Rumah Mandiri Terintegrasi di Sumba Tengah, Dari Hunian Layak Plus Pekarangan Produktif
WAIBAKUL,SELATANINDONESIA.COM – Di Sumba Tengah, sebuah rumah kini bukan sekadar tempat berteduh. Melalui program Rumah Mandiri Terintegrasi dengan Pekarangan Model Pro Oli Mila, Pemerintah Kabupaten Sumba Tengah mencoba menghadirkan konsep hunian yang menyatu dengan sumber pangan keluarga.
Sebanyak 325 penerima manfaat tahun anggaran 2025 ditetapkan sebagai peserta pertama. Program ini tak berhenti pada penyediaan rumah layak, melainkan memperkuat ketahanan pangan dan membuka peluang peningkatan ekonomi keluarga.
Bupati Sumba Tengah, Paulus S. K. Limu menggagas konsep Pekarangan Model Pro Oli Mila sebagai jawaban atas keterbatasan lahan dan tantangan gizi buruk. Di setiap pekarangan, warga didorong menanam sayuran, beternak kambing dan bebek, serta membudidayakan ikan.
“Nilai dari sebuah rumah bukan hanya tempat tinggal, tapi juga kebahagiaan dan kesejahteraan penghuninya,” ujar Bupati Paulus saat peluncuran di Desa Anajiaka, Kecamatan Umbu Raty Nggay, Selasa (2/9/2025). Hari itu Bupati Paulus melakukan kegiatan di tiga desa, yaitu Desa Anajiaka, Kecamatan Umbu Ratu Nggay Barat, Desa Dewajara, dan Desa Anakalang Kecamatan Katiku Tana.
Bantuan Terintegrasi
Dalam skema ini, setiap penerima rumah mandiri akan memperoleh paket hibah: 10 ekor kambing (Rp3 juta per ekor), 10 ekor bebek (Rp1 juta per ekor), dan 150 ekor benih ikan senilai Rp1 juta.
Dinas terkait juga ikut mendukung dengan rincian:
Dinas Peternakan: Rp2 juta untuk obat dan vaksin.
Dinas Perikanan: Rp1 juta untuk benih ikan tambahan.
Dinas Pertanian: Rp2 juta untuk benih hortikultura, pupuk, dan obat-obatan.
Bupati Paulus bahkan merinci ukuran kandang dan kolam yang harus dibuat warga: kandang kambing 4×6 meter, kandang bebek bertingkat 1×3 meter, pagar hortikultura 10×10 meter, serta kolam ikan bioflok.
Menjawab Gizi Buruk dan Ekonomi
Program ini menyasar kelompok masyarakat miskin di desil 1–3. Harapannya, ketersediaan protein hewani dan nabati dari pekarangan akan mencegah gizi buruk pada balita, sementara hasil ternak dan panen dapat menambah pendapatan keluarga.
Inovasi Rumah Mandiri Terintegrasi menjadi langkah maju dalam desain kebijakan daerah. Alih-alih sekadar membangun fisik rumah, Pemkab Sumba Tengah mencoba menghadirkan ekosistem hidup yang berkelanjutan. Jika sinergi antar-OPD berjalan konsisten, model ini berpotensi menjadi rujukan bagi daerah lain dalam merajut ketahanan pangan sekaligus mengatasi persoalan gizi buruk yang masih menghantui Nusa Tenggara Timur.*/ProkopimSTeng/Laurens Leba Tukan



Komentar