Menjelang Kemah Kerja Kitab Suci di Desa Bean, Bupati Lembata Dukung Gerakan Mahasiswa Katolik API Reinha Rosari
LEWOLEBA,SELATANINDONESIA.COM – Di balik senyum ramah dan tatapan penuh semangat, sekelompok mahasiswa Katolik tampak duduk berhadap-hadapan dengan orang nomor satu di Kabupaten Lembata. Kamis pagi (24/7/2025), aula Kantor Bupati Lembata menjadi ruang dialog iman, aksi sosial, dan ekologi antara mahasiswa Aktivitas Pendalaman Iman (API) Reinha Rosari dan Bupati Kanisius Tuaq.
Pertemuan ini bukan sekadar silaturahmi biasa. Audiensi tersebut menjadi momentum strategis menjelang pelaksanaan Kemah Kerja Kitab Suci Lewotana (K3SL) ke-XXXVII yang akan digelar pada 27 Juli–4 Agustus 2025 di Desa Bean, Kecamatan Buyasuri, Kabupaten Lembata. Kegiatan tahunan ini dirancang bukan hanya sebagai latihan kepemimpinan tingkat atas (LKTM), tetapi juga sebagai bentuk nyata pengabdian mahasiswa Katolik kepada Lewotana, tanah kelahiran mereka.
“Kami menaruh fokus pada pemberdayaan produktif masyarakat. Lewat diskusi publik dan pelatihan, kami ingin hadir bukan hanya sebagai pewarta iman, tapi juga mitra pembangunan,” kata Ketua Umum API Reinha Rosari 2024/2025, Finsesius J. Herin, dalam pembukaan audiensi tersebut.
Didampingi Ketua Steering Committee Valentinus Boleng, Ketua Panitia Imelda Theresia Tokan Bahy, dan sejumlah anggota aktif, Finsesius memaparkan garis besar kegiatan yang akan dilakukan: edukasi kitab suci, diskusi ekonomi lokal, pelatihan masyarakat, hingga penanaman anakan pohon di pesisir.
Respons Bupati Lembata tak kalah antusias. Dengan tangan terbuka, Kanis Tuaq menyatakan dukungan penuh terhadap K3SL, terutama karena sejalan dengan program unggulan Pemkab Lembata dalam skema NTT (Nelayan, Tani, Ternak) dan agenda ketahanan pangan.
“Saya sangat mendukung semangat anak-anak muda API Reinha Rosari yang bergerak dengan gagasan. Isu pemberdayaan ekonomi ini penting, dan sangat pas dengan visi kami tentang kesejahteraan berbasis kemandirian,” ujar Bupati Kanis.
Tak hanya kata-kata, dukungan itu diwujudkan melalui bantuan anakan tanaman untuk kegiatan penghijauan di Desa Bean. Bupati menyambut baik inisiatif penanaman pohon di pesisir sebagai bagian dari aksi ekologis mahasiswa, yang menurutnya sejalan dengan gerakan ‘Tebang Satu, Tanam Empat’, kebijakan daerah untuk menjaga keseimbangan lingkungan di tengah pembangunan.
Warisan Iman dan Aksi Sosial
Didirikan tahun 1980, API Reinha Rosari merupakan organisasi pembinaan mahasiswa Katolik asal Keuskupan Larantuka yang kuliah di wilayah Kupang dan sekitarnya. Dengan tiga pilar utama: Kristianitas, Fraternitas, dan Intelektualitas, API Reinha Rosari telah melewati pelbagai dinamika zaman namun tetap eksis sebagai ruang pembentukan spiritual sekaligus kaderisasi sosial.
K3SL menjadi bukti bagaimana organisasi ini tidak hanya hidup di ruang ibadat, tetapi juga hadir dalam kehidupan nyata umat, mendengar suara petani, berdialog dengan nelayan, dan menanam harapan bersama masyarakat.
Desa Bean pun kini bersiap menyambut mereka. Di antara gemuruh ombak dan tanah yang gersang, kemah kerja ini akan menjadi ruang di mana firman Tuhan dipadukan dengan semangat pemberdayaan dan ekologi. Bukan hanya latihan kepemimpinan, tapi juga latihan mencintai Lewotana secara konkret.*/Ola Klemens/Laurens Leba Tukan
Komentar