Usman Husin membawa mesin, benih, dan janji penguatan pertanian untuk kabupaten penyangga pangan nasional.
WAIBAKUL,SELATANINDONESIA.COM – Pagi itu, halaman Kantor Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sumba Tengah di Waibakul penuh riuh. Deretan alat semprot dan mesin pompa air baru berjejer rapi, sementara para petani dari berbagai kelompok duduk berbanjar, sebagian masih mengenakan topi lebar pelindung panas. Di antara mereka, tatapan tertuju pada seorang tamu yang datang dari Senayan: Usman Husin, anggota DPR RI Komisi IV Fraksi PKB.
Didampingi Bupati Sumba Tengah Paulus S. K. Limu, Wakil Bupati M. Umbu Djoka, Ketua DPRD Arpud U. R. Mangalema, serta jajaran pejabat daerah, Usman membuka kunjungannya dengan sebuah pesan sederhana tapi tegas: “Petani Sumba Tengah butuh benih unggul, bukan sekadar bekerja keras.”
Bantuan yang ia bawa kali ini bukan sekadar simbol. Sebanyak 27 unit alat semprot dan 10 mesin pompa air resmi diserahkan untuk kelompok tani. Usman juga memboyong benih padi unggul, berharap para petani tak lagi bergantung pada benih lokal berulang yang kian menurunkan hasil panen.
Ia menatap hamparan potensi yang belum sepenuhnya tergarap di kabupaten ini. “Sumba Tengah punya lahan luas dan sumber air, tapi belum dimanfaatkan optimal,” katanya. Untuk itu, ia menjanjikan dukungan sumur bor, mendorong penanaman hortikultura setelah panen padi, dan mengumumkan paket aspirasi tahun depan: benih padi dan jagung, pupuk, dana irigasi Rp200 juta, serta program pemberdayaan petani.
Ketua DPRD Arpud U. R. Mangalema menyebut bantuan itu sebagai bukti perhatian nyata bagi petani. “Kami harap ini berlanjut,” ujarnya, disambut tepuk tangan hadirin.
Bupati Paulus menyambut janji itu dengan optimisme. Ia memaparkan kemajuan pertanian Sumba Tengah: dari target nasional 475 hektare sawah baru, mereka membidik 1.000 hektare. Produktivitas pun naik dua kali lipat—dari 2–3 ton per hektare menjadi 5–6 ton—hingga surplus 5.600 ton beras. “Terima kasih atas ketulusan, perhatian, dan cinta Bapak Usman Husin kepada petani kami,” ucapnya.
Di luar aula, sinar matahari Waibakul menyorot gagang-gagang alat semprot yang berkilau. Bagi para petani yang memegangnya, ini bukan sekadar besi dan plastik. Ia adalah simbol bahwa sawah mereka tak hanya akan tumbuh padi, tapi juga harapan yang kian mengakar.*/ProkopimSTeng/Laurens Leba Tukan



Komentar