GESER UNTUK LANJUT MEMBACA
Sumba Tengah
Beranda / Berita Hari Ini NTT / Sumba Tengah / Sumba Tengah di Hari Merdeka: Paulus Limu dan Umbu Djoka Menyulam Asa dari Waibakul

Sumba Tengah di Hari Merdeka: Paulus Limu dan Umbu Djoka Menyulam Asa dari Waibakul

Bupati Sumba Tengah, Paulus S. K. Limu dan Wakil Bupati Martinus Umbu Djoka ketika upacara Pengbaran dan Penunurunan Sang Merah Putih dalam perayaan HUT ke 80 Kemerdekaan RI di Waibakul, Kabupaten Sumba Tengah, Minggu (17/8/2025). Foto: ProkopimSTeng

WAIBAKUL,SELATANINDONESIA.COM – Langit Waibakul pagi itu masih teduh ketika Bupati Sumba Tengah, Paulus S. K. Limu, melangkah ke mimbar kehormatan di Lapangan Makatul, Kompleks Pemerintahan. Dengan seragam putih kebesaran, ia berdiri tegak sebagai inspektur upacara, memimpin jalannya peringatan Detik-Detik Proklamasi HUT ke-80 Kemerdekaan RI, Minggu (17/8/2025).

Hening sejenak menyelimuti lapangan ketika pasukan pengibar bendera melangkah mantap. Di sekelilingnya, hadir lengkap para pejabat daerah, anggota DPRD, Forkopimda, para camat, hingga tokoh masyarakat dan agama. Dari tribun undangan, orang tua Paskibraka menatap dengan bangga.

Dalam amanatnya, Bupati Paulus menekankan bahwa kemerdekaan bukan sekadar peringatan seremonial, melainkan anugerah yang menuntut tanggung jawab kolektif.

“Tuhan telah memperkenankan bangsa ini merdeka. Dan kita percaya, Tuhan pula yang akan menuntun langkah kita mewujudkan cita-cita Indonesia yang adil, makmur, dan sejahtera,” ujar Bupati Paulus dengan suara mantap.

Enam bulan sejak dilantik Presiden Prabowo Subianto pada 20 Februari 2025, Bupati Paulus memanfaatkan momentum kemerdekaan untuk meneguhkan arah pembangunan. Ia memaparkan sejumlah program prioritas dari ketahanan pangan, makan bergizi gratis, hingga sekolah berbasis asrama dan koperasi desa Merah Putih. Ada pula gebrakan pendidikan berupa kuliah hybrid dengan UKAW Kupang, gerakan “Bela Rasa” bagi balita gizi buruk, pembangunan Mapolres dan Batalyon Teritorial, sampai target mempertahankan opini WTP dari BPK.

Gubernur Melki Kukuhkan Satgas Pengawasan Internal “Ayo Bangun NTT”

Namun, Bupati Paulus tak segan merendah. Ia meminta maaf atas segala keterbatasan dan pekerjaan rumah yang belum rampung. “Sebagai manusia biasa, tentu masih banyak kekurangan. Untuk setiap kesalahan, kami mohon maaf sebesar-besarnya,” katanya menutup pidato.

Sore harinya, giliran Wakil Bupati M. Umbu Djoka mengambil alih panggung sejarah. Ia bertindak sebagai pembina upacara penurunan bendera. Prosesi berlangsung khidmat, diikuti para pejabat, organisasi perempuan, hingga LSM dan tokoh adat.

Setelah bendera merah putih diturunkan dengan sempurna, acara dilanjutkan dengan tos kenegaraan, sebuah simbol persaudaraan yang merangkum semangat hari itu.

Di Sumba Tengah, 17 Agustus 2025 bukan sekadar ritus tahunan. Ia menjadi panggung pernyataan arah kepemimpinan baru: menyulam asa dari Waibakul menuju Indonesia Emas 2045.

Paulus S. K. Limu, Lahir dan besar di Sumba, Paulus dikenal sebagai birokrat yang matang sebelum menduduki kursi bupati. Karier panjangnya ditempa di jajaran pemerintahan daerah, membuatnya akrab dengan dinamika birokrasi sekaligus kebutuhan rakyat kecil. Sejak dilantik menjadi Bupati Sumba Tengah perdiode kedua pada Februari 2025, ia meneguhkan kepemimpinan yang menekankan ketahanan pangan, pendidikan, penurunan stunting dan gotong royong sosial sebagai fondasi pembangunan.

Dari Hutan Bambu Komodo, Gubernur Melki Menyemai Ekonomi yang Pulih Bersama Alam

Sedangkan Martinus Umbu Djoka, Wakil bupati yang akrab disapa Umbu Djoka ini memiliki latar belakang kehutanan dan pemerintahan. Kariernya banyak bersinggungan dengan isu lingkungan, pembangunan pedesaan, serta penguatan kelembagaan daerah. Dikenal tenang dan komunikatif, ia menjadi pendamping strategis bagi Paulus. Dalam banyak kesempatan, Umbu Djoka tampil sebagai jembatan antara pemerintah dan masyarakat akar rumput.

Dua figur ini bak sepasang tangan yang saling melengkapi: Paulus dengan aksen birokrat pembangunan, Umbu Djoka dengan sentuhan sosial-ekologisnya. Dari Waibakul, mereka berusaha menenun masa depan Sumba Tengah dengan benang merah kemerdekaan.*/ProkopimSTeng/Laurens Leba Tukan

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Advertisement
× Advertisement