GESER UNTUK LANJUT MEMBACA
Pariwisata
Beranda / Pariwisata / Umbu Rudi Kabunang di Tikungan Tebing Tanarara dan Tour de EnTeTe

Umbu Rudi Kabunang di Tikungan Tebing Tanarara dan Tour de EnTeTe

Anggota DPR RI, Dr. Umbu Rudi Kabunang dan pemandangan jalan di Tanarara dipotret dari Bukit Piarakuku, Kecamatan Matawai La Pawu, Kabupaten Sumba Timur, Selasa (5/8/2025). Foto: SelatanIndonesia.com/Laurens Leba Tukan

Anggota DPR RI Fraksi Golkar, Dr. Umbu Rudi Kabunang dan Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena Angkat Sumba Timur di Etape Bergengsi Tour de EnTeTe

 

WAINGAPU,SELATANINDONESIA.COM – Jalanan terjal di Tanarara, Sumba Timur, yang berkelok di atas tebing sepanjang 13,8 kilometer, tak lagi hanya jadi lintasan sunyi di pedalaman Selatan Pulau Sumba. Oktober nanti, dari jalur inilah dunia akan memandang Nusa Tenggara Timur, melalui roda-roda cepat Tour de EnTeTe 2025. Dan dari titik inilah pula, semangat kolaborasi antara rakyat dan pemimpinnya diuji: apakah Sumba hanya akan dilintasi, atau akan dikenang?

Di hadapan ratusan warga Kecamatan Matawai La Pawu, Selasa (5/8/2025), Anggota DPR RI Fraksi Golkar, Dr. Umbu Rudi Kabunang, mengajak masyarakat menjadikan Tanarara bukan sekadar titik start, tetapi panggung budaya yang tak terlupakan. “Hampir 20 negara akan melihat kita. Mari tampilkan wajah ramah, adat kita yang luhur, dan alam kita yang memesona,” ujarnya.

Tanarara, menurut Umbu Rudi, bukan hanya etape, melainkan lambang harapan: bahwa daerah-daerah terpencil bisa tampil ke depan bila diberi ruang, dan bahwa pembangunan tidak hanya soal infrastruktur, tetapi juga rasa percaya diri kolektif.

Lipa Songke di Zaman Digital: Antara Adat, Pasar, dan Gengsi

Ajang Tour de EnTeTe 2025 akan digelar pada 10–21 Oktober 2025, menyusuri lebih dari 1.500 kilometer, membelah tiga pulau besar; Timor, Sumba, dan Flores dalam sepuluh etape menantang. Dimulai dari Kota Kupang, melewati Atambua di perbatasan RI–Timor Leste, menyeberang ke Sumba, dan berakhir di ikon pariwisata Indonesia, Labuan Bajo.

Namun magnetnya tak berhenti pada pesona lintasan. Di belakang gagasan besar ini berdiri figur yang bekerja senyap tapi konkret: Gubernur NTT Melki Laka Lena. Dalam seremoni peluncuran di Aula El Tari Kupang (9/7/2025) silam, Gubernur Melki menyematkan helm sepeda kepada Janes Wawo dari Jelajah Sport. Sebuah simbol bahwa diplomasi jalan raya ini bukan lagi wacana, tapi sedang benar-benar dikayuh.

“Tour de EnTeTe bukan semata lomba. Ini adalah diplomasi dari pinggiran. Ini panggung kita untuk bicara kepada dunia,” ujar Melki dalam pidatonya. Wakil Gubernur Johni Asadoma kemudian menyerahkan bendera Tour de EnTeTe kepada Janes Wawo, disaksikan langsung oleh Wakil Perdana Menteri Timor Leste Mariano Sabino Lopes, jajaran Forkopimda, dan kepala daerah se-NTT.

Budaya di Tepi Lintasan

Umbu Rudi Kabunang menekankan bahwa nilai utama Tour de EnTeTe tidak berhenti pada kecepatan pembalap atau piala di garis akhir. Yang lebih penting adalah kesan yang tertinggal. “Setiap titik di Tanarara, di Sumba Timur, harus tampil dengan wajah budaya kita. Barisan siswa dengan busana adat, panggung seni di desa, warung UMKM, dan senyum yang tulus,” katanya.

Dari Mauramba, Umbu Rudi Kabunang Menanam P5HAM di Hati Pemuda

Ia bahkan menyerukan agar ternak dikandangkan, lingkungan dibersihkan, dan masyarakat dilibatkan sebagai pelaku, bukan penonton. “Sumba Timur harus jadi tuan rumah yang ramah, aman, dan tak terlupakan,” ujarnya.

Gubernur Melki menambahkan bahwa setiap tanjakan di rute ini adalah metafora tentang ketangguhan rakyat NTT, dan setiap tikungan menyimpan narasi budaya yang belum dikenal dunia. Ia menyebut ajang ini sebagai pemanasan menuju PON 2028, di mana NTT bertekad menjadi tuan rumah.

Dari Jalur Sepeda ke Panggung Diplomasi

Lebih dari 20 tim profesional internasional akan berpartisipasi. Standar penyelenggaraan pun setara dengan Tour de Langkawi atau Tour de Indonesia. Jalur lintasan menyentuh kawasan batas negara seperti Atambua, jantung tradisi seperti Tanarara, hingga surga wisata seperti Komodo.

“Ini bukan hanya olahraga. Ini adalah pembangunan, ini adalah promosi budaya, dan ini adalah diplomasi luar negeri dari tanah sendiri,” ujar Umbu Rudi Kabunang. Dan, dari Tanarara yang sunyi, suara semangat NTT kini didengar dunia.*/Laurens Leba Tukan

Gubernur Melki Laka Lena: IPACS Jadi Momentum NTT Menatap Dunia

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Advertisement
× Advertisement