GESER UNTUK LANJUT MEMBACA
Olahraga
Beranda / Olahraga / 80 Tim Anak Muda Rote Ndao Bertarung di Arena Digital, Bupati Gelar Turnamen Esport Perdana

80 Tim Anak Muda Rote Ndao Bertarung di Arena Digital, Bupati Gelar Turnamen Esport Perdana

Bupati Rote Ndao, Paulus Henuk ketika membuka dengan resmi Turnamen Esport Perdanadi Stadion Christian Nehemia Dillak, Ba’a, Kamis (24/7/2025), Foto: Dok. Bidkom DKISP Rote Ndao

BA’A,SELATANINDONESIA.COM – Sorak penonton meledak dari tribune Stadion Christian Nehemia Dillak, Ba’a, saat layar raksasa menampilkan duel panas antar pemain Mobile Legend. Sore itu, Kamis (24/7/2025), untuk pertama kalinya Rote Ndao menggelar Esport Tournament Bupati Cup I, sebuah momentum digital yang menandai masuknya Pulau Rote dalam peta kompetisi olahraga elektronik nasional.

Sebanyak 80 tim dari berbagai penjuru Rote Ndao berlaga di dua kelas: 32 tim Mobile Legend dan 48 tim Free Fire. Mereka bukan hanya memperebutkan gelar juara, tapi juga mempertaruhkan gengsi sebagai generasi baru Rote Ndao yang melek teknologi dan siap bersaing di panggung nasional.

“Esport bukan sekadar permainan. Ia adalah ruang strategi, kerja sama tim, dan ketangguhan mental,” ujar Bupati Rote Ndao Paulus Henuk, saat membuka turnamen. Ia berdiri di atas panggung yang disulap seperti arena digital, diapit logo sponsor dan banner bergaya futuristik. Kehadiran Forkopimda, pimpinan OPD, hingga direksi BUMD menambah bobot seremoni pembukaan, memberi sinyal bahwa Esport bukan lagi urusan anak muda semata.

Turnamen ini, menurut Bupati Paulus, adalah bentuk keberpihakan pemerintah terhadap minat dan bakat anak muda masa kini. Namun ia menegaskan bahwa Esport harus tetap dikawal secara bijak. “Kami mendukung kegiatan ini sebagai jembatan ke masa depan. Tapi anak-anak muda harus tetap menyeimbangkan antara game, pendidikan, dan tanggung jawab sosial,” katanya tegas, disambut tepuk tangan ratusan peserta dan penonton.

Di balik layar pertandingan, keseruan menyatu dengan aroma kompetisi. Teriakan “revive aku!” dan “gas tengah!” bersahut-sahutan dari para pemain yang mengenakan jersey berlogo tim lokal mereka. Beberapa tim bahkan datang dengan pelatih dan manajer, menandakan keseriusan komunitas gaming di Rote Ndao yang tak bisa lagi dianggap remeh.

Empat Nyali, Satu Arah: Umbu, Amandio, Danny Ferdito, dan Kingstone Menggeliatkan Indonesia di Arena Drift Dunia

Turnamen ini menjadi semacam deklarasi terbuka bahwa Esport telah diakui sebagai cabang olahraga prestasi, setara dengan sepak bola dan atletik. “Esport sudah masuk PON dan Asian Games. Kini giliran Rote Ndao mengirim talenta terbaiknya,” kata Paulus Henuk.

Atmosfer pertandingan pun berlangsung sportif. Tak ada teriakan kasar, tak ada aksi provokasi. Yang ada hanya sorakan, strategi, dan sinyal jaringan yang dicek berkali-kali oleh panitia. Bahkan, usai laga pembuka, seluruh peserta dan penonton larut dalam doa bersama, menandai kebiasaan khas masyarakat Rote Ndao yang tetap religius di tengah kemajuan digital.

Bagi banyak warga, ini bukan sekadar kompetisi. Ini adalah panggung ekspresi. “Anak-anak muda kini punya panggungnya sendiri. Kami bersyukur pemerintah membuka ruang ini,” kata Fery Nalle, orang tua salah satu peserta tim Free Fire.

Turnamen ini akan berlangsung selama tiga hari ke depan. Di sela laga, tersedia booth sponsor, ruang komunitas digital, dan stan UMKM lokal yang menjajakan kopi khas NTT, kacanag Rote, dan camilan khas lainnya. Pemerintah berharap turnamen ini akan menjadi agenda tahunan, sekaligus bagian dari strategi besar membangun ekosistem digital Rote Ndao, dari layar gawai hingga masa depan generasi muda.*/Bidkom DKISP Rote Ndao/Laurens Leba Tukan

Dari Peluh Umat, Berdirilah Rumah Bunda Selalu Menolong di Kambajawa

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Advertisement
× Advertisement