NTT Sehat, Anak Selamat: Komando Gubernur Melki Laka Lena untuk Percepatan Imunisasi di Tengah Ancaman KLB
KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Suasana aula Hotel Sasando Kupang, Jumat pagi (25/7/2025), menghangat bukan hanya oleh teriknya matahari di luar ruangan, tapi oleh pernyataan tegas Gubernur Nusa Tenggara Timur, Emanuel Melkiades Laka Lena. Di hadapan para kepala daerah dan jajaran dinas kesehatan, Gubernur Melki tak sekadar memberi sambutan, melainkan mengobarkan komando. “Kalau anak-anak kita tidak sehat, maka tak ada masa depan yang bisa dibanggakan,” katanya.
Forum bertajuk Advokasi Penguatan Program Imunisasi Kepala Daerah Provinsi dan Kabupaten di NTT itu dihadiri Bupati Sumba Timur Umbu Lili Pekuwali, Wakil Bupati Kupang Aurum Titu Eki, Pejabat yang mewakili Bupati Alor, dan Bupati Manggarai Barat serta Plt. Sekda Kota Kupang juga para kepala dinas kesehatan se-NTT. Tak seperti forum teknis kebanyakan, pertemuan ini menyentuh akar persoalan dengan pendekatan yang lebih politis: membangun kesadaran bahwa imunisasi adalah urusan kepemimpinan, bukan sekadar tugas dinas kesehatan.
Imunisasi, Dasar dari DASACITA
Gubernur Melki membumikan urgensi imunisasi ke dalam visi besar pemerintahannya: DASACITA—sepuluh prioritas pembangunan yang menjadi panduan provinsi. Dalam paparannya, imunisasi tersambung langsung dengan tiga pilar utama DASACITA: NTT Sehat, NTT Cerdas, dan NTT Tangguh Bencana.
“Orang tak harus pintar dulu untuk hidup, tapi harus sehat dulu,” tegas Gubernur Melki. Dalam logika sang gubernur, anak yang mendapat imunisasi lengkap adalah anak yang disiapkan untuk jadi generasi emas 2045. Tanpa itu, semua cita-cita besar hanya tinggal jargon politik.
Di bawah program “NTT Sehat”, imunisasi adalah jaminan hidup yang murah, efektif, dan berbasis ilmu pengetahuan. Pada “NTT Cerdas”, imunisasi adalah prasyarat tumbuh kembang otak dan tubuh. Sedangkan dalam “NTT Tangguh Bencana”, imunisasi adalah senjata pencegah Kejadian Luar Biasa (KLB) seperti campak, difteri, dan polio.
Cakupan Merosot, Risiko Melonjak
Namun di balik visi besar itu, data berbicara lain. Dalam tiga tahun terakhir, cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) di NTT justru mengalami penurunan drastis. Tahun 2022 mencapai 84,4 persen dari target 90 persen, tahun 2023 merosot ke 70,9 persen, dan pada 2024 anjlok ke 43,5 persen dari target 100 persen.
“Penurunan sebesar 27,4 persen ini sangat mengkhawatirkan,” kata Kepala Dinas Kesehatan NTT, drg. Iin Adriani. Sebanyak 11 kabupaten berada di bawah 50 persen, dan 11 lainnya di bawah 60 persen, menjadikan seluruh provinsi berada dalam kategori risiko tinggi KLB.
Penyebabnya kompleks: keterbatasan geografis, infrastruktur terbatas, ketimpangan distribusi tenaga kesehatan, hingga resistensi sosial karena hoaks tentang vaksin.
Dari Pulau ke Pulau, Tidak Boleh Ada Anak Tertinggal
Gubernur Melki tak menutupi tantangan. Ia justru mengajukan solusi konkret dengan pendekatan kolaboratif lintas sektor. “Kepala desa dan lurah harus menjadikan imunisasi sebagai prioritas pembangunan desa. Jika bersifat wajib, maka harus dilaksanakan,” serunya.
Ia mengusulkan empat langkah kunci:
- Penguatan komando kepemimpinan daerah—dari gubernur hingga kepala desa.
- Inovasi pelayanan di wilayah sulit akses—termasuk pendekatan lokal dan teknologi.
- Integrasi imunisasi dalam perencanaan desa—masuk Musrenbangdes sebagai kewajiban dasar.
- Membangun kesadaran kolektif masyarakat—melibatkan tokoh adat, agama, dan pemuda.
Gagasan Menjadi Gerakan
Forum ini tak berhenti pada seruan. Dinas Kesehatan NTT menggelar presentasi kebijakan, talkshow interaktif bertema “Memperkuat Kepemimpinan di Daerah untuk Melindungi Anak dengan Imunisasi”, dan diskusi strategi kabupaten/kota.
Tujuannya, meningkatkan komitmen politik daerah, memperkuat koordinasi lintas sektor, dan menyusun rekomendasi kebijakan untuk mengejar ketertinggalan.
Komitmen yang Harus Dibayar Tuntas
Bagi Melki-Johni, pasangan gubernur dan wakil gubernur NTT, imunisasi bukan sekadar capaian teknokratis, tapi moral politik. Karena itu, “tidak boleh ada satu pun anak NTT yang tertinggal imunisasinya. Karena imunisasi hari ini adalah jaminan kesehatan masa depan.”
Sebagaimana kata Gubernur Melki, kesehatan adalah fondasi, pendidikan adalah jembatan, dan ekonomi adalah hasil. Maka, imunisasi lengkap bukan sekadar upaya medis. Ia adalah lompatan politik menuju NTT yang maju, sehat, cerdas, dan sejahtera berkelanjutan.*/Laurens Leba Tukan



Komentar