GESER UNTUK LANJUT MEMBACA
Gubernur NTT Nusantara
Beranda / Nusantara / Gubernur Melki Laka Lena: IPACS Jadi Momentum NTT Menatap Dunia

Gubernur Melki Laka Lena: IPACS Jadi Momentum NTT Menatap Dunia

Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena ketika memberikan cinderamata kepada Direktur Diplomasi Kebudayaan Kementrian Kebudayaan RI, Raden Usman Effendi di Rujab Gubernur NTT, Minggu (26/10/2025). Foto: Yosafat Hoely

KUPANG,SELATANINDONESIA.COM — Nusa Tenggara Timur (NTT) bersiap menjadi tuan rumah Indonesia-Pacific Cultural Synergy (IPACS) 2025, ajang diplomasi budaya berskala internasional yang akan digelar di Kupang pada 11–13 November mendatang. Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena menyebut, kegiatan ini menjadi momentum strategis untuk menegaskan posisi NTT dan Indonesia di panggung dunia.

Gubernur Melki mengatakan itu ketika menerima audiensi tim Direktorat Jenderal Diplomasi, Promosi, dan Kerja Sama Kebudayaan Kementerian Kebudayaan RI di Rumah Jabatan Gubernur NTT, Minggu (26/10/2025). Dalam pertemuan itu, Kementerian Kebudayaan juga mengundang Gubernur NTT sebagai salah satu pembicara utama pada acara puncak IPACS.

“Kami siap mendukung penuh pelaksanaan IPACS di Kupang. Ini kesempatan besar untuk menunjukkan wajah NTT di tingkat internasional. Kami akan membentuk tim khusus agar semua persiapan berjalan baik,” ujar Melki.

Tim dari Kementerian Kebudayaan RI dipimpin oleh Direktur Diplomasi Kebudayaan, Raden Usman Effendi, bersama sejumlah pejabat dan staf Ditjen Diplomasi, Promosi, dan Kerja Sama Kebudayaan. Gubernur Melki didampingi sejumlah kepala perangkat daerah terkait, antara lain Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT Ambrosius Kodo, Kepala Dinas Perhubungan Mahidin Sibarani, dan Kepala Dinas Kominfo Frederik Koenunu.

Gubernur Melki menilai, IPACS bukan sekadar festival budaya, melainkan juga sarana untuk meneguhkan identitas NTT sebagai jendela peradaban Melanesia di Asia Pasifik. Dalam acara Kemah Budaya 2025 yang ia buka beberapa hari sebelumnya, Gubernur menegaskan bahwa potensi budaya, kuliner, dan produk kreatif Flobamorata harus menjadi bagian dari diplomasi budaya Indonesia.

Lipa Songke di Zaman Digital: Antara Adat, Pasar, dan Gengsi

“Dunia harus tahu bahwa NTT tidak hanya kaya budaya, tapi juga memiliki potensi besar di bidang pariwisata dan ekonomi lokal,” katanya.

Diplomasi Budaya dan Aksi Iklim

Menurut Kementerian Kebudayaan RI, IPACS dirancang sebagai bentuk diplomasi halus (soft diplomacy) Indonesia di kawasan Pasifik. Kegiatan ini menjadi wadah pertukaran budaya, dialog, serta penguatan jejaring kerja sama antarnegara Pasifik. Tema besar IPACS 2025 juga menyoroti peran budaya dalam pembangunan pasca-2030, termasuk dalam aksi iklim dan pelestarian warisan budaya.

Sebanyak 17 negara di kawasan Pasifik-Oseania diundang untuk berpartisipasi, di antaranya Fiji, Papua Nugini, Samoa, Tonga, dan Timor Leste. Dari jumlah itu, 10 negara telah mengonfirmasi kehadiran, lima di antaranya akan diwakili langsung oleh menteri kebudayaan.

Sebelum acara puncak, IPACS akan diawali dengan kegiatan residensi budaya pada 3–10 November 2025. Tiga praktisi budaya dari negara-negara peserta akan belajar dan berkolaborasi dengan seniman lokal dalam bidang kerajinan bambu, musik, dan tari tradisional di Kupang. Hasil karya residensi itu akan dipamerkan pada acara puncak IPACS.

Dari Mauramba, Umbu Rudi Kabunang Menanam P5HAM di Hati Pemuda

“Melalui IPACS, kita ingin memperkuat peran budaya sebagai jembatan diplomasi dan pembangunan berkelanjutan. Kupang akan menjadi panggung yang mempertemukan nilai, identitas, dan kolaborasi lintas-negara di Pasifik,” kata Raden Usman Effendi.

Pemerintah Provinsi NTT berharap kegiatan ini mendorong penguatan jejaring antarbudaya serta membuka peluang ekonomi kreatif baru bagi masyarakat daerah. “NTT siap menjadi tuan rumah yang ramah dan berkelas dunia,” ujar Gubernur Melki menutup pertemuan.*/Mario Lawi/Laurens Leba Tukan

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Advertisement
× Advertisement