Dari Pekarangan Rumah, Gerakan Kesejahteraan Dimulai
WAIBAKUL,SELATANINDONESIA.COM – Di tengah hamparan bukit sabana yang menguning, pekarangan rumah kerap terlihat sepi. Sesekali hanya ada pohon kelor atau jagung yang tumbuh seadanya. Namun, di Desa Tanamodu, Kecamatan Katiku Tana Selatan, Kabupaten Sumba Tengah, sebuah gerakan baru mulai bertunas. Dari halaman rumah sederhana, pemerintah setempat ingin menanam harapan: kesejahteraan yang tumbuh dari tanah sendiri.
Sehari setelah meresmikan dua lokasi Pekarangan Pro Oli Mila Model di Desa Anajiaka, Bupati Sumba Tengah, Drs. Paulus S. K. Limu, bersama Wakil Bupati M. Umbu Djoka, kembali meluncurkan lokasi ketiga program tersebut, Selasa (23/9/2025). Acara yang dihadiri pimpinan DPRD, OPD, camat, hingga tokoh agama dan masyarakat itu, menandai dimulainya langkah panjang pemberdayaan warga miskin lewat pekarangan rumah.

Bupati Sumba Tengah, Paulus S. K. Limu ketika peluncurab Program Pekarangan Pro Oli Mila Model (PK.POM) di desa Tanamodu, Kecamatan Kecamatan Katiku Tana Selatan, Kabupaten Sumba Tengah,saat peluncuran Selasa (23/9/2025). Foto: ProkopimSTeng
“Melalui program ini, kita dorong agar pekarangan rumah menjadi pusat produksi pangan keluarga, sekaligus wahana pemberdayaan ekonomi yang berkelanjutan,” kata Bupati Paulus dalam sambutannya.
Program Pekarangan Pro Oli Mila Model (PK.POM) merupakan bagian dari Agenda 9 Program Prioritas Kabupaten Sumba Tengah. Sasaran utamanya adalah 8.631 kepala keluarga miskin di Desil 1 hingga Desil 3. Mereka akan didorong mengelola lahan pekarangan seluas 2 are dengan hortikultura, beternak kambing dan bebek, hingga membudidayakan ikan lele dalam kolam kecil.

Bupati Sumba Tengah, Paulus S. K. Limu dan Waki Bupati Martinus Umbu Djoka ketia menyemai bibit ikan lele di pekarangan rumah warga desa Tanamodu, Kecamatan Kecamatan Katiku Tana Selatan, Kabupaten Sumba Tengah,saat peluncuran Program Pekarangan Pro Oli Mila Model (PK.POM), Selasa (23/9/2025). Foto: ProkopimSTeng
Untuk mendukung program ini, setiap rumah tangga percontohan akan menerima paket bantuan dasar berupa:
3 ekor kambing (1 jantan dan 2 betina)
11 ekor bebek (1 jantan dan 10 betina)
Kolam dan benih ikan lele
Lahan pekarangan ± 2 are untuk hortikultura
Bantuan pendidikan: sepatu, seragam, dan buku tulis bagi anak-anak
Fasilitas kesehatan gratis: layanan pengobatan serta kelambu anti-malaria
Paket tersebut bukan sekadar bantuan instan, melainkan sarana agar rumah tangga miskin dapat memulai usaha kecil berbasis potensi lokal.
Tahun 2025 menjadi masa uji coba dengan melibatkan 14 rumah tangga percontohan di enam kecamatan. “Evaluasi tahun ini akan menjadi bahan penting untuk perbaikan dan pengembangan pada 2026,” ujar Paulus menegaskan. Ia berharap, program ini mampu menurunkan angka kemiskinan 1,5–2 persen per tahun dan menjadi role model bagi kabupaten lain di NTT, bahkan secara nasional.
Lebih dari sekadar distribusi bantuan, PK.POM hadir dengan semangat AKSI BELA RASA—pembiayaan swadaya berbasis solidaritas sosial. Kolaborasi pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak diyakini menjadi kunci keberhasilan.

Bupati Sumba Tengah, Paulus S. K. Limu dan Waki Bupati Martinus Umbu Djoka ketia menyerahkan ternak bebek untuk warga desa Tanamodu, Kecamatan Kecamatan Katiku Tana Selatan, Kabupaten Sumba Tengah,saat peluncuran Program Pekarangan Pro Oli Mila Model (PK.POM), Selasa (23/9/2025). Foto: ProkopimSTeng
Kini di Sumba Tengah, pekarangan rumah bukan lagi sekadar halaman untuk menjemur jagung atau tempat anak-anak bermain. Ia bisa menjadi pusat kehidupan baru, sumber pangan, ruang belajar wirausaha, hingga penopang kemandirian keluarga desa. Dari titik kecil itu, gerakan besar menanggulangi kemiskinan di Sumba Tengah digerakkan.
Pekarangan menjadi simbol bahwa kesejahteraan tidak selalu datang dari luar, tetapi bisa ditumbuhkan dari tanah di depan mata. Dan di Tanamodu, harapan itu mulai disemai.*/ProkopimSTeng/Laurens Leba Tukan



Komentar