KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Pengentasan kemiskinan yang masih menyentuh sekitar 30 persen masyarakat Kabupaten Sumba Tengah membutuhkan strategi lebih komprehensif. Rektor Unkris Artha Wacana Kupang, Prof Dr Ir Godlief F. Neonufa, MT, SCL, menawarkan sejumlah gagasan untuk memperkuat program pemerintah daerah.
Menurut Prof. Godlief, pengentasan kemiskinan tidak bisa hanya mengandalkan pembangunan infrastruktur dan kebijakan sosial. “Pendekatannya harus kolaboratif, menyentuh aspek ekonomi, pendidikan, kesehatan, hingga tata kelola berbasis partisipasi masyarakat,” ujarnya di Kupang, Kamis (18/9/2025).
Dorong UMKM dan Potensi Lokal
Salah satu gagasan utama adalah pemberdayaan ekonomi lokal. Ia mendorong pemerintah daerah memperkuat usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) melalui pelatihan manajemen usaha, pemasaran digital, dan akses pembiayaan dengan bunga rendah.
“Bupati bisa meluncurkan program seperti Pasar Kreatif Sumba Tengah atau Festival UMKM untuk memperluas akses pasar produk lokal,” kata Prof. Godlief.
Selain itu, sektor pertanian, peternakan, dan pariwisata juga perlu digarap lebih serius. Ia mencontohkan pengembangan koperasi tani, program Peternakan Berkelanjutan termasuk kambing Etawa untuk produksi susu, serta pengembangan desa wisata berbasis budaya dan alam.
Pendidikan dan Kesehatan
Di bidang pendidikan, Prof. Godlief menekankan pentingnya beasiswa bagi siswa berprestasi dari keluarga kurang mampu, pembangunan sekolah di wilayah terpencil, serta pelatihan guru dengan metode modern. Ia juga menyarankan program pendidikan non-formal dan kursus vokasional sesuai kebutuhan pasar kerja lokal, seperti pertanian, kerajinan tangan, pariwisata, hingga teknologi informasi.
Sementara di sektor kesehatan, ia menyoroti penanganan stunting dan gizi buruk. Upaya itu bisa dilakukan dengan memperluas layanan puskesmas keliling, penyuluhan gizi berbasis pangan lokal, serta program makanan tambahan untuk ibu hamil dan anak-anak. “Kesehatan adalah pintu keluar dari lingkaran kemiskinan,” ujarnya.
Partisipasi Masyarakat
Menurut Prof. Godlief, keberhasilan program hanya mungkin terwujud jika masyarakat dilibatkan sejak tahap perencanaan hingga pelaksanaan. Ia mencontohkan pola gotong royong dalam pembangunan infrastruktur desa dan forum kesehatan di tingkat lokal.
“Pendekatan partisipatif memastikan program benar-benar sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Ini juga akan meningkatkan rasa memiliki terhadap program,” katanya.
Gagasan ini, lanjut Godlief, bukan untuk menggantikan strategi pemerintah daerah, melainkan melengkapinya. “Semoga dapat menjadi suplemen bagi upaya Bupati dan jajaran dalam mengurangi kemiskinan di Sumba Tengah,” ucapnya.*/Laurens Leba Tukan



Komentar