Di atas Hercules menuju Magelang, Bobby Lianto dan rombongan KADIN mengusung mandat Presiden Prabowo: Jadilah pengusaha pejuang untuk Indonesia yang adil dan makmur.
MAGELANG,SELATANINDONESIA.COM — Malam itu, Jumat (8/8/2025), suara Presiden Prabowo Subianto menggema di Pendopo Garuda Yaksa, Hambalang. Dihadapannya, deretan lebih dari 200 pengusaha seluruh Indonesia, duduk menyimak dalam diam. Retret Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia resmi dimulai, bukan dengan seminar, tapi dengan pidato kenegaraan.
“Tugas pemerintah bukan membantu yang sudah besar. Tugas kami membantu yang kecil dan tertinggal,” kata Presiden Prabowo. Nadanya tegas, tatapannya menyapu barisan pengusaha dari yang paling senior hingga yang datang dari pelosok provinsi seperti Nusa Tenggara Timur.
Salah satunya adalah Bobby Lianto, Ketua Umum Kadin NTT. Berseragam semi militer dengan logo Kadin, Bobby mencatat dengan seksama. “Pesan Presiden sangat jelas. Bahwa kami sebagai pelaku usaha tak bisa hanya berbisnis, tapi harus jadi penggerak kesejahteraan rakyat,” ujarnya dari atas pesawat Hercules, dalam perjalanan menuju Akademi Militer Magelang.
Retret ini bukan agenda rutin tahunan biasa. Retret ini, menurut Bobby, adalah panggilan negara.
Indonesia Inc.: Misi Ekonomi Kebangsaan
Dalam arahan berdurasi hampir dua jam, Presiden Prabowo memperkenalkan kembali gagasan lama dengan semangat baru: Indonesia Incorporated. Bagi Prabowo, inilah strategi kolektif membangun negeri lewat sinergi negara dan pelaku usaha.
“Kalau rakyat kita masih lapar, kalau ada yang tinggal di rumah reot, itu kegagalan kita semua. Tidak boleh ada warga Indonesia yang hidup dalam kemiskinan ekstrem,” ucap Kepala Negara dilansir CNBC Indonesia.
Di hadapan para tokoh besar seperti Anindya Bakrie, Aburizal Bakrie, James Riady, dan Oesman Sapta Odang, Presdien Prabowo bicara seperti komandan tempur: pengusaha harus maju ke garis depan, bukan hanya di pasar, tetapi dalam pertempuran melawan ketimpangan dan kemiskinan.
Bobby Lianto: Membawa Semangat dari Timur
Dari barisan timur Indonesia, Bobby Lianto tidak sekadar hadir sebagai peserta. Ia membawa suara dari provinsi kepulauan dengan 22 kabupaten/kota dan tantangan pembangunan yang khas. “Kadin NTT berkomitmen menjadi bagian dari solusi. Kami ingin memastikan bahwa program Indonesia Inc benar-benar menjangkau daerah 3T, tertinggal, terdepan, dan terluar,” katanya.
Bobby menyebut retret ini momentum penyamaan frekuensi nasional dari Jakarta sampai Kupang, dari Surabaya sampai Sumba. “Dengan model sinergi Indonesia Incorporated, kami bisa kawal agar koperasi desa, PLTS, dan program makan bergizi benar-benar berjalan di NTT. Ini bukan lagi retorika. Ini mandat.”
Ia juga menyinggung pentingnya akses infrastruktur, digitalisasi UMKM, dan hilirisasi sumber daya lokal seperti garam, ternak, dan pertanian. “Kalau kami diberi ruang dan akses, kami bisa jadi pelaku transformasi ekonomi di kawasan timur.”
Dari Langit ke Tanah Perwira
Usai pengarahan, rombongan diberangkatkan dengan dua pesawat Super Hercules C-130 dari Halim Perdanakusuma ke Yogyakarta, lalu lanjut ke Akademi Militer Magelang untuk menjalani retret selama beberapa hari. Di sinilah, menurut Bobby, esensi pelatihan dimulai.
“Retret ini bukan hanya tentang bisnis. Tapi tentang karakter. Disiplin, patriotisme, dan nasionalisme,” katanya.
Menurut Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, retret ini memang dirancang untuk membentuk “pengusaha pejuang” yang berjiwa nasionalis, tangguh menghadapi tantangan global, dan loyal terhadap cita-cita Proklamasi.
Presiden Prabowo menyebut para pengusaha peserta retret sebagai “calon pemimpin ekonomi Indonesia masa depan.” Dengan satu catatan: mereka harus memihak pada rakyat.
“Kalau semua rakyat sejahtera, ekonomi tumbuh, pasar besar, dan usaha Anda ikut besar. Tidak ada yang rugi dari membangun keadilan,” ujar Prabowo.
Dan dari langit Indonesia, Bobby Lianto dan rekan-rekannya membawa pesan itu turun ke bumi. Siap menanamnya dalam kebijakan, dalam program kerja, dan dalam setiap keputusan bisnis mereka.*/Laurens Leba Tukan
Komentar