GESER UNTUK LANJUT MEMBACA
Berita Hari Ini NTT Eksbis
Beranda / Eksbis / Saat Literasi Keuangan Rendah bertemu Mental Instant Ingin Cepat Kaya : Resep Pasti Menuju Investasi Bodong

Saat Literasi Keuangan Rendah bertemu Mental Instant Ingin Cepat Kaya : Resep Pasti Menuju Investasi Bodong

Julio Leba, SH, MH

 (*Catatan dari Penipuan Finansial Aplikasi VIR Indonesia)

 Oleh : Julio Leba, SH, MH

(Lawyer & Legal Consultant, Specialist Investment, Banking and Insurance Bussines)

Pada tahun 1920-an ada seorang pengusaha bernama Charles Ponzi muncul dengan ide briliannya untuk menghasilkan keuntungan investasi yang besar dan cepat tanpa resiko. Charles Ponzi menjanjikan hasil minimal 40% per 45 hari atau 100% dalam 90 hari. Total kerugian yang terjadi mencapai 20 juta USD dari semua korbannya (Investor.gov).

Kedengarannya sangat menarik dan bahkan langsung membuat logika orang berpendidikan tinggi sekalipun akan tergiur. Skema Ponzi ini menciptakan system kerja mata rantai yang berkelanjutan terus menerus, investor baru akan masuk dan mendapat imbal sesuai janji di awal kemudian diharuskan untuk menggaet member baru dengan pola yang sama juga, membayarkan sejumlah uang sesuai paket investasi dan begitu seterusnya. Pola ini akan menggulung terus menerus dengan orang lama mendapat imbal hasil dari masuknya dana dari orang baru, begitu lagi dan berputar terus, sampai satu titik ada member yang stop membayar maka system ini akan runtuh. Ada mata rantai investor yang putus sehingga terbongkarlah pola penipuan berkedok investasi ini.

Danang Hidayatullah, Antar IGI Menjadi Organisasi Guru Bertaraf Global

Skema Ponzi ini tidak benar-benar mati, hanya berganti nama dan terus berubah seiring waktu. Bayangkan sejak tahun 1920an pola ini dimulai di Amerika Serikat dan tersebar sampai ke daerah Nusa Tenggara Timur hari ini dengan nama yang berbeda. Beberapa waktu terakhir ramai di media social sejumlah orang yang setiap hari posting keberhasilan mendapatkan keuntungan investasi hanya dengan modal klik, posting dan cuan. Aplikasi VIR Indonesia menjadi magnet investasi dengan menjual konsep ramah lingkungan. Member diajak untuk turut menjaga kingkungan, peduli kebersihan melalui kegiatan daur ulang sampah. Dalam promosi yang beredar di Facebook dan TikTok, pengguna disebut bisa memperoleh penghasilan hanya dengan mengikuti aktivitas pengelolaan sampah, bahkan cukup dengan mengunggah foto-foto sampah.

Tim satgas waspada investasi bodong  Tongam Lumban Tobing memperkirakan dalam 10 tahun terakhir kerugian akibat investasi bodong mencapai Rp 92 triliun (Bareksa.com). Berikut ini kita bisa melihat beberapa kasus investasi bodong yang polanya sama dengan skema Ponzi :

  1. PT Asia Dinasti Sejahtera tahun 2021. Korban dari aksi ini 1.800 orang nasabah di daerah Kabupaten Ende dengan total dana dihimpun mencapai Rp 28 M (Kompas.com)

 

  1. Seorang guru menjadi korban investasi bodong Rp 80 juta melalui Instagram tahun 2024. Modus yang digunakan adalah investasi untung besar, cepat didapat dan mudah sekali caranya (Detik.com).

 

  1. 52 warga Ende menjadi korban investasi Rp 3,2 M tahun 2025. Kasus ini memakai media arisan yang dijalankan oleh pelaku. Setiap member memberikan setoran variatif dan akan mendapatkan hasil besar.

 

Melchias Mekeng Dorong Obligasi Daerah sebagai Terobosan Pembiayaan Pembangunan

  1. Investasi bodong World Pay One rugikan nasabah Rp 4 M tahun 2024. Jumlah nasabah yang rui mencapai 800 orang di seluruh NTT (Media NTThits.com)

 

  1. Kasus investasi bodong Robot trading, Pandawa group, Me miles, First Travel dan kasus lainnya di Indonesia.

 

  1. Selain beberapa contoh kasus diatas masih bisa menemukan banyak kasus lainnya yang setiap tahun terus bermunculan dengan wajah baru.

Selain skema Ponzi kita juga perlu mencermati pola sejenis yang sedikit dimodifikasi oleh pelaku, kemudian menjual program ini kepada calon nasabah. Intinya tetap sama namun isi barang yang dijual saja yang berbeda. Tahun 1980an, Kasus Bernie Madoff seorang pialang saham yang menjalankan skema Ponzi terbesar dalam sejarah dunia investasi. Madoff menjanjikan imbal investasi besar dengan resiko kecil, pada tahun 2009 ada 13.000 investor yang menjadi korbannya. Total kerugian dari kasus ini mencapai USD 18 M atau sekitar Rp 280 triliun.

Hal yang mendasar dari pola penipuan investasi bodong ini sebenarnya tetap sama, tidak berubah dari tahun ke tahun namun yang berkembang adalah media investasinya. Jika dulu Ponzi memakai cara konvensional sekali, kemudian madoff memakai sistem jual beli saham, sekarang ini para penipu investasi menggunakan cara-cara yang terbiasa masyarakat alami misalnya arisan emas, lalu ada juga yang berkedok peduli lingkungan, dan beberapa cara lainnya, Ini hanya media perantara saja yang kemudian akan membuat korban menjadi lebih percaya.

Ciri-ciri Skema Ponzi.

Ketika Cinta Menjadi Kebijakan: 4000 Unit Rumah Mandiri Tak Cukup Menurunkan Kemiskinan, Bupati Sumba Tengah Cetuskan PK POM

Setiap tindak kejahatan akan meninggalkan pola yang terbentuk, seiring berjalan Waktu pola ini akan membentuk cirikhas. Skema Ponzi memiliki ciri tertentu. Dengan mengenal ciri-cirinya bisa membantu untuk terhindar dari penipuan investasi bodong.

Berikut ciri-ciri dari skema ponzi untuk menjadi edukasi bagi kita semua :

 

  1. Investasi yang Tak Terdaftar di Regulator OJK

Salah sat indikasi Utama nvestasi bodong adalah list Perusahaan tidak ada di OJK. Penipuan jenis ini biasanya akan melibatkan investasi yang tidak terdaftar secara resmi. Produk investasi yang resmi bisa memberikan informasi terbuka terkait manajemen perusahaan, layanan, dan keuangannya.

 

  1. Imbal hasil investasi fix (Tidak berubah-ubah).

Dunia Investasi pada umumnya tidak bisa menggaransi hasil investais yang fix apalagi dengan return yang diatas normal, apalagi di tengah kondisi ekonomi yang kurang menentu saat ini.

 

  1. Pelaku Menjanjikan Keuntungan yang Tinggi dengan Risiko Kecil.

Ada satu prinsip dsar di unia invetasi, high risk high return. Investasi dengan keuntungan tinggi juga memiliki risiko yang tinggi. Sehingga patus kita Waspada jika ada yang menawarkan program investasi dengan untung tinggi tapi rendah risiko.

 

  1. Sistem ini fokus pada perekrutan investor baru secara terus menerus agar putaran uang tidak berhenti.

 

  1. Strategi yang Rahasia dan dibuat rumit

Tidak terbuka tentang sistem kerja investasi dan Skema ini biasanya memiliki strategi yang rahasia. Pihak perusahaan akan memberikan strategi yang mungkin kompleks dan rumit. Para anggota akan kesulitan untuk memahami strategi bisnis mereka.

 

  1. Dokumen investasi palsu.

Dokumen yang digunakan palsu, Penipuan sering menggunakan dokumen yang tidak resmi atau palsu.

 

  1. Kesulitan penarikan Uang lagi setelah masuk.

Anggota atau investor bisa kesulitan dalam menarik uang mereka atau menerima pembayaran. Penipu akan memberikan berbagai alasan untuk menghindari pembayaran yang seharusnya. Pada situasi tertentu aplikasi akan terkunci, website tidak ditemukan dan menghilang.

Berdasarkan UU no 21 tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaga OJK) maka pemerintah melalui OJK memiliki kewenangan pengaturan, pengawasan, dan perlindungan konsumen sektor jasa keuangan. Selain itu lembaga keuangan yang ada juga memiliki tanggungjawab untuk melakukan edukasi dan literasi keuangan secara konsisten dan berkesinambungan. Masyarakat kita perlu terus menerus mendapatkan edukasi tentang keuangan agar tidak mudah tertipu oleh kasus investasi bodong lagi ke depannya.

Mekanisme pengawasan dan tindakan OJK

  1. OJK menyediakan portal “Waspada Investasi” yang memuat daftar resmi lembaga yang diawasi, serta ciri-ciri investasi ilegal yang harus diwaspadai masyarakat.

 

  1. OJK membentuk koordinasi melalui Satgas Waspada Investasi (SWI) yang bekerja sama antar-lembaga untuk menutup aktivitas penghimpunan dana atau investasi tanpa izin.

 

  1. OJK dapat mencabut izin usaha, mengenakan sanksi administratif, atau melaporkan ke penegak hukum jika ditemukan kegiatan investasi ilegal.

 

Tanggung jawab edukasi dan literasi keuangan bukan hanya berada pada pundak lembaga keuangan, tetapi menjadi kewajiban bersama seluruh pihak. Pemerintah, regulator, pelaku industri, lembaga pendidikan, media, hingga komunitas masyarakat memiliki peran penting dalam memastikan informasi keuangan yang benar dapat dipahami dan diakses oleh semua orang. Namun di sisi lain, masyarakat juga harus berperan aktif. Literasi keuangan tidak bisa dicapai hanya dengan menerima informasi satu arah. Setiap individu perlu membangun kebiasaan untuk terus belajar, memperbarui pengetahuan, dan kritis terhadap berbagai tawaran finansial yang muncul. Dengan begitu, masyarakat tidak hanya menjadi objek, tetapi subjek yang sadar dan mampu melindungi diri dari risiko—termasuk penipuan, investasi bodong, dan produk keuangan illegal. Ketika semua pihak menjalankan perannya masing-masing, ekosistem keuangan Indonesia akan menjadi lebih sehat, aman, dan berkelanjutan.

Lalu Bagaimana cara menghindari Skema Ponzi?

1.Ingatkan temanmu, saudaramu, istrimu, suamimu, orantuamu bahwa tidak ada investasi hasil tinggi & resiko rendah.

2.Periksa legalitas perusahaan, pastikan terdaftar dan diawasi oleh OJK.

3.Waspadai keuntungan yang terlalu besar, terutama jika tanpa risiko, sudah pasti penipuan ini.

4.Cek secara mendalam sumber keuntungan, pastikan bisnis memiliki aktivitas yang jelas.

5.Harus berjat-hati, Jauhi skema yang menuntut perekrutan anggota baru sebagai sumber keuntungan.

6.Konsultasikan dengan ahli keuangan jika ragu dengan tawaran investasi yang tidak biasa.

Secara psikology ketertarikan ada uang adalah hal yang wajar, namun akan menjadi hal berbahaya jika kita tergoda mencari uang dengan jalan pintas karena disitulah pintu gerbang penipuan sedang menunggu kita. Tidak ada kekayaan sejati yang lahir dari manipulasi dan kebohongan.

Cerita tentang kesiapan mental mendapat uang melebihi kapasitas (Psikologi tentang uang).

Kisah tentang Michael Carrol, usia 19th menang undian Rp 200 M. Ada seorang pria bernama Michael. Di kampungnya, ia dikenal sebagai orang yang sederhana—pekerjaan tetap, hidup cukup, dan tidak banyak keinginan. Ia pandai mengatur gaji bulanannya, tetapi belum pernah mengelola uang lebih besar dari itu.

Suatu hari, ia memenangkan hadiah undian senilai 200 miliar rupiah. Semua orang menganggap hidupnya berubah. Tapi sesungguhnya, yang berubah paling cepat adalah tekanan di dalam kepalanya, bukan kualitas hidupnya.

Pada bulan pertama, ia merasa seperti sedang berada di dunia baru: uang banyak, pilihan banyak, suara orang-orang pun makin banyak. Ada keluarga yang tiba-tiba sangat dekat, ada teman lama yang muncul kembali, dan ada tawaran “investasi cepat kaya” yang terdengar manis di telinganya.

Michael jadi bingung. Ia tidak pernah mempersiapkan dirinya untuk keputusan-keputusan sebesar itu.

Uang yang banyak membuatnya lebih cemas daripada bahagia. Setiap keputusan terasa seperti pertaruhan hidup-mati. Ia takut kehilangan uang itu, tapi tidak tahu cara merawatnya. Ia ingin membagi ke keluarga, tapi tidak tahu batasnya. Ia ingin investasi, tapi tidak paham resikonya.

Ia seperti seseorang yang tiba-tiba diberi air hujan setinggi atap rumah, padahal selama ini ia hanya punya ember kecil.

Tak lama kemudian, sebagian uangnya hilang dalam investasi bodong. Sebagian lagi dihabiskan untuk gaya hidup baru yang tidak pernah ia rencanakan. Dalam dua tahun, ia kehilangan hampir semuanya. Namun anehnya, setelah uang habis, kepalanya terasa lebih ringan—seolah tekanan besar itu ikut hilang.

Saat itulah ia belajar bahwa: “Uang bukan hanya soal nominal, tetapi soal kapasitas mental untuk mengelolanya.”

Ia menyadari bahwa: Mentalitas yang tidak siap akan memperlakukan uang besar sebagai beban, bukan anugerah. Jika karakter, pengetahuan, dan kedewasaan tidak berkembang, uang besar justru memperbesar masalah yang sudah ada. Kesiapan mental lebih penting daripada tiba-tiba kaya.

Ia berkata pada dirinya sendiri: “Rumahku harus diperbaiki sebelum hujan berikutnya datang.”

Mulai saat itu, ia belajar tentang literasi keuangan, mengatur batasan dengan orang-orang sekitar, dan membangun kebiasaan baik. Ia tidak takut lagi menerima uang besar—karena kali ini, kapasitasnya sudah diperluas. Bukan oleh keberuntungan, tetapi oleh persiapan mental.(*)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Advertisement
× Advertisement