitaor dan pendamping desa,” ujar kades Dasa Elu. ***Laurens Leba Tukan

 

Center Align Buttons in Bootstrap